PWMU.CO – Ungkapan rasa 9 siswa Smamsatu yang diterima di Unair jalur SNBP tahun 2024 disampaikan pada PWMU.CO, Kamis (28/3/2024). Tangis bahagia dirasakan oleh 9 siswa SMA Muhammadiyah 1 (Smamsatu) Gresik karena berhasil masuk Universitas Airlangga (Unair) melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2024 pada Selasa, 26 Maret 2024 yang diuumkan lewat https://pengumuman-snbp-snpmb.bppp.kemdikbud.go.id/.
Pada tahun ini persentase kelulusan siswa Smamsatu yang diterima di Unair meningkat dibandingkan tahun lalu yang hanya empat siswa. Ini yang membuat bangga dan haru bagi guru dan siswa yang diterima.
Salah satu siswa yang diterima Annida’ Rofi’ul ‘Alma, siswa kelas XII Saintek B1 mengatakan tidak menyangka dia diterima di Jurusan Kesehatan Masyarakat Unair.
“Alhamdulillah sampai sekarang rasanya masih gak percaya kalau bisa keterima lewat jalur SNPB. Karena saya di asrama jadi buka pengumuman gak bareng sama ibu saya. Setelah buka pengumuman langsung telepon ibu lalu nangis bareng karena gak nyangka,” ungkapnya.
Bagi Annida yang pernah menjuarai lomba robotik tingkat nasional di Institut Asia Malang ini, awalnya dia ragu, akan tetapi berusaha untuk yakin bisa lolos.
“Karena minat saya memang di bidang tersebut dan saya hanya yakin 50 persen keterima di Jurusan Kesehatan Masyarakat Unair ini karena melihat tingkat keketatan yang lumayan tinggi,” ungkapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Tiara Arzani Salmadewi, siswa kelas XII Saintek B1 yang diterima di Jurusan Farmasi Unair. Dia masih terkejut karena bisa diterima di jurusan yang disukai.
“Alhamdulillah senang, kaget, campur aduk karena dari awal ngga pernah expect kalo keterima. Alasan saya memilih Farmasi karena dari dulu suka sama hal yang berbau kesehatan, tapi selalu minder karena merasa kalau aku ngga mampu dan ngga bakal bisa. Dan pastinya restu dan doa dari orang tua. Apalagi tidak ada sertifikat yang dimasukkan tidak ada. Alhamdulillah jalur ‘langit’ memang benar adanya,” kata Tiara. Yang dimaksud ‘jalur langit’ adalah kekuasaan atau kehendak Tuhan.
Senada dengan Tiara, Imroatu Dzakiyah kelas XII Saintek B1 yang diterima di Jurusan Gizi Unair masih tidak percaya mendapatkan ‘garis biru’ pengumuman SNBP.
“Alhamdulillah, lolos SNBP Jurusan Gizi Unair. Rasanya kaget dan nggak percaya awalnya, tapi setelah di-refreshbeberapa kali akhirnya kerasa seneng-nya. Padahal nggak masukin sertiifikat apapun. Memang ya jalur ‘langit’ ini ada,” ungkapnya.
Sementara itu Hafna Ilmy Muhalla, siswa kelas XII Soshum C yang diterima di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia sangat terharu karena awalnya hanya berkeyakinan 30 persen lolos.
“Perasaanku tidak menyangka kalau ternyata aku lolos di pilihan pertama. Aku dan orang tuaku sangat senang dan bersyukur bisa lolos PTN jalur SNBP ini, ditambah ketepatan prodi Sastra Indonesia tinggi. Awalnya keyakinan masuk jurusan ini 30 persen, namun dengan tetap berdoa dan adanya support, aku semakin yakin dengan jurusan ini,” ungkapnya.
Peraih medali emas (predikat A+) bidang Bahasa Indonesia pada ajang olimpiade sains tingkat nasional yang diadakan oleh Puskanas secara online itu menambahkan dengan dukungan sekolah akhirnya keyakinan ini bertambah.
“Sekolah sangat berperan besar dalam membantu meyakinkan dan men-support-ku untuk memilih jurusan. Sekolah juga memberikan pengarahan dan informasi tentang banyak universitas yang kita inginkan sehingga kita sebagai siswa memiliki optimisme yang bagus,” tambahnya.
Hal senada juga dirasa Abdurrahman Adil Ambagi siswa yang diterima di Jurusan Teknik Informatika. Dia merasa peran sekolah sangat menbantu dalam proses portofolio SNBP.
“Peran sekolah dalam menyusun strategi SNBP sangat membantu, apalagi untuk portofolio. Semua saya dapatkan karena sekolah mengikutkan saya di beberapa lomba: Prodistik Animasi di ITS V12 tahun 2022, lomba karya tulis ilmiah, dan lomba videografi Petrokimia tahun 2023. Akhirnya saya bisa diterima di jurusan yang saya impikan,” ungkapnya..
Euphoria kebahagiaan juga dirasakan oleh Daffa Dzaki Amanullah siswa kelas XII Soshum B1 karena bisa kuliah di Unair Jurusan Administrasi Publik. Dia sangat terharu bisa diterima di jurusan ini karena hasil diskusi dengan guru BK dan orang tua.
“sSaya dan keluarga merasa senang dan bersyukur. Sebenarnya Administrasi Publik bukan pilihan pertama saya. Sebelumnya saya mau memilih Akuntansi namun setelah beberapa pertimbangan dan konsultasi bersama BK dan orang tua saya akhirnya yakin memilih jurusan tersebut dengan ekpetasi presentase diatas 80 persen karena saya memasukkan dua sertifikat OSN mata pelajaran ekonomi tahun 2021 dan 2022 serta juara II lomba debat di Universitas Muhammadiyah Gresik tahun 2023,” katanya.
Kebanggaan juga dirasakan oleh Noorman Ikhsan Aditya Firdaus siswa kelas XII Soshum B2 yang diterima di Jurusan Perpajakan. Menurutnya kebahagiaan tidak bisa digambarkan karena hampir tidak percaya bisa diterima melalui jalur SNBP karena banyak peminatnya.
“Seneng banget bisa diterima dan jujur masih tidak percaya bisa masuk Perpajakan Unair karena persaingannya yang masuk jurusan ini banyak sekali. Alhamdulilah dengan doa orang tua, teman dan guru Smamsatu aku bisa keterima di Perpajakan unair,” ujarNoorman.
Hal yang sama pun dirasakan Kapten Futsal Smamsatu Muhammad Rafi Sabri siswa kelas XII Saintek A yang diterima di Jurusan Teknik Industri Unair. Dia masih tidak menyangka diterima di jurusan tersebut.
“Sampai sekarang kalau boleh jujur saya beneran tidak menyangka bisa diterima di Jurusan Teknik Industri Unair. Meskipun jurusan ini terhitung baru tapi pasti banyak peminatnya karena jurusan ini favorit hampir di semua kampus. Tapi ya namanya rezeki alhamdulillah bahagia sekali bisa diterima. Terima kasih untuk semua dukungannya,” katanya.
Rasa bahagia lolos SNBP sampai menangis haru dipelukan orang tua dirasakan oleh Muhammad Firman Nur Maulana, siswa kelas XII Saintek B2, lolos Jurusan Keperawatan Unair.
“Sebenarnya saya tidak berani buka, takut dapat merah. Akhirnya aku minta tolong teman dan tenyata biru (diterima) wk-wk-wk. Aku langsung lari ke mama terus nangis terharu bisa diterima di Keperawatan jurusan impianku,” ungkapnya. (*)
Penulis Dwi Ayu Kurniawati Editor Mohammad Nurfatoni