PWMU.CO – Berbalut bawahan jarik tulis yang dipadu dengan atasan seragam putih, siswa MI Muhammadiyah 2 (MI Mutwo) Campurejo Panceng Gresik Jawa Timur membagi takjil, Sabtu (30/3/2024).
Siswa MI Mutwo Campurejoberjejer di depan gedung madrasah sambil membawa takjil. Guru MI Mutwo Campurejo Moh Zamroni mengatakan bahwa anak-anak diminta berpakaian jarik agar terlihat beda antara belajar mondok (belajar di pondok pesantren) dan belajar di madrasah (nonpondok).
“Walaupun hanya 3 hari biar anak-anak benar-benar merasakan dan terkesan bawa mereka posisinya mondok. Inilah cara kami dalam memberikan kesan dalam kegiatan berbagi takjil,” terangnya.
Selain itu, lanjutnya, mengajarkan kepada siswa bahwa jarik merupakan kain yang mempunyai motif batik dengan berbagai corak dan biasa dipakai oleh orang Jawa, terutama sesepuh orang Jawa dalam keseharian.
“Jarik mempunyai beberapa fungsi, seperti sebagai gambaran tingkat hidup dan status sosial,” katanya.
Dia menuturkan, jarik bisa dimaknai sebagai aja gampang serik atau jangan mudah sirik (iri). Wanita yang mengenakan jarik akan berjalan dengan lembut, anggun, dan hati-hati. “Ini dapat dimaknai bahwa sebelum melangkah, kita harus menahan diri untuk tidak terburu nafsu, termasuk iri kepada sesama,” katanya.
Saat anak-anak menyampaikan takjil ke masyarakat yang lewat, senyum mereka terus mengembang, rasa senang dan bahagia terlihat dari wajah mungilnya. Mereka merasakan ada kesan tersendiri sebab diberi hak oleh guru untuk membagikan sendiri takjilnya.
Masyarakat sekitar merasa senang dengan kegiatan bagi-bagi takjil yang lakukan oleh peserta didik MI Mutwo Campurejo. Diantaranya ada yang mendekat sambil melihat-lihat saja. Ada juga yang mendekatinya kemudian menerima takjil dari anak-anak.
Ada yang lewat dengan menggunakan sepeda motor, berhenti sejenak kemudian menerima takjil yang sodorkan ke arahnya.
Ternyata yang lewat dengan menggunakan sepeda motor, dia berhenti sejenak kemudian menerima takjil yang sodorkan ke arahnya. juga ada yang mematikan mesin sepedanya kemudian mengambil takjil yang disodorkan sambil berucap terima kasih dengan tersenyum manisnya. (*)
Penulis Nurkhan. Editor Ichwan Arif.