PWMU.CO – Rektor Umsida Dr Hidayatulloh MSi menghadiri Baitul Arqam dosen dan karyawan bertema Meningkatkan Kapasitas Pribadi yang Unggul di Institut Ahmad Dahlan (IAD) Probolinggo, Selasa (26/3/2024).
Peserta yang hadir merupakan dosen dan karyawan dari tiga perguruan tinggi yaitu Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Muhammadiyah Bangil, STIT Muhammadiyah Lumajang, dan tuan rumah IAD Probolinggo.
Di Baitul Arqam ini, Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) Hidayatulloh menekankan pada cerita keberhasilan tentang Umsida yang kini terakreditasi unggul.
Hidayatulloh mengatakan, “Allah akan memberikan energi baru kalau kita ini punya kesungguhan. Siapa pun yang bersungguh-sungguh di jalan Allah, kata Allah, ‘lanahdiannahum subulana’ pasti dan pasti akan aku berikan berbagai jalan kemudahan,” ujarnya.
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur itu lantas mengutip Surat al-Baqarah 148 yang artinya, “Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan.”
“Setiap umat akan condong pada suatu kelompok mereka dan lebih fokus pada kiblatnya sendiri. Kiblat itu kalau diterjemahkan dalam institusi sama dengan visi,” imbuhnya.
Hidayatulloh menceritakan dahulu Umsida adalah kampus yang sangat kecil, tidak ada yang percaya bahwa Umsida bisa berkembang dengan sangat cepat bahkan menjadi unggul.
Mimpi Besar Lainnya
Tetapi, sambung dia, Umsida memiliki mimpi yang sangat besar. Dan mimpi itu tertuangkan dalam visi Umsida menjadi perguruan tinggi unggul dan inovatif dalam pengembangan iptek berdasarkan nilai-nilai Islam untuk kesejahteraan masyarakat.
“Umsida memiliki lima tonggak capaian yang dimulai dari 2018 hingga 2038,” terangnya.
“Pada tahun 2018 sampai 2022 Umsida telah melakukan pembenahan tata kelola perguruan tinggi, good university governance. Kemudian tahun 2022 hingga 2026, Umsida bertekad untuk menjadi perguruan tinggi yang diakui secara nasional. Nah cara mendapatkan pengakuan secara nasional itu adalah dengan akreditasi unggul,” ujarnya.
Tetapi, lanjutnya, kami melihat bagaimana tim dosen karyawan di Umsida itu mampu bersama-sama melakukan percepatan sehingga tidak sampai 2026 kami mencapai akreditasi unggul itu.
“Akreditasi unggul ini sudah kami raih di awal tahun 2024, tepatnya 19 Maret lalu. Dengan begitu Umsida sudah hemat waktu dua tahun,” tegasnya diiringi tepuk tangan seluruh peserta. Hidayatulloh melanjutkan, “Apakah Umsida berhenti setelah mendapatkan akreditasi unggul?”
Dengan tegas ia menjawab pertanyaannya sendiri, “Tidak, bapak ibu. Umsida akan terus melakukan pembenahan dan percepatan berikutnya sehingga dapat meraih kompetisi secara nasional di tahun 2030.”
“Syukur-syukur kalau bisa mempercepat lagi sehingga sebelum 2030 kami sudah meraih national competitivenes dan seterusnya mencapai ASEAN networking dan ASEAN recognition sebelum tahun 2038,” imbuhnya.
Pertanyaannya, lanjut bapak tiga anak itu, “Apakah kita masing-masing fokus pada mimpi, pada kiblat itu?”
Hidayatulloh menegaskan bahwa untuk mencapai ASEAN recognition di tahun 2038 tentu bukan tugas yang mudah, namun membutuhkan kerja keras.
Karena itu, lanjutnya, “Lakukan tugas kita sebagai kebaikan. Lakukan kebaikan kita terus-menerus. Jangan melakukan kebaikan di kampus hanya musiman, lek wis akreditasi unggul terus nggak ngapa-ngapain, ndak boleh Bapak Ibu.”
Hidayatulloh menegaskan untuk melakukan kebaikan itu dengan versi terbaik kita. “Melakukan yang terbaik itu tidak boleh setengah-setengah, kita harus kerahkan semua kemampuan kita untuk menghasilkan yang terbaik. Karena Islam mendorong kita untuk menghasilkan yang terbaik,” ujarnya. (*)
Penulis Dian Rahma Santoso Editor Mohammad Nurfatoni