PWMU.CO – MDMC Gresik laporkan hambatan selama terjun di lokasi gempa Bawean, Ahad (31/3/2024).
Hingga laporan ini disampaikan, tim relawan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) alias Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) Pimpinan Daerah Kabupaten Gresik telah bertugas di Bawean selama empat hari. Yakni sejak Kamis (28/3/2024).
Anggota Bidang Manajemen Bencana Incident Commander System (ICS) Gempa Bawean Danny Sutedja awalnya menyampaikan, pelayanan mereka merupakan upaya untuk merespon bencana gempa bumi pada Jumat (22/3/2024). Adapun lokasi pusat gempa berada di 113 kilometer timur laut Tuban pada kedalaman 10 kilometer.
“Kejadiannya, pukul 11.22 WIB Magnitudo, pukul 12.31 WIB Magnitudo 5,3, dan pukul 15.52 WIB Magintudo 6,5. Kegempaan dirasakan di Pulau Bawean serta III – IV MMI,” ujarnya merujuk sumber BMKG dan Grup Whatsapp Muhammadiyah.
Kemudian pada Sabtu (23/3/2024), tim MDMC melakukan kaji cepat ke lokasi terdampak. Kemudian hasilnya mereka sampaikan ke Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gresik.
PDM akhirnya menindaklanjuti dengan menerbitkan surat edaran dengan nomor 25/EDR/III.0/B/2024 tentang Penetapan Status Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi Bawean Kabupaten Gresik 2024. Surat tersebut memperhatikan Surat Keputusan Bupati Gresik nomor 360/241/HK/437.12/2024 tentang Status Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi Bawean Kabupaten Gresik.
Untuk situasi kondisi terkini, Danny melaporkan, merujuk informasi BMKG, kondisi cuaca sedang cerah berawan. Adapun pada Ahad (31/3/2024) kembali terjadi gempa pada pukul 01.37 WIB Magnitudo 3.5. Lalu pada pukul 04.43 WIB terjadi gempa Magnitudo 4.0. Lanjut pada pukul 05.51 WIB ada gempa dengan Magnitudo 4.1. Terakhir, pukul 05.59 WIB ada gempa Magnitudo 3.9.
Danny lantas mengungkap, ada 5 desa di 2 kecamatan yang membutuhkan pelayanan kesehatan. “Di Kecamatan Tambak meliputi Desa Grejeg dan Desa Pekalongan. Di Kecamatan Sangkapura meliputi Desa Balikterus, Desa Kepuhtelukdalam dan Desa Sungairujing,” terang Sekjend MDMC PDM Gresik itu.
Terkait pelayanan psikologi, ada 8 desa di 2 kecamatan. Di Kecamatan Tambak meliputi Desa Gelam, Desa Peromaan dan Desa Sukalela. Di Kecamatan Sangkapura, meliputi Desa Balikterus, Desa Kepuhtelukdalam, Desa Kumalasa, Desa Daun dan Desa Sidogedungbatul.
Pelayanan
Hingga kini, Danny dan timnya sudah melakukan berbagai upaya. Pertama, melakukan pelayanan di Pos Pelayanan (Posyan) Cabang Muhammadiyah Sangkapura.
“Kami melakukan pendataan stok logistik bantuan. Hingga sekarang data kami mencatat ada 42 terpal, 20 tikar, 50 selimut, dan 21 dus makanan siap saji,” ujarnya.
Kemudian, timnya membuat 20 paket bantuan logistik. “Ada 10 paket berisi 1 terpal, 1 tikar, 5 selimut, dan 1 dus makanan siap saji. Ada 10 paket lainnya berisi 1 terpal, 1 tikar, dan 1 dus makanan siap saji,” imbuhnya.
Dalam pelayanan kesehatan, timnya telah melakukan skrining dan pengobatan korban gempa desa Kepuhteluk kecamatan Tambak. “Jumlah penerima manfaat 57 orang,” ungkapnya.
Sedangkan terkait pelayanan psikososial, timnya telah memberikan Terapi Healing pada 102 korban gempa di desa Sungairujing kecamatan Sangkapura.
Dalam menjalankan upaya di atas, timnya melibatkan berbagai unsur relawan Muhammadiyah. Relawan ini meliputi 5 orang tim asistensi MDMC PDM Gresik, 3 orang PD dan PC Nasyiatul Aisyiyah (NA) serta PDM Gresik, 1 dokter dan 2 perawat RS Muhammadiyah Gresik (RSMG), 2 perawat RS PKU Sekapuk, dan 7 relawan psikososial dari Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG).
Selain itu juga 3 relawan Posyan dari SMAM 8 Cerme, 1 orang Lazismu PCM Sangkapura, 9 orang Pemuda PCM Sangkapura, dan 8 orang SD Muhammadiyah 1 Bawean. “Jadi total relawan yang bertugas ada 41 orang,” ungkap Danny.
Hambatan
Sejauh ini, timnya mengalami beberapa hambatan. Pertama, kurangnya properti pelayanan Psikososial seperti krayon, pensil, kertas origami, penghapus, dan bola besar.
“Kedua, kurangnya sarana transportasi dari Gresik ke Pulau Bawean. Begitu juga sarana transportasi untuk mobilitas sumber daya manusia di pulau Bawean,” ungkapnya.
Pihaknya juga merekomendasikan beberapa hal. Pertama, sebagai rencana tindak lanjut penangganan darurat bencana, pihaknya memandang perlu perobohon bangunan Masjid As Sholihin yang lama dan rentan roboh.
Kedua, memberi layanan kesehatan dan psikososial di Desa Balikterus. Ketiga, pihaknya mendiskusikan bantuan logistik di
Desa Balikterus.
“Kami membutuhkan properti pelayanan Psikososial berupa krayon, pensil, kertas origami, penghapus, dan bola besar,” ungkap Danny.
Di sana, pihaknya juga butuh alat transportasi ambulans dan kendaraan untuk operasional serta mobil untuk distribusi Relawan. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni