PWMU.CO – Isi Ramadhan, Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) Plumbungan Sukodono Sidoarjo mengadakan Kajian Thaharah di Masjid Qolbun Salim, Ahad (17/3/2024).
Pemateri Kajian Dosen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) Jurusan PAI Dr Anita Puji Astutik MPdI mengatakan thaharah, syarat sah shalat. Diterima atau tidaknya shalat, bergantung pada kesempurnaan dalam bersuci yang dijelaskan dalam Surat al-Maidah ayat 6.
Dia menjelaskan tentang thaharah, proses bersuci dari hadats dan najis. Bersuci dari hadats adalah bersuci dari hadats kecil dan hadats besar, yakni keadaan suci setelah berwudhu, tayammum, atau mandi wajib
“Persoalan krusial dalam wudlu, tayamum dan shalat yang pertama adalah melafazkan niat berwudhu (dalam hati) dan mengucapkan Basmallah,” katanya.
Kedua, lanjutnya, membasuh anggota wudhu kanan kiri secara bergantian. Ketiga, cuci kedua telapak tangannya 3 kali, kemudian berkumur-kumur dan menaikkan air ke hidung dan menghembuskannya. Keempat, cuci muka 3 kali.
Kelima, cuci tangan kanan sampai siku 3 kali, kemudian yang kiri seperti yang demikian. Keenam, kemudian usap kepalanya. Ketujuh, membaca rukuk dan sujud dengan wabihamdi di akhir kata. Bacaan shalawat, petunjuk isyarat jari telunjuk dan bacaan maupun gerakan salam.
“Basuh kepala, basuh kaki. Boleh ambil yang wajib saja, jika darurat,” tambahnya,
Untuk tayamum, lanjutnya, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sebenarnya cukup kamu melakukan begini.” Beliau lalu memukulkan telapak tangannya ke tanah dan meniupnya, lalu mengusapkannya ke muka dan kedua telapak tangannya.“ (HR al-Bukhari: 326)
Atau, Sesungguhnya engkau cukup dengan kedua belah tanganmu begini. Lalu Beliau menepuk tanah sekali kemudian mengusapkan telapak tangan kirinya atas telapak tangan kanannya, dan punggung kedua telapak tangan dan wajahnya. (HR Muslim: 552)
“Dijelaskan pula cuci tangan dan berwudhu dahulu sebelum mandi besar. Tanpa sabun atau shampo, setelah air rata, baru boleh menggunakan kedua bahan pencuci tersebut,” katanya.
Wanita ketika masuk masjid jika tidak berada dalam barisan shalat, kita bisa menjaga kebersihan diri. Apalagi saat ini banyak cara yang bisa dimanfaatkan agar saat wanita haid tetap bisa ke masjid asal kebersihan sekitar terjaga. (*)
Penulis Dian R Agustina. Editor Ichwan Arif.