PWMU.CO – Bagi takjil menutup acara Pesantren Kilat Darul Arqam (PKDA) SMP Muhammadiyah 03 Sangkapura (SMP Mutiara) Bawean, Sabtu (30/3/2024).
Pesantren Kilat Darul Arqam (PKDA) SMP Mutiara berlangsung selama satu pekan. Di tengah keadaan Bawean yang waspada gempa susulan, SMP Mutiara tetap melaksanakan jadwal Darul Arqam.
Kepala SMP Mutiara Erlyta Dwi Rokhmania SPd bersyukur PKDA bisa berlangsung enam hari dengan lancar dan aman. Kondisi waspada gempa tidak menyurutkan semangat anak-anak dan guru menjalankan acara ini.
Ketua Pelaksana Abdul Razak menceritakan kegiatan PKDA seperti hari Senin ada tadarus, shalat Dhuha, kajian keutamaan bulan Ramadhan oleh Kemas Saiful Rizal SE MM, Ketua Dikdasmen PCM Sangkapura.
Selasa acaranya kajian kisah teladan Nabi dan sahabatnya oleh Ustadz Zakariya.
Rabu kajian kiat mendapatkan malam lailatul qadar oleh Ustad Rifky
Kamis kajian tentang adab bergaul dengan sesama muslim oleh Ustadz Al-Ayyubi.
Sabtu siswa belajar di Masjid as-Sholihin dengan kajian keagamaan oleh Ustadz Shalahoddin dan Ustadz Jakfar, Takmir Masjid.
Khairul Anisa siswa kelas 8 mengatakan senang di tengah bulan Ramadhan meskipun dibayangi gempa tetap bisa berkumpul dengan teman-temannya di acara PKDA.
”Saya berterima kasih kepada seluruh guru yang telah memberikan kajian selama sepekan ini. Saya bisa merasakan kegembiraan bagi takjil kepada pengendara di hari terakhir,” ujarnya.
Rabiatul Ismailiyah siswa kelas 9 juga menuturkan manfaat mengikuti PKDA. Paling dia ingat yaitu pentingnya sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadan mengharapkan kedatangan malam lailatul qadar seperti yang disampaikan Ustadz Al-Ayyubi.
Sore hari acara bagi takjil menjadi acara menyenangkan bagi peserta PKDA. Para siswa ini membawa kue dan minuman lalu dikumpulkan kemudian dikemas menjadi paket takjil.
Paket takjil itu yang kemudian mereka bagi di pinggir jalan kepada pengendara dan pejalan kaki.
”Senang sekali melihat orang-orang tersenyu menerima takjil di tengah kewaspadaan gempa yang menimpa Pulau Bawean,” ujar Kirana Azzahrah Putri kelas 7. Komentar senada juga disampaikan Keyza kelas 8, Sulis kelas 9, Andika kelas 9.
Penulis Lailatul Hosna Editor Sugeng Purwanto