PWMU.CO – Belajar Astronomi, 20 siswa dan guru pendamping SD Muhammadiyah 7 Surabaya bertemu dengan Klub Astronomi Galator, Jum’at (16/3/2024) lalu. Kegiatan berlangsung di Laboratorium Prodi Hukum Keluarga Islam Lantai 6 dan Rooftop Lantai 4 Gedung At-Tauhid Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya.
Topik yang dibahas adalah seberapa luas alam semesta kita, mengapa terjadi siang dan malam, mengapa bentuk bulan berubah-ubah, apa saja urutan tata surya kita dan bagaimana ia bekerja.
Selanjutnya topik adakah alat yang dapat membantu kita melihat indahnya matahari tanpa melukai mata kita dan bagaimana ia bekerja, adakah alat yang dapat membantu untuk melihat benda-benda langit dengan jelas dan bagaimana ia bekerja.
Acara diawali oleh sambutan Kepala Program Studi (Prodi) Hukum Keluarga Islam (HKI) Fakultas Agama Islam UM Surabaya Mohammad Ikhwanuddin SHi MHi. Dia menyampaikan harapan kepada peserta untuk dapat membawa ilmu sebanyak-banyaknya dari pengalaman belajar di luar kelas kali ini.
Materi pertama disampaikan Andi Sitti Mariyam SSi MSi, dosen mata kuliah Astronomi, Prodi Hukum Keluarga Islam. Dia memberikan gambaran kepada para peserta betapa kecilnya manusia dan betapa luasnya alam semesta yang kita tinggali ini.
“Bahwa Bumi, planet yang kita tinggali ini hanya sebuah butiran debu di antara planet, Bulan, Bintang, Matahari, Galaksi dan miliaran benda langit yang lain,” tuturnya.
Setelah mendapat gambaran bagaimana luasnya langit, para peserta diajak untuk memahami tentang bulan yang dibawakan oleh anggota Klub Astronomi Galator, Rayhan Ilman.
Dia menjelasan, Bulan berfungsi sebagai satelit alami milik Bumi yang mempengaruhi pasang surut air laut. Bulan bergerak mengelilingi Bumi dan Bumi bergerak mengelilingi Matahari. “Inilah yang menjadi penyebab mengapa bentuk bulan berubah-ubah atau biasa disebut dengan fase Bulan. Matahari bersinar terang setelah tersingkap dari gelapnya awan musim hujan.
Para peserta diajak ke tempat outdoor di lantai 4 Gedung At-Tauhid UM Surabaya. Bersama anggota Klub Astronomi Galator yang lain di antaranya sang ketua Imam Nur Efendy, Aqilatuz Zulfa, dan Rais Fijar Muhammadiyah.
Di sana para peserta mendapatkan sebuah kacamata yang fungsinya untuk melindungi mata saat melihat Matahari secara langsung. Kaca mata ini biasanya digunakan untuk melihat fenomena Gerhana Matahari.
Selanjutnya para peserta diajak untuk melihat Matahari menggunakan teleskop yang telah diberi filter matahari. Dengan alat ini, peserta bisa melihat benda-benda langit dengan lebih jelas dan lebih dekat. Alat ini biasa digunakan untuk melihat Hilal dalam penentuan awal bulan Ramadhan. (*)
Penulis Rayhan Ilman Editor Mohammad Nurfatoni