PWMU.CO – Imajinasi Islam: 70 Tahun Prof Dr Komaruddin Hidayat dibedah oleh Maarif Institute dalam acara Tadarus Pemikiran Islam. Acara dihadiri oleh narasumber: Ahmad Gaus AF (editor buku) dan Dr Neng Dara Affiah (kontributor buku). Bertindak selaku moderator Moh. Shofan (Direktur Program Maarif Institute).
Buku setebal 692 halaman ini diterbitkan Kompas bekerja sama dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) dan didukung oleh Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), alumni UIN, Universitas Paramadina, dan sejumlah lembaga lain.
Imajinasi Islam merangkum 50 tulisan dari para akademisi kelas dunia dari berbagai universitas dalam dan luar negeri yang secara garis besar membedah pemikiran Komaruddin, tentang masa depan agama dan peradaban manusia.
Direktur Eksekutif Maarif Institute, Abd. Rohim Ghazali menyampaikan buku ini secara umum berisi tentang gagasan dan ide Prof Komaruddin Hidayat, serta kiprah dan karier intelektualnya sebagai mantan rektor dua universitas ternama: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII).
“Prof Komar adalah sosok intelektual yang mewarisi dua pemikir-pembaharu Islam Indonesia, yaitu Harun Nasution dan Nurcholish Madjid. Selain itu, Komar juga banyak dipengaruhi oleh Buya Hamka,” katanya.
“Ide, gagasan, dan pemikirannya telah mendapatkan pengakuan luas dari berbagai kalangan. Tentu saja, kami berharap mimpi dan imajinasi Islam yang diusung oleh Komar tentang peradaban Islam Indonesia agar dikenal oleh peradaban dunia, dan ini sudah diwujudkan dalam bentuk UIII dapat terealisasi dengan baik,” tambah Rohim.
Islam Solusi Kemanusiaan
Mengawali pemaparannya, Ahmad Gaus AF, selaku kurator dan editor menyampaikan bahwa buku ini tidak semata-mata menandai usia 70 tahun Prof Komar.
Menurutnya lebih dari sekadar itu, buku ini membincang tentang karier intelektual, kesaksian, dan gagasan-gagasan besar Komar tentang masa depan peradaban Islam. Meskipun pemikiran-pemikirannya tidak dapat dibatasi oleh sebuah buku. Para kontributor buku ini sekadar menyorot aspek-aspek yang mereka tangkap sebagai pemikiran penting Prof’ Komar.
“Kepakaran Komar dalam filsafat dan agama memberinya posisi yang unik dalam peta kecendekiawanan di Indonesia. Tradisi keilmuan pesantren yang berorientasi teologis dan etis dipegangnya dengan kokoh, dikawinkan dengan tradisi berpikir rasional dalam pendidikan filsafat Barat sehingga melahirkan sikap objektif dan kritis terhadap Islam Historis,” kata Gaus.
Sementara Neng Dara, kontributor buku ini, menjelaskan Komar adalah sosok yang sangat mencintai Islam. Ia menjadikan al-Qur’an sebagai teman dialognya dan rujukan hidupnya. Islam yang diyakini jadi solusi kemanusiaan, justru dunia Islam saat ini belum mampu menyelesaiakn problemnya sendiri.
“Hal ini bertentangan dengan yang diimajinasikan Mas Komar tentang misi keislaman yang dibawa dan dipesankan Nabi Muhammad sebagai penebar cahaya dan energi peradaban bagi semesta”, tegas Neng Dara.
Acara ini dihadiri 50 orang peserta yang terdiri dari mahasiswa, aktivis, dosen, dan masyarakat. (*)
Penulis Deni Murdiani Editor Mohammad Nurfatoni