PWMU.CO – Menemukan Keajaiban Hidup Pascaramadhan, Naskah Khutbah Idul Fitri 1445/2024; Oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Waru, Sidoarjo. Naskah ini akan disampaikan dalam shalat Idul Fitri 1445 di Halaman Masjid Al-Huda Berbek Waru Sidoarjo, Rabu 10 April 2024
الْحَمْدُ لِلَّهِ خَالِقِ الْخَلْقِ، وَمَالِكِ الْمُلْكِ، وَمُدَبِّرِ الْأَمْرِ، وَمُقَدِّرِ الْقَدَرِ، لَا يُقْضَى شَأْنٌ إِلَّا بِعِلْمِهِ، وَلَا يَقَعُ شَيْءٌ إِلَّا بِأَمْرِهِ، الْحَمْدُ لِلَّهِ الْمَلِكِ الْحَقِّ الْمُبِينِ؛ خَالِقِ كُلِّ شَيْءٍ، وَرَازِقِ كُلِّ حَيٍّ، وَلَهُ مَقَالِيدُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ، وَلَهُ خَزَائِنُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ؛ يُعِزُّ مَنْ يَشَاءُ، وَيُذِلُّ مَنْ يَشَاءُ، وَيَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ، لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ.
الْحَمْدُ لِلَّهِ الْكَرِيمِ الْمَنَّانِ؛ امْتَنَّ عَلَيْنَا بِالْإِسْلَامِ وَالْإِيمَانِ، وَفَرَضَ عَلَيْنَا صِيَامَ رَمَضَانَ، وَجَعَلَهُ شَهْرَ الْقُرْآنِ، وَشَرَعَ لَنَا فِيهِ أَنْوَاعَ الْبِرِّ وَالْإِحْسَانِ، وَأَغْرَانَا فِيهِ بِالْعَفْوِ وَالْمَغْفِرَةِ وَالْعِتْقِ مِنَ النِّيرَانِ، وَفَتَحَ لَنَا فِيهِ أَبْوَابَ الْجَنَّةِ وَالرَّحْمَةِ وَالرِّضْوَانِ، فَنَحْمَدُهُ عَلَى مَا هَدَانَا وَاجْتَبَانَا، وَنَشْكُرُهُ عَلَى مَا أَوْلَانَا وَأَعْطَانَا، نَحْمَدُهُ حَمْدًا يَلِيقُ بِجَلَالِهِ وَعَظِيمِ سُلْطَانِهِ، وَنَحْمَدُهُ حَمَدًا يَزِيدُ إِفْضَالَهُ وَإِنْعَامَهُ، لَا نُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْهِ كَمَا أَثْنَى هُوَ عَلَى نَفْسِهِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ؛ صَلَّى اللَّهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَأَتْبَاعِهِ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ: فَاتَّقُوا اللَّهَ تَعَالَى وَأَطِيعُوهُ، وَاسْتَقِيمُوا عَلَى أَمْرِهِ بَعْدَ رَمَضَانَ؛ فَإِنَّهُ سُبْحَانَهُ رَبُّ النَّاسِ فِي كُلِّ زَمَانٍ، وَهُمْ عَبِيدُهُ فِي كُلِّ حَالٍ.
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ.
Ma’asyiral muslimin Rahima kumullah,
Marilah senantiasa kita tundukkan diri dan hati kepada Allah, untuk selalu mengakui dengan penuh ketulusan hati, bahwa kasih sayang Allah kepada kita sungguh sangat luar biasa. Tiada kata atau kalimat yang dapat mewakili untuk mengungkapkan betapa luar biasanya kasih sayang Allah itu. Rahmat dan nikmat-Nya begitu melimpah ruah yang selalu dapat kita rasakan dan nikmati.
Nikmat iman dan Islam sebagai nikmat yang paling agung. Dengan iman hati kita memiliki sandaran yang jelas yaitu hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hati yang selalu mencari sandaran telah menemukan sandaran yang sejati, Sang pemilik yang selalu membolak-bolakkan hati. Dengan iman hati akan selalu tenang karena selalu terkait dan terikat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Nikmat Islam menjadi semakin lengkap setelah nikmat iman. Islam menyuguhkan hidangan yang super nikmat dan super lezat bagi kebutuhan ruhani kita. Saking nikmatnya sampai tiada kata atau kalimat yang dapat mewakili untuk mengungkapkannya. Semua ibadah mahdhah atau ibadah yang langsung terkait kepada Allah begitu nikmatnya jika dijalani dengan baik. Shalat, puasa, tadarus al-Quran, dan berbagai kalimat dzikir kalimah thayyibah merupakan hidangan yang superlezat itu.
Allahu akbar, walillahilhamdu.
Jamma’ah kaum Muslimin, rahimakumullah.
Dengan demikian, sungguh tiada alasan bagi setip Mukmin-Mukminah untuk tidak selalu bersyukur kepada Allah. Tiada alasan bagi setiap Mukmin-Mukminah untuk tidak berbahagia dalam kehidupannya di dunia ini. Ketika seorang sudah dapat menautkan hatinya kepada Allah, maka ketenangan dan kedamaian akan selalu merasuk dalam kalbunya. Dalam keadaan bagaimanapun ia akan selalu tenang dan bersahaja, karena hatinya telah menyandar pada sandaran yang tepat. Sedangkan manusia tatkala bersandar kepada selain-Nya, pasti ia sedang bersandar pada sandaran yang sangat rapuh, sandaran yang tidak akan dapat menguatkan jiwanya, serta tidak dapat mengantarkannya menemukan prinsip dalam kehidupannya.
قُلۡ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ ١ ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ ٢
Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (al-Ikhlas: 1- 2)
Wujud syukur itu adalah dengan menaati-Nya, mentaati semua titah-Nya dan selalu menundukkan hati dan jiwa kepada-Nya. Ketaatan yang tulus disertai dengan pemahaman yang benar, dalam rangka menjaga nilai kualitas ibadah kepada-Nya.
فَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ مَا ٱسۡتَطَعۡتُمۡ وَٱسۡمَعُواْ وَأَطِيعُواْ وَأَنفِقُواْ خَيۡرٗا لِّأَنفُسِكُمۡۗ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفۡسِهِۦ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ ١٦
Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barang siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. (at Taghabun: 16)
Bertaqwa kepada Allah sesuai kapasitas atau usaha maksimal yang harus dilakukan. Karena setiap kita memiliki kapasitas yang berbeda-beda, maka bertakwa kepada Allah adalah poin utamanya, dan janganlah meninggalkan nilai-nilai takwa kepada Allah Subhanhu wa Ta’ala.
Dalam tafsir Ibnu Katsir pada ayat di atas dijelaskan bahwa dikalangan para mufassir ada yang berpendapat bahwa ayat di atas menasakh ayat dalam Ali Imran 102, dikarenakan ada rasa keberatan untuk mengimplementasikan ayat tersebut.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ ١٠٢
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (Ali Imran: 102)
Persoalan nasakh mansukh adalah persoalan pendapat atau ijtihad. Bagi setiap mukmin, persoalan taqwa kepada Allah adalah sebuah keniscayaan, dan itulah satu-satunya pilihan yang harus ditunaikan. Sehingga bagaimanapun nilai-nilai takwa harus menghiasi dalam setiap jiwa Mukmin–Mukminah dalam semua aspek kehidupannya.
Menemukan Keajaiban Hidup Pascaramadhan
Bulan Ramadhan 1445 Hijriyah telah berlalu. Banyak kenangan yang kita rasakan di dalamnya, baik kenangan yang barangkali menyedihkan, terutama bagi saudara-saudara kita yang sedang tertimpa musibah banjir dan gempa bumi, semoga mereka selalu bersabar atas musibah tersebut–atau kenangan yang indah terutama saat datangnya waktu berbuka dan aktivitas shalat taraweh dan tadarus al-Quran.
وَلِتُكۡمِلُواْ ٱلۡعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُواْ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمۡ وَلَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ ١٨٥
Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (Al Baqarah: 185)
Puasa yang di dalamnya kita di-tarbiah dengan jalan lapar dan dahaga secara fisik di siang hari, mulai terbit fajar yakni waktu Subuh, sampai matahari terbenam di waktu Maghrib, agar kita mengetahui ada potensi lain dalam jiwa ini yang juga membutuhkan asupan yang bergizi, potensi itu adalah potensi rohani. Perhatian kita pada kebutuhan fisik atau jasmani selalu diutamakan, sementara kebutuhan rohani kurang mendapatkan porsi perhatian yang cukup. Alih-alih mengutamakan kebutuhan rohani, bahkan lebih sering kebutuhan ini dilakukan sekedarnya saja, asal-asalan saja, yang penting asal gugur kewajiban.
Allah menyebutkan secara langsung tujuan ibadah puasa itu, yaitu dalam rangka agar hamba Allah mengasah rohaninya dengan baik, dan hasil dari pelaksanaannya adalah ter-instal-nya nilai-nilai takwa bagi orang yangberiman.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ ١٨٣
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (al-Baqarah: 183)
Ketika nilai taqwa telah ter-instal dalam setiap jiwa mukmin. Maka bagi setiap mukmin akan mendapat keajaiban dalam kehidupannya pasca Ramadhan. Bagaimana tidak, mereka telah menjadikan hidupnya selalu bersandar kepada Allah. Allah memberikan jaminan bagi kehidupannya anugerah di luarekspektasinya. Keajaiban itu pasti ada padanya dan kadang atau bahkan sering di luar dugaannya sendiri.
وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجۡعَل لَّهُۥ مَخۡرَجٗا ٢ وَيَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَحۡتَسِبُۚ وَمَن يَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسۡبُهُۥٓۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمۡرِهِۦۚ قَدۡ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَيۡءٖ قَدۡرٗا ٣
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (ath-Thalaq: 2 – 3)
Itulah keajaiban yang Allah janjikan, dan janji Allah pasti terjadi. Bagi orang yang telah ter-instal nilai-nilai takwa dalam jiwanya, ia akan diberikan kemudahan dalam mendapatkan solusi dari setiap masalah yang sedang dihadapinya. Setiap manusia pasti akan berhadapan dengan masalah dalam kehidupannya, maka akan selalu menemukan solusi dari setiap masalah yang sedang dihadapinya itu dengan bimbingan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Berikutnya ia akan mendapatkan rezeki dari arah yang tidak terduga sebelumnya. Setiap masalahnya akan dimudahkan oleh Allah. Pintu-pintu rezeki Allah sangat banyak, jika seorang hamba istikamah dalam ketakwaanya, pintu-pintu rezeki akan terbuka dengan sendirinya. Ketika seseorang berikhtiar dengan berdagang, siapa yang menggerakkan hati orang lain untuk membeli kepadanya? Tentu Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tinggal bagaimana kita merawat pembeli tersebut dengan baik, sehingga akan menjadi pembeli yang loyal kepada kita. Dan tentu masih banyak lagi cara Allah memberikan anugrah kepada hamba-hamba-Nya.
ٱللَّهُ يَبۡسُطُ ٱلرِّزۡقَ لِمَن يَشَآءُ وَيَقۡدِرُۚ وَفَرِحُواْ بِٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَا فِي ٱلۡأٓخِرَةِ إِلَّا مَتَٰعٞ ٢٦
Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit). (ar-Ra’d: 26)
Orang yang bertakwa tidak akan menjadi bangga dengan hartanya. Justru akan ia distribusikan kepada mereka yang berhak atas rezeki itu karena kekurangannya. Orang yang bertakwa menyadari bahwa anugerah itu adalah amanah yang harus ia tunaikannya itu dengan baik.
Allahu akbar, walillahilhamdu
Selanjutnya orang yang bertaqwa adalah sekaligus bertawakal kepada Allah. Dan bagi mereka yang telah mencapai tingkat tawakal kepada Allah, maka ia kana dicukupi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Inilah jaminan Allah kepada hamba-hamba-Nya. Sehingga tidak ada alasan apapun bagi seorang hamba kecuali bagaimana ia harus menjadi hamba yang baik, hamba yang bertakwa dan bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal.
عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرُزِقْتُمْ كَمَا يُرْزَقُ الطَّيْرُ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا. رواه الترميذى وابن ماجه وأحمد
Dari Umar bin Al Khaththab berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Andai saja kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenarnya, niscaya kalian diberi rezeki seperti rezekinya burung, pergi dengan perut kosong di pagi hari dan pulang di sore hari dengan perut terisi penuh.” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad)
Semoga dengan capaian kita di bulan suci Ramadhan 1445 Hijriah ini, kita menjadi hamba Allah yang bertakwa kepada Allah dengan baik, dan sekaligus menjadi hamba Allah yang bertawakal kepada-Nya dengan sebenar-benarnya tawakal. Dengan demikian dalam kehidupan kita pasca Ramadhan ini akan ada keajaiban-keajaiban yang dapat kita rasakan sebagai anugrah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. amin
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اللهم صلي وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم تسليماً كثيراً، اللهم أعز الإسلام والمسلمين وكن للمستضعفين منهم في كل مكان.اللهم وفق ولي أمرنا لما تحب وترضى وخذ بناصيته إلى البر والتقوى اللهم سدد منه الرأي والقول والعمل، اللهم ارزقه البطانة الصالحة الناصحة واصرف عنه بطانة السوء. اللهم أعيد علينا هذا العيد بالخير والمسرات والتوفيق والقبول يا رب العالمين. ربنا آتنا فى الدنيا حسنة وفى الآخرة حسنة وقنا عذاب النار. و صلى الله على نبينا محمد و على أله و اصحابه أجمعين. سبحان ربك رب العزة عما يصفون، وسلام على المرسلين، والحمد لله رب العالمين