PWMU.CO – Cerianya Ramadhanku dengan buka bersama (bukber) dan shalat Tarawih adalah salah satu kegiatan yang diadakan TK Aisyiyah 36 Perumahan Pongangan Indah (PPI) Gresik pada Pondok Ramadhan bertema Cerianya Ramadhanku, Selasa (19/3/2024).
Siswa yang biasanya masuk pagi, sore itu pukul 15.00 WIB terlihat satu persatu mulai berdatangan ke sekolah. Sambil menunggu bel berbunyi, mereka bermain permainan yang ada di halaman sekolah. Ayunan, perosotan, berlarian dengan teman, dan lain sebagainya.
Tak terlihat muka lemas karena berpuasa. Memang, sebagian besar dari mereka baru belajar puasa. Puasa mereka puasa lanjutan. Ada yang pulang sekolah makan, lalu melanjutkan puasa lagi. Ada yang puasa beduk, adzan Dhuhur berbunyi, buka, kemudian melanjutkan lagi. Beberapa anak ada yang sudah puasa sampai Magrib.
“Alhamdulillah anak-anak sangat antusias untuk kegiatan bukber dan shalat Tarawih yang dilaksanakan tahun kedua ini,” ucap Rehayuni SAg, Kepala TK Aisyiyah 36 PPI.
Kegiatan ini, lanjutnya, selain bertujuan sebagai pengenalan sekaligus pembelajaran berbuka puasa dan shalat Tarawih juga melatih ketertiban dalam menjalankan ibadah shalat.
Hampir 95 persen para siswa hadir. “Berbuka puasa dan shalat Tarawih bersama teman-teman tanpa keluarga adalah pengalaman pertama yang mengasyikkan bagi mereka,” ujarnya.
Saat bel berbunyi pukul 16.00 WIB, anak-anak masuk ke kelasnya masing-masing. Di kelas, ustadzah mengawali dengan doa-doa sebelum belajar dan murajaah, cerita seputar Ramadhan, mengerjakan majalah Ramadhan bulan mulia dan bermain.
Di sela mereka bermain, ustazah menyiapkan takjil untuk berbuka puasa: kurma, kue basah spiku, teh, dan air putih.
Mendekati Magrib anak-anak duduk berhadap-hadapan. Di depan mereka tersedia takjil yang siap untuk dimakan saat azan berkumandang. Azan pun terdengar, anak-anak mulai memakan hidangan takjil.
Setelah makan takjil, anak-anak berwudhu dan berkumpul di aula depan kantor untuk melakukan shalat Magrib berjamaah. Selesai shalat, anak-anak kembali ke kelas masing-masing untuk makan kembali.
“Sajadah dan sarungnya tetap diletakkan di sini saja,” kata Muhammad Zainul Arif SPd, yang menjadi imam shalat Magrib dan Tarawih.
Betapa gembira anak-anak saat waktu makan datang. Kembali duduk berjajar, adapula di kelas lain yang duduk melingkar, kemudian menikmati nasi ayam crispy yang sudah disiapkan untuk mereka.
Selesai menikmati makan malam, anak-anak kembali berkumpul untuk shalat Isya dan Tarawih.
Di awal shalat, anak-anak sangat bersemangat, sampai-samapai saat menjawab Aamiin mereka berteriak. Ustaz Arif-panggilan imam-meminta untuk dipelankan. “Ayo anak-anak,.. kalau menjawab Aamiin tidak usah teriak..ayo kita coba dulu, Waladdollin..Aamiin,” pintanya kepada anak-anak sebelum melanjutkan shalat Tarawih. Jawaban Aamiin di shalat berikutnya pun lebih tenang.
Anak-anak melakukan shalat dengan gembira. Saat ada yang sudah terlihat lelah, ustazah menyemangati. Sambil melihat teman-teman di sekililingnya berdiri kembali untuk shalat, akhirnya ia pun ikut berdiri.
Pukul 19.45 WIB, beberapa orangtua sudah terlihat berkumpul di depan pintu gerbang TK yang terletak di jalan Sawit nomor 4 PPI Gresik ini. Mereka sempat menyaksikan anak-anak melakukan shalat berjamaah.
Selesai sudah acara malam hari itu, Buka Puasa dan Shalat Tarawih Bersama. Anak-anak pulang dengan membawa cerita masing-masing kepada orangtua mereka tentang pengalamannya hari itu.
Seperti Janeetra Kandis Elnowra, siswa kelompok A, Designer Group. Ia menceritakan kalau malam itu ia senang sekali. Shalatnya juga banyak.
“Emang ada berapa rakaat?, “ tanya Ina Fardiyahti, ibundanya.
“Ada tiga puluh,” jawab Kandis.
Sambil tersenyum, ibundanya menceritakan kepada PWMU.CO saat ditemui, Kamis (21/3/2024).
Ustadz Arif, juga merasa senang menjadi imam pada hari itu. “Waduh, seneng banget, ternyata menemani mereka harus dengan kesabaran dan instruksi yang bisa mereka pahami,” ucap guru SDMM ini.
Ia tidak membayangkan bagaimana jika seharian menemani anak-anak belajar. “Ternyata jadi guru di TK butuh kemampuan yang luar biasa,” ujarnya. (*)
Penulis Anik Mas’ud Editor Mohammad Nurfatoni