PWMU.CO – Stan keluarga Nadjib Hamid membangkitkan kenangan peserta terhadap almarhum, Sabtu (16/3/2024).
Keluarga Nadjib Hamid membuka stan bazar buku saat Kajian Ramadhan 1445 PWM Jatim. Istri almarhum Najib Hamid, Luluk Humaidah SPdI, langsung yang turun tangan. Stannya mampu mengundang perhatian peserta yang hadir sejak pagi hingga malam itu.
“Alhamdulillah bawa 12 kardus buku sisa 7 kardus dan buku terlaris buku karya Nur Cholis Huda,” ungkap Luluk.
Di sela menjaga stan, ibu tiga anak ini menceritakan motivasinya hadir dan membuka stan tersebut. Pertama, bisa bersilaturahmi dengan saudara-saudara se-Jatim yang hanya bertemu setahun sekali.
“Kedua, menambah wawasan keagamaan karena buku adalah jendela dunia. Ketiga, yang tak kalah penting, selain berjualan bisa ikutan ngaji juga,” terangnya.
Pada kajian ini, dia menggelar stan di dua tempat. Pertama, di halaman Umsida, berdampingan dengan tempat registrasi.
Kedua, di depan Aula Ahmad Dahlan lantai 5 Gedung Kuliah Bersama (GKB) 2 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida). Aula itu tempat berlangsungnya Kajian Ramadhan.
Luluk tak sendirian menjaga stan sebab ia sendiri bagian dari peserta kajian dari Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kota Surabaya. Ia dibantu empat anak asuh dan putra ketiganya, Aulia Azmi ikut menemaninya jualan.
Nadjib Hamid wafat 9 April 2021 meninggalkan tiga anak. Yakni Muhammad Ulun Nuha SIKom, Aunillah Ahmad BHSc, dan Aulia Azmi.
“Dari ketiga anak, semua ingin mengikuti jejak ayahnya. Tentu dengan kemampuan masing-masing,” terang Luluk.
Untuk keaktifan di organisasi, Luluk menerangkan, anak pertamanya aktif di Majelis Pustaka Informasi dan Digitalisasi (MPID) PWM Jatim. “Kebetulan jadi pegawai di Umsida jadi ikut menyiapkan acara,” imbuhnya.
Anak keduanya menjadi Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Malaysia dan Wakil Sekretaris Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia. “Masih studi S2 di Malaysia jadi absen ikut,” terangnya.
Mengenang Nadjib Hamid
Beberapa pengunjung mendekati stan tersebut. Selain karena lokasinya strategis, ada juga yang karena tahu stan ini milik keluarga Nadjib Hamid yang pernah menjabat Wakil Ketua PWM Jatim.
Roziq Zainuddin, pengunjung asal Pasuruan, sengaja beli buku untuk oleh-oleh. Dia tahu stan ini milik keluarga Nadjib Hamid.
“Sesama orang asli Paciran, saya tahu Bapak Najib adalah panutan Muhammadiyah. Dia sangat gigih dan santun dalam dakwahnya. Saya mampir ke sini juga berniat mengenangnya,” terang pria asli Sendangduwur Paciran ini.
Sementara itu, Wakil Ketua PDM Lamongan Fathurrahim Syuhadi, juga mampir di stan ini. Dia mengaku sempat berbincang dengan anak dan istri Nadjib Hamid.
“Nadjib Hamid adalah sosok kader tulen yang berangkat dari bawah. Sosok kader yang kaya akan pengalaman dan kepahitan dalam pergerakan,” tutur pria kelahiran Payaman Solokuro ini.
Rohim, sapaan akrabnya, juga menilai, “Ia menginspirasi para kader yang pernah bersentuhan dengan beliau. Ia sangat telaten dalam membina kader dan memberikan motivasi untuk berorganisasi.”
“Nadjib Hamid juga seorang mubaligh yang dakwahnya lintas golongan. Ia dekat juga dengan tokoh-tokoh lintas agama. Pergaulannya luas dan cukup disegani. Ia sangat humble,” kenangnya.
Sebagai jurnalis PWMU.CO, Rohim menilai, Nadjib Hamid seorang jurnalis yang sangat matang. “Tulisannya menyebar di berbagai media. Buku yang ditulis cukup banyak. Ia juga menjadi editor berbagai buku tokoh,” ungkapnya. (*)
Penulis Gondo Waloyo Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni