Empat Hikmah Bulan Ramadhan; Oleh Dr Muhammad Sholihin Fanani M PSDM, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur.
PWMU.CO – Ramadhan tahun ini merupakan Ramadhan yang sangat istimewa bagi umat Islam, khususnya di Indonesia, karena baru saja selesai menyelenggarakan Pemilu 2024.
Tentu hal ini merupakan momentum yang sangat penting bagi umat Islam untuk menata kembali kehidupan sosialnya (habluminannas) dan hubungan dengan Allah (habluminallah) yang mungkin dalam pemilu kemarin ada hal-hal yang kurang baik dengan sesama umat Islam.
Di bulan Ramadhan inilah momentum yang sangat positif untuk muhasabah diri (mengoreksi diri) kita masing-masing.
Menurut Rasyid Ridha, ada empat hikmah yang bisa kita jadikan pelajaran penting di bulan Ramadhan.
Pertama bulan Ramadhan mengandung hikmah tarbiyatul iradah (mendidik keinginan).
Setiap manusia memiliki kebutuhan dan keinginan yang tidak terbatas bahkan ada yang cenderung melampaui batas.
Oleh karena itu di bulan Ramadhan inilah waktu yang tepat untuk mengendalikan keinginan-keinginan tersebut.
Seperti keinginan makan minum yang harus dibatasi, keinginan untuk menuruti hawa nafsunya juga harus dikendalikan. Keinginan untuk bermalas-malasan dalam beribadah juga harus dikendalikan.
Semua itu harus diganti dengan keinginan-keinginan yang positif yang sesuai dengan perintah Allah dan Rasul-nya.
Jalan Malaikat
Kedua adalah thariqatul Malaikat (jalannya Malaikat). Di dalam bulan Ramadhan umat Islam seperti sedang menempuh jalan hidupnya para malaikat. Di mana malaikat itu selama hidupnya hanya beribadah kepada Allah SWT, hanya memuji dan mengagungkan Allah SWT. Dan malaikat juga tidak memiliki hawa nafsu seperti manusia.
Oleh karena itu bulan Ramadhan itu seakan-akan umat Islam dijadikan sebagai malaikat oleh Allah selama satu bulan penuh yang diperintahkan untuk memaksimalkan ibadahnya dan mengendalikan hawa nafsunya.
Ketiga, tarbiyatul Ilahiyat (pendidikan ketuhanan). Di bulan Ramadhan umat Islam diberikan pelajaran tentang masalah-masalah ketuhanan. Di mana-mana diadakan ceramah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Bahkan di kantor-kantor pun juga diadakan ceramah. Di RT, RW, kelurahan, kecamatan, bahkan sampai di kantor-kantor pemerintah selama bulan Ramadhan juga diadakan ceramah. Sehingga orang semakin dekat dengan Allah SWT.
Keempat, tazkiatun nafs (membersihkan jiwa).
Dalam kehidupan selama satu tahun umat Islam telah melakukan berbagai aktivitas. Tentu mengalami berbagai macam situasi dan kondisi yang semuanya itu berawal dari jiwa manusia. Mungkin juga manusia pernah melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT.
Oleh karena itulah di bulan Ramadhan adalah bulan yang tepat untuk bertobat dan membersihkan diri dari segala dosanya. Di mana Allah SWT juga menjamin akan diberikan ampunan yang sebanyak-banyaknya bagi mereka yang mau bertobat menyesali kesalahannya.
Menurut Al-Ghazali, hati manusia itu ibaratnya seperti bak mandi, jika dibiarkan begitu saja, maka akan menjadi kotor dan keruh. Oleh karena itu harus dibersihkan. Maka bulan Ramadhan inilah waktu yang tepat untuk membersihkan hati manusia.
Mudah-mudahan di bulan Ramadhan tahun ini kita bisa mengambil hikmahnya dengan sebaik-baiknya. Wallahu a’lam bishawab. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni