Merenung dalam Iktikaf

Merenung dalam Iktikaf
Suparlan

PWMU.CO – Merenung dalam iktikaf menjadi topik penceramah Suparlan dalam kuliah Subuh di Masjid Ruqoyah Tawang Sumberbendo Pare Kediri, Kamis (28/3/2024).

Suparlan menjelaskan, iktikaf adalah kegiatan hati di masjid. Ketika iktikaf hati kita menyepi, menyendiri, fokus dan konsentrasi, khusyuk mohon ampun kepada Allah Sang Maha Pengampun.

 ”Kita tinggalkan hiruk pikuk kegiatan duniawi. Ketika sering dikejar-kejar target, diburu waktu, cemas rencana gagal dan seterusnya. Maka dengan iktikaf semua itu dilupakan, berkonsentrasi ke dalam diri pribadi, batin kita fokus pada evaluasi diri, beristighfar mohon ampunan. Itulah ucapan yang membasahi bibir,” ujar Ketua Dewan Pimpinan Takmir Masjid Ruqoyah ini.

 Ibarat kendaraan, sambung dia, setelah berlari kencang dan jauh, maka butuh istirahat dan mesin didinginkan. Kita singgah ke terminal atau ke tempat istirahat, atau rest area ketika di jalan tol.

”Setelah mesin didinginkan dan sopir istirahat, insyaallah kendaraan bisa berlari lebih kencang, bisa lebih produktif,” katanya.

Dalam iktikaf kita merenung, alangkah banyak yang sudah kita peroleh dari Allah, betapa mahal harga tubuh kita yang sehat, udara yang gratis dan rezeki yang berkecukupan, anak, istri, suami, dan saudara- saudara seiman, bisa hidup guyub rukun,  tetapi apa yang sudah kita lakukan sebagai rasa syukur?

Dalam iktikaf kita merenung, alangkah banyak kesalahan besar dan kecil yang telah kita lakukan, tetapi betapa sedikit hati kita beristighfar, mohon ampun.

Merenung dalam iktikaf adalah berdiam di masjid untuk berdzikir mengucapkan takbir Allahu akbar, untuk menghilangkan takabur, mengucapkan tahmid alhamdulillahirabbil aalamiin, memuji Allah, untuk menghilangkan gila pujian, bertasbih, subhanallah mengakui Kemahasucian Allah, agar kita tidak merasa sok suci dan bersih.

 Istighfar astaghfirullah al-azhim, mohon ampun kepada Allah karena menyadari betapa banyak kesalahan yang telah kita lakukan.

”Mohon pertolongan dan rahmat Allah karena menyadari betapa lemah, tidak berdaya dan terbatasnya kemampuan kita,” ujarnya.

 Berdzikir

Merenung dalam iktikaf itu juga berdzikir mengingat Allah dengan lisan, dengan hati dan dengan perbuatan (bil lisan, bil qolbi, bil arkan).

Orang-orang yang senantiasa berdzikir akan mendapat ketentraman hati. Allah berfirman dalam surat ar-Ra’d (13) : 28

الذين امنو و تطمءن قلوبهم بذكر الله إلا بذكر الله تتمءنالقلوب

Orang-orang beriman itu, hati mereka menjadi tenteram, karena ingat Allah (berdzikir), katakanlah hanya dengan berdzikir hati menjadi tentram.

 Iktikaf juga baik untuk kesehatan. Menurut Prof Dr Dadang Hawari Sp KJ pakar kesehatan jiwa: bagi seorang muslim, iktikaf lebih baik daripada yoga, karena iktikaf dasarnya bersumber dari Allah.

 Iktikaf merupakan salah satu terapi spiritual, untuk memberikan ketenangan jiwa. Jika kondisi rohani tenang, maka seluruh organ tubuh ikut tenang.  Dengan jiwa tenang maka emosinya juga tenang.

”Kondisi seseorang yang kadar adrenalinnya sedang naik, dengan iktikaf akan lebih tenang,” ujarnya. 

Demikian juga dengan orang yang lagi stres, katanya, maka stresnya segera turun. Kondisi psikologis juga berhubungan dengan kekebalan tubuh.

Penulis Dahlansae  Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version