PWMU.CO – Menaikkan level shalat disampaikan Mashud SM, dari Abdullah Wasi’an Foundation. Dia membahas cara menikmati dan menjiwai ibadah shalat dalam Baitul Arqam Ramadhan 1445 Guru dan Tenaga Pependidikan Amal Usaha Muhammadiyah PCM Ngagel Surabaya.
Acara digelar di Mas Mansyur Hall 6 SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya Tower, Sabtu (30/3/2024).
Mengawali paparannya, Mashud mengajak peserta berpikir jawaban yang tepat dari empat pertanyaan fundamental bagi kehidupan kita.
Pertanyaan pertama kita ini dari mana? Kedua, mau ke mana. Ketiga, apa maksud dan tujuan hidup kita? Mengapa kita ini harus ada di dunia?
Tujuan Hidup Beribadah
Ia menyampaikan manusia berasal dari yang mati. Seperti yang termaktub dalam al-Baqarah 28, “Bagaimana Kamu ingkar kepada Allah, padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkan kamu, kemudian Dia mematikan kamu lalu Dia menghidupkan kamu kembali. Kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan.”
Kata Mashud, “Setelah kita dihidupkan oleh Allah, saat bayi kita belajar bertahan hidup setelah itu bersusah payah belajar merangkak, belajar berjalan kemudian susah payah mendapatkan bekal kehidupan di antaranya kita harus meraih pengetahuan hidup.”
Setelah mendapat ilmu pengetahuan, lanjutnya, kita bekerja, berkeluarga mengumpulkan harta kemudian kita mati meninggalkan dunia tanpa membawa apa apa dari tetesan keringat kita. Lalu kenapa kita harus bekerja?
“Semasa kita kuliah diajari life for struggle agar hidup berjuang. Kalau pedoman hidupnya adalah hidup untuk berjuang, lalu apa yang kita perjuangkan. Kalau yang kita perjuangan adalah kestabilan kehidupan keturunan kita maka muncul pertanyaan mengapa kita mempertahankan kelangsungan hidup keturunan kita? Padahal cepat atau lambat kita pasti akan mengalami kematian,” ungkapnya.
Lalu, tanya dia, apa sebenarnya arti kehidupan itu? Apakah hidup hanyalah bekerja makan, istirahat, dan tidur?
“Dari sini Allah memberi petunjuk kepada manusia dengan adz-Dzariyat ayat 56 yang artinya, ‘Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepadaku.’,” katanya.
Inilah menurut Mashud satu-satunya tujuan hidup kita yakni menghambakan diri kepada Allah. “Kita bekerja, menafkahi keluarga, menyantuni anak yatim adalah dalam rangka penghambaan diri kepada Allah. Maka sia sialah hidup seseorang jika tidak menghambakan diri kepada Allah,” terangnya.
Ia pun kembali bertanya, “Apakah Allah membutuhkan kita beribadah kita kepada Allah, atau persembahan dari kita?”
Dia menegaskan, Allah mengingatkan kita dalam Ibrahim 8, “Musa berkata kepada Bani Israil jika kamudan orang oarng yang ada di muka bumi semua mengingkari (nikmat Allah) maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dan lagi Maha Terpuji.”
“Mengapa kita diperintah Allah untuk beribadah dan menghamba kepada Allah, taat kepada Allah atau pasrah kepada Allah? Sebab Allah yang menciptakan alam semesta dan beserta alam seisinya yang menciptakan kita,” tanya dia.
“Barang siapa yang takut kepada Allah dan Rasul-Nya mereka itulah yang meraih kemenangan hal tersebut seperti yang tertulis dalam an-Nur 52. Yang menghambakan diri kepada Allah akan meraih keselamatan, kebahagiaan, kejayaan, dan ketenangan hidup di dunia dan di akhirat. Adapun orang-orang kafir, yang menutup diri dari hidayah Allah mereka adalah ahli neraka,” imbuhnya
Shalat Titik Awal Kehidupan
Mashud menjelaskan titik kehidupan adalah dengan menjalani shalat. Dengan shalat itulah Allah membimbing,merahmati, dan mengampuni manusia.
“Kita melangkahkan kaki untuk bekerja untuk berjuang dan lain-lain kita mendapat bimbingan dari Allah,” kata dia.
Menurutnya Allah tidak membutuhkan penghambaan manusia, Allah tidak membutuhkan shalat manusia. Tetapi manusialah yang membutuhkan shalat. Oleh karena tu kita wajib melaksanakan shalat lima waktuseperti yang diperintahkan Allah pada al-Isra ayat 17
Mashud mengatakan, ibadah shalat kita jangan sampai level SD saja. “Shalatnya minimalis . Mari kita tingkatkan utamanya ibadah shalat kita di bulan Ramadhan,” ajaknya.
Iman, Islam, dan Ihsan
Kristolog muda ini menegaskan pada saat shalat kita tentu menyadari diri ini milik Allah? “Apa yang kita punya: tangan, tubuh, kaki, kita milik Allah. Kita harus yakin bahwa Allah akan selalu melihat mengawasi kita,” ujarnya.
Dia bercerita, suatu hari Rasullullah bersama sahabat didatangi malaikat berwujud manusia, dan ditanyai tiga hal yang pertama adalah apa itu iman, apa itu Islam, yang terakhir adalah ihsan. Rasulullah menjawab, ihsanitu adalah bahwa kamu beribadah kepada Allah seolah-olah Allah melihatmu meskipun kamu tidak bisa melihat Allah tetapi Allah bisa melihat kamu
“Ibadah di sini bukan hanya shalat tetapi juga penghambaan diri kepada Allah. Kita harus yakin maka ketika kita melangkahkan kaki kita menggerakkan tangan kita diawasi oleh Allah,” terang Mashud.
“Termasuk ketika kita shalat kita bertemu dengan Allah SWT. Ketika kita bertemu dengan Allah hadirkan jiwa kita bahwa kita bertemu dengan Allah meskipun tidak bisa melihatnya,” tambahnya.
Sebelum mengakhiri paparannya Mashud berpesan agar kita bisa shalat khusyuk beribadah karena dengan beribadah khusyukkita meyakini akan bertemu dengan Allah dan akan kembali kepadanya doa kita akan dikabulkan. (*)
Penulis Tanti Puspitorini Editor Mohammad Nurfatoni