PWMU.CO – Orang Lamongan dan Mobil Avanza, guyon Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Dr Abdul Mu’ti MEd.
Bukan Abdul Mu’ti kalau tidak bisa bikin peserta kajian terpingkal. Termasuk dalam kajian Ramadhan 1445 PWM Jatim di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Sabtu (16/3/24).
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah itu membuat sesi kajian siang hari yang berpotensi ngantuk berubah gayeng dan semarak.
Di awal, Abdul Mu’ti berseloroh terkait gedung At-Taawun Tower Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya yang baru diresmikan bulan Maret.
“Kalau Surabaya sudah punya gedung 23 lantai ya Pak Rektor (Dr dr Sukadiono)? Maka mungkin bisa disusul yang lain, 32 lantai misalnya. Cuma di mana yang bisa mengizinkan 32 lantai. Saya kira Umsida bisa? Belum ya Pak? Oh, deket bandara. Apa tidak bisa kita pindahkan bandaranya, Pak?” candanya disambut tawa hadirin.
Abdul Mu’ti kemudian berseloroh soal bondo nekat (bonek). “Saya kira pada hal-hal tertentu kita bolehlah bonek, dan tidak selalu milik Persebaya lah, Muhammadiyah dalam hal-hal tertentu juga boleh bonek,” ungkapnya.
Atau dicari di daerah mana gitu, yang kira-kira boleh 32 lantai. “Mana kira-kira Jawa Timur bisa 32 lantai itu? Mana MasTahmid (Wakil Ketua PWM Jatim, Tahmid Masyhudi–Red)? Lamongan,” kata Abdul Mu’ti.
Orang Lamongan dan Mobil Avanza
Sejurus kemudian Ketua Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah 2002-2006 itu bertanya pada Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan Drs H Shodikin MPd, yang tengah berada di deretan tempat duduk peserta kajian Ramadhan.
“Lamongan bisa ya Pak Shodikin (Ketua PDM Lamongan), ya? Bisa. Saya kira Lamongan itu menguasai Malaysia bisa kok,” ujarnya disambut tepuk tangan.
Lamongan itu, sambungnya, ke mana-mana keliling dunia ketemunya Lamongan saja itu. “Sampai saya ke London itu ketemunya juga orang Lamongan itu. Sampai ketua PCIM Australia juga orang Lamongan,” jelasnya.
Jadi kira-kira orang Lamongan itu seperti produk tertentu, yang dimana-mana dia itu ada. “Boleh sebut merk ya Pak Biyanto, ya? Itu seperti mobil Avanza,” ungkapnya disambut gerr.
Abdul Mu’ti mengatakan, jika mobil Avanza mobil juara dan tidak bisa dikalahkan. “Karena begitu kita salip, ngarepe ono meneh (depannya ada lagi), tak salip ono meneh. Nah, begitulah orang Lamongan itu, ke mana-mana ada. Ketemu Prof Syafiq, Prof Jainuri, Prof Biyanto, Pak Sholihin, Lamongan kabeh,” candanya.
Guru besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu kemudian bertanya lagi tentang gedung 32 lantai.
“Pak Shodikin kalau saya tantang 32 lantai saya kira bisa, Pak. Atau kalau perlu kita bikin gedung Muhammadiyah di bawah laut, misalnya. Itu belum ada di bawah laut itu,” selorohnya yang disambut senyum hadirin. (*)
Penulis Darul Setiawan.