PWMU.CO – Belum tersentuh bantuan, relawan MDMC langsung menyasar Desa Diponggo dan Desa Sungaiteluk di ujung Pulau Bawean, Jumat (29/3/2024). Desa Sungaiteluk di Kecamatan Sangkapura sedangkan Desa Diponggo berlokasi di Kecamatan Tambak Bawean, Gresik.
Desa Sungaiteluk di Kecamatan Sangkapura sedangkan Desa Diponggo berlokasi di Kecamatan Tambak Bawean, Gresik.
Sebelum terjun ke desa terpencil itu, Anggota Bidang Manajemen Bencana Incident Commander System (ICS) Gempa Bawean Danny Sutedja mengajak briefing 20 relawan yang bertugas. Briefing berlangsung usai para relawan berbuka puasa bersama warga setempat dan shalat Tarawih di Masjid As Shalihin yang baru, Kamis (28/3/2024).
Masjid inilah posko pelayanan (posyan) bencana gempa Pulau Bawean Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMC) Gresik. Alamatnya di Jalan Umar Mas’ud Sangkapura Bawean, 50 meter sebelah selatan Hotel Miranda Bawean.
Pada pukul 21.30 WIB, Danny menjelaskan mulai dari lokasi bencana, dampak, hingga rancangan upaya untuk menindaklanjuti dampak gempa Bawean berkekuatan M5,9 dan M6,5 pada Jumat (22/3/2024) lalu.
Sebagai gambaran awal, Danny menguraikan, di Bawean terdapat 30 desa di 2 kecamatan. “Yakni 17 desa di
Kecamatan Sangkapura dan 13 desa di Kecamatan Tambak,” ujarnya.
“Yang terdampak di Kecamatan Sangkapura adalah Desa Suari dan Dekatagung. Sementara yang terdampak di Kecamatan Tambak adalah Desa Gelam,” lanjutnya.
Ia lalu menerangkan, gempa biasanya berdampak domino. Yakni mengakibatkan munculnya bencana yang lain seperti tsunami, banjir atau tanah longsor. Selain itu, sambungnya, juga bisa berdampak rekonstruksi di mana merusak fasilitas umum dan menyebabkan korban jiwa atau orang mengungsi.
Psikososial dan Medis
Danny mengungkap, “Gempa yang di Bawean ini berdampak ke rekonstruksi dan orang. Orang ini sebenarnya belum ditemukan korban jiwa ya tapi orang pada mengungsi, tidak berani tidur di dalam rumahnya. Warga memang butuh bantuan psikososial.”
Karena itu, ada tiga klaster yang didirikan. Yakni pos, pikososial dengan koordinator Ika Famila Sari MPsi Psikolog, dan Disaster Management Center (DMC).
“Bu Iin PSC Kabupaten Gresik meminta MDMC untuk membantu di Diponggo, terutama klaster psikososial,” ujar Danny.
Sementara relawan yang bertugas di Pos Aju Muhammad Sesar Ferdianto menyampaikan, di sana butuh bantuan medis selain psikososial. “Terutama nakes dulu. Psikososial bisa menyusul. Lansia, ibu hamil, dan balita belum tersentuh kesehatan,” terangnya.
“Perlu tahu peta di Ponggo seperti apa. Rata-rata semua desa sudah tersentuh dari Dinkes. Dinkes mengirim delegasinya di tiap desa ada dua nakes. Teluk dan Diponggo belum tersentuh sama sekali,” ungkapnya.
Setelah itu, sekitar pukul 21.50 WIB, tim relawan mendiskusikan kebutuhan apa saja yang perlu dibawa dan disiapkan untuk di daerah pesisir bagian barat itu. Setengah jam kemudian, mereka memutuskan, tim relawan akan terbagi menjadi dua kloter dan tidak menetap di sana.
Danny menyimpulkan, “Mengingat di Diponggo ada sekitar seribu penduduk, jadi di Diponggo ada 1 dokter, 2 perawat dan 5 relawan psikososial.”
Adapun di dusun Teluk Desa Sungaiteluk ada 2 perawat dan 5 psikososial. “Yang ke Diponggo itu berangkat jam 08.00 dan balik ke posyan di SD Muhammadiyah 1 Bawean Gresik jam 15.00 WIB,” imbuhnya. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni