PWMU.CO – Baitul Arqam bersama Kang Yoto diadakan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Ngagel Surabaya Smamda tower, Ahad (31/03/2024).
Kang Yoto adalah sapaan akrab Dr Suyoto MSi, Bupati Bojonegoro dua periode 2008-2018.
Dalam Baitul Arqam Bersama Kang Yoto, dia menyampaikan materi Kehidupan Warga Muhammadiyah dalam Mengembangkan Profesi. Baitul Arqam diikuti guru dan karyawan sekolah Muhammadiyah PCM Ngagel.
Kang Yoto melempar pertanyaan kepada audiens, jika bisnis utama pendidikan adalah jasa, jasa apakah yang dijual?
Audiens berlomba menjawab: Jasa yang dijual adalah mencerdaskan anak, jasa mendidik, jasa memintarkan, jasa akhlak, dan terakhir ada yang menjawab jasa perubahan.
Kang Yoto membenarkan, bisnis utama pendidikan adalah jasa perubahan. Jasa yang mengubah anak-anak yang biasa menjadi anak luar biasa. Sedangkan kurikulum adalah alat pemandu perubahan tersebut.
“Sekolah dipilih karena dinilai orang tua, masyarakat, karena membawa perubahan pada anaknya, dari anak yang biasa menjadi anak luar biasa,” kata mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Gresik itu.
Dia menyebutkan, penjual jasa pendidikan harus berbekal soft skills: communication, critical thanking, collaboration, adaptability, creativity, emunitional intelligent, leadership, and resilience.
“Saya menyadarkan mahasiswa kuliah tidak hanya butuh jasa tapi butuh keahlian untuk hidup. Maka diperlukan jiwa kreatif. Kreatif itu adalah kita mau mengambil kesulitan dan tantangan dalam menjalani hidup,” katanya.
Manusia, katanya, butuh berpikir critical thinking. Kalau ada murid mengkritik itu bukan mengkritik diri kita tapi mengkritik ide pikiran kita. Tapi diri kita adalah manusia biasa, pasti akan tersinggung.
“Tapi pemenang adalah yang gak mudah tersinggung, dia akan melahirkan jurus baru ide baru dari kritikan,” ujar Kang Yoto.
Suami Mahfudhoh itu lantas menjelaskan, orang yang mengaku profesional di dalam profesinya seperti pemilik sebuah taman.
Di layar proyektor menunjukkan tiga taman yang indah. Kemudian mengajukan pertanyaan kepada audiens: anda posisinya di mana untuk taman itu? Sebagai tamu: turis, menonton, pengamat, komentator atau tuan rumah: pemilik arsitek, juga kebun?
“Nilailah diri kita di mana posisi kita, ini menunjukkan bahwa posisi kita di mana sebagai apa?” katanya.
Ini mental, katanya, dalam hal analogi taman, guru dan karyawan adalah pemilik, sedangkan murid adalah tamu.
Kita harus jadi tuan rumah di sekolah sendiri. Kita akan kaya kalau kita merawat pendidikan. Sikap kita menentukan. Pasif atau aktif, bahagia atau senang, memberi atau menerima.
“Profesional adalah attitude, behavior, kualitas sikap, juga derajat pengetahuan dan keahlian menjalankan misi dan tugas. Itulah profesional,” ujarnya.
Dia melanjutkan, komitmen dalam mengembangkan profesi menjalankan yang halalan toyyibah, amanah, jauh dari KKN dan menjalankan profesi sepenuh hati.
“Kita harus selalu happy menjalankan profesi kita. Orang nggak happy otaknya rusak gampang sakit. Orang happy dia akan bahagia otaknya sehat badannya sehat,” pungkas Ketua Badan Pembina Harian UM Gresik itu.
Penulis Mulyanto Editor Sugeng Purwanto