PWMU.CO – Anak SD Muhammadiyah 2 Bojonegoro belajar merawat jenazah dalam Darul Arqam yang berlangsung di kampus 2 Desa Sumodikaran, Sabtu (23/3/2024).
Sebanyak 112 siswa kelas V SD Mudabo, sebutan sekolah ini, mengikuti Darul Arqam selama dua hari.
Di hari kedua Sabtu pukul 08.30 siswa berkumpul melihat tayangan Tata Cara Merawat Jenazah menurut Majelis Tarjih PP Muhammadiyah.
Setelah itu guru SD Mudabo Ustadzah Kiki memandu praktik urutan cara memandikan jenazah sesuai dengan tayangan tadi.
Siswa SD Mudabo sangat antusias memperhatikan urutannya. Setelah mendapatkan informasi dengan lengkap, siswa kelas V yang dibagi beberapa kelompok mempraktikkan tata cara memandikan jenazah.
Mereka memakai boneka sebagai jenazah untuk praktik.
Bagaimana urutan yang tepat? Pertama, siapkan tempat meletakkan jenazah.
Kedua, siapkan air biasa, air bercampur daun bidara, sabun, dan air bercampur kapur barus.
Ketiga, meletakkan jenazah sebaiknya di tempat tertutup.
Keempat, kain penutup dibuka, bagian kemaluan ditutupi kain.
Kelima, mengeluarkan dan membersihkan kotoran jenazah dengan sedikit mengangkat badannya.
Keenam, menyiram air dimulai dari anggota badan wudhu dan bagian kanannya.
Ketujuh, memandikan dengan bilangan ganjil menggunakan air biasa, air bidara, dan air kapur.
Kedelapan, jika perempuan kepang rambut menjadi tiga lalu dikeringkan dengan handuk.
Kesembilan, jenazah laki-laki dimandikan oleh laki-laki dan jenazah perempuan dengan perempuan kecuali mahramnya.
Sepuluh, menutup jenazah dengan kain kemudian diangkat untuk dikafani.
Dari sisi sains, Ustadzah Nurul menjelaskan mengapa jenazah harus segera dimakamkan. Menurut dia, jika terlalu lama dibiarkan kondisi tubuh mayat akan membusuk karena terjadi penguraian oleh bakteri yang ada di dalam tubuh.
”Bagian tubuh manusia yang sudah meninggal dipengaruhi oleh lingkungan antara lain suhu, cuaca, dan kelembaban. Jika mayat di tempat yang panas akan cepat membusuk sehingga sering kita temui jika ada jenazah yang belum bisa dimakamkan segera dimasukkan ke dalam ruang dingin,” katanya.
Penulis Dian Yunita Sari Editor Sugeng Purwanto