PWMU.CO – Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya menurut Muhammadiyah disampaikan Ketua Badan Pengurus Harian (BPH) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) Prof Achmad Jainuri MA.
Dia menyampaikan dalam Pada acara Kajian Ramadhan 1445 PWM Jatim bertema Menunaikan Amanat Kepemimpinan di Aula Ahmad Dahlan Umsida, Sabtu (16/3/2024) sore.
Mengawali kajian, Achmad Jainuri mengatakan yang hadir di sini diajak dalam rangka membangun masyarakat yang sesuai jati diri gerakan Muhammadiyah yaitu membangun masyarakat.
“Bentuk masyarakat yang dibangun adalah seperti yang ditegaskan dalam tujuan Muhammadiyah yaitu menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya,” ujarnya.
“Apa maksud dari masyarakat Islam yang sebenar-benarnya?” tanyanya.
Menurutnya, masyarakat Islam yang sebenar-benarnya adalah sebuah masyarakat yang ditandai oleh tingkat kedewasaan anggota masyarakat, dan kedewasaan itu ditandai pengetahuan pendidikan yang dimiliki. Itu adalah indikasi masyarakat yang ingin dibangun oleh masyarakat.
Selain itu, kata Prof Jainuri, masyarakat yang diinginkan adalah masyarakat yang mengamalkan nilai, moral, etika, dan agama seperti masalah amanah, kejujuran, dan komitmen kebenaran, menepati janji, dan lainnya.
“Selain itu juga masyarakat yang memiliki komitmen untuk melaksanakan nilai etika moral dan sosial, bekerja keras dan disiplin, itu semua insyaallah kita miliki dan kita kembangkan,” tambahnya.
Kemudian pertanyaan yang kedua, “Apakah Muhammadiyah sudah mencapai tujuan itu? Inilah persoalannya,” katanya.
Mantan Wakil Ketua PWM Jatim ini mengajak untuk melihat hari-hari terakhir ini yang marak terjadi masalah kejujuran dan kebenaran.
“Ada sebuah penelitian pada akhir ini yang dilansir oleh beberapa media nasional yang mengukur bahwa ternyata uang itu bisa mempengaruhi tingkat kejujuran seseorang,” katanya.
Penelitian ini, lanjut dia, sebenarnya sudah digunakan sejak tahun 2002 dan terus berlangsung pada bulan Februari 2019 seperti yang dilansir di media nasional.
Penelitian, kata Prof Jainuri dilakukan dengan menyebarkan dompet yang berisi uang (kartu identitas, daftar belanja dan lainnya) di beberapa tempat. Penelitian ini sebenarnya dilakukan di 40 negara termasuk Indonesia.
“Dari hasil penelitian itu yang terjadi adalah Indonesia berada di nomor 33 dari 40 negara,” tuturnya.
“Ini adalah tugas kita yang pada hari ini dikumpulkan dalam rangka untuk kembali pada ideologi yang sesungguhnya yaitu dalam rangka menciptakan tatanan masyarakat yang baik,” ujarnya.
“Ulama dulu mengatakan bentuk masyarakat yang bagaimanapun akan berpengaruh pada asal usul pemimpin atau pejabat,” ujarnya.
Jadi, kata Prof Jainuri, kalau masyarakatnya baik innsyaAllah pemimpin yang tercipta di masyarakat itu akan baik. (*)
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Editor Mohammad Nurfatoni