PWMU.CO – Pildacil SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo (SMP Miosi) berlangsung di aula sekolah, Kamis (28/3/2024).
Salah satu peserta Pemilihan Dai Cilik (Pildacil) Queenza Safina Azzahra siswa kelas VIII B membahas soal korupsi.
”Indonesia saat ini memiliki Indeks Perspektif Korupsi (IPK) sebesar 34. Setara dengan Filipina, Sri Lanka, Malawi, dan Ekuador,” kata Queenza dengan pede di atas panggung.
Padahal, kata dia, Indonesia mayoritas muslim ternyata tingkat korupsi masih tinggi. Bandingkan dengan Denmark negara dengan tingkat korupsi rendah diikuti Singapura dan Skandinavia.
”Mereka bukan negara muslim, tetapi dapat menerapkan kejujuran,” jelasnya.
Dia menyatakan, ini pekerjaan rumah bagi umat muslim pentingnya kejujuran dalam memberantas korupsi dan membangun peradaban.
Kejujuran, menurut dia, bisa dimulai dari hal kecil. Dari ucapan yang tidak pernah berbohong.
Dia memberi ilustrasi CCTV. ”Untuk menjaga keamanan dan ketertiban suatu tempat dipasang tulisan: ruangan ini diawasi kamera CCTV. Ternyata ini efektif mencegah perbuatan tidak terpuji,” ujarnya.
Lalu dia mengajak menghilangkan kata ’kamera CCTV’ dan diganti tulisan ruangan ini diawasi oleh Allah swt.
Quennza mengajak merenungkan hubungan antara aspek religius dengan pencegahan perbuatan tercela.
Dia menyampaikan surat al-Ahzab ayat 70 yang artinya: wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar.
Queenza berpesan, bulan Ramadhan waktu yang tepat untuk kembali ke fitrah tentang kejujuran.
”Apakah ada yang tahu ketika siang hari kita minum dan pura-pura terus puasa? Allah Maha Mengetahui apa yang kita kerjakan. Kejujuran akan kembali kepada kita sebagai perisai yang menjadi pelindung kita dari kegiatan tercela, dengan kejujuran hidup akan lebih bermakna dan bermartabat,” katanya.
Dia mengingatkan, kejujuran akan berpeluang menjadi kegiatan berulang karena dipaksa untuk kembali tidak jujur untuk menutupi ketidakjujuran sebelumnya. Satu kebohongan melahirkan kebohongan yang lain.
Penulis Mahyuddin Syaifulloh Editor Sugeng Purwanto