PWMU.CO – Kader, perkaderan, dan kaderisasi disampaikan oleh Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan Fathurrahim Syuhadi MM di Aula Masjid Asy-Syifa’ RS Muhammadiyah Lamongan, Kamis (14/3/2024).
Dalam acara Baitul Arqam Karyawan Rumah Sakit (RS) Muhammadiyah Lamongan yang diikuti 53 karyawan baru selama dua hari satu malam (14-15/3/2024), Fathurrahim Syuhadi diawal mengutip Firman Allah Qs Ali Imron ayat 104
وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
“Dan hendaklah diantara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari yang munkar.”
Menurut Rohim sapaan akrabnya misi utama Muhammadiyah adalah menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenarnya.
Untuk merealisasikan gagasan tersebut, katanya, Muhammadiyah melaksanakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar dan tajdid yang diwujudkan dalam usaha-usaha disegala bidang kehidupan. Usaha Muhammadiyah terebut salah satunya adalah dalam bentuk Amal Usaha Kesehatan (AUMKes)
Kader, perkaderan, dan kaderisasi menurut Kontributor PWMU.CO ini adalah istilah-istilah yang sangat akrab di Muhammadiyah. Ketiga istilah ini menjadi bagian penting di Muhammadiyah ketika membicarakan tentang keberlanjutan dan peneguhan misi ideologis Persyarikatan sebagai gerakan dakwah.
“Kader dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah seseorang yang diharapkan memegang peranan penting dalam suatu kelompok,” ujarnya.
Sementara Kader Muhammadiyah adalah tenaga inti penggerak persyarikatan yang memiliki totalitas jiwa, sikap, pemikiran, wawasan, kepribadian, dan keahlian sebagai pelaku atau subyek dakwah Muhammadiyah di segala lapangan kehidupan.
Kemudian Perkaderan menurut Rohim, proses untuk mendidik seseorang menjadi kader atau orang yang diharapkan akan memegang peran penting dalam suatu organisasi.
“Sementara kaderisasi merupakan usaha pembentukan seorang kader secara terstruktur dalam organisasi yang biasanya mengikuti suatu silabus tertentu,” ujar ketua Kwartir Wilayah Hizbul Wathan Jatim ini.
Dia menuturkan, fungsi Kaderisasi untuk mempersiapkan calon-calon (embrio atau regenerasi) yang siap melanjutkan tongkat estafet perjuangan sebuah organisasi. Oleh karena itu, tekannya, perkaderan di lingkungan amal usaha Muhammadiyah harus dilaksanakan secara intensif dan menjadi budaya organisasi. (*)
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan. Editor Ichwan Arif.