PWMU.CO – Kalau ingin kaya jadilah orang Muhammadiyah adalah pernyataan yang dikemukakan oleh Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Prof Dr Thohir Luth MA.
Dia menyampaikan pernyataan itu dalam Baitul Arqam yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Pandaan di SMK Muhammadiyah 1 Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Jumat (22/3/2024).
Di forum itu Prof Thohir Luth menyampaikan materi Penguatan Ideologi Muhammadiyah. “Dengan bermuhammadiyah maka kita akan menjadi orang yang kaya. Bagaimana tidak? Karena orang-orang yang berjuang di Muhammadiyah memberikan segenap kemampuan, jiwa, dan harta-bendanya untuk berdakwah di Muhammadiyah,” jelasnya.
Menurut dia, artinya mereka, orang-orang Muhammadiyah itu, berhasil menanam saham material dan mengonversi menjadi spritual.
“Itu hal yang luar biasa, karena yang kita konversikan itu bermanfaat untuk keberlangsungan Muhammadiyah dan generasi kita yang akan datang. Dan itulah amal jariah yang menjadikan kita kaya. Maka kalau ingin kaya jadilah (orang) Muhammadiyah. Dan sesungguhnya kekayaan itu terletak di hati dan spiritual,” jelasnya.
Maka, kata Thohir Luth, kalau ada pimpinan dan pegawai Muhammadiyah yang tidak aktif berarti tidak mau diajak kaya. Pernyataan itu pun disambut tawa oleh peserta.
Tiga Syarat
Pria kelahiran Flores ini melanjutkan materi tentang bagaimana mewujudkan tujuan Muhammadiyah seperti yang terdapat dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah Bab III Pasal 6, yaitu menjadi masyarakat Islam yang sebener-benarnya. Menurutnya untuk mewujudkan itu membutuhkan tiga syarat.
Pertama, hijrah dan berjihad sesudah beriman sebagaimana ditegaskan Surat at-Taubah ayat 20 Allah berfirman:
الَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللَّهِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَائِزُون
“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.”
Dia menjelaskan, Allah memakai kata a’dham dalam ayat itu bukan adhim karena Allah akan mengangkat derajat kita yang sangat tinggi di sisi Allah apabila kita mau berhijar dan berjihad di jalan Allah.
Kedua, istikamah. Thohir Luth mengatakan, hijrah dan jihad yang dilakukan dengan beriman kepada Allah akan tidak bernilai apabila tidak dibarengi dengan istikamah, yakni bersungguh-sungguh dalam perjuangan kita.
Dia lalu mengutip firman Allah dalam Surat an-Nisa’ ayat 100:
وَمَنْ يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الْأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً ۚ وَمَنْ يَخْرُجْ مِنْ بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمً
“Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Dia menegaskan, Muhammadiyah yang sudah berumur 111 tahun dan mempunyai segala amal usaha adalah salah satu bentuk keistikamahan para pribadinya untuk berhijrah dan berjihad di jalan Allah.
Ketiga, ikhlas. “Sesudah kita berhijrah, jihad dalam iman serta istikamah, maka kita harus ikhlas niat semata-mata karena Allah. “KH Ahmad Dahlan pernah diganti sebagai khatib di Gedhe Kraton Yogyakarta pada waktu itu, tapi beliau mengatakan alhamdulillah. Padahal beliaulah yang menanamkan dan mengawali menanamkan akidah tauhid yang benar pada masyarakat pada waktu itu. Dengan berjalannya waktu, akhirnya beliau dipercaya kembali menjadi khatib. Ini adalah bukti dari keikhlasan,” ungkap Guru Besar Universitas Brawijaya itu.
Sebagai kesimpulan, Thhir Luth mengatakan, “Mari kita bermuhammadiyah dengan hijrah, jihad, dan istikamah sesudah beriman.”
Selaian Thohir Luth, kegiatan yang merupakan kolaborasi antara Majelis Tabligh dengan Majelis Pendidikan Kader dan Sumbar Daya Insani PCM Pandaan ini menghadirkan Prof Dr Khozin MSi (Ketua majelis Dikdasmen dan PNF PWM Jatim), H Achmad Samsoni SAg MPd (Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Pasuruan) ,dan Dr Abu Nashir MAg (Ketua PDM Kota Pasuruan). (*)
Penulis Luqman Wahyudi Editor Mohammad Nurfatoni