Ternyata Nabi Muhammad Punya Lima Nama; Oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid al-Huda Berbek, Waru, Sidoarjo.
PWMU.CO – Kajian ini berdasarkan hadits sebagai berikut:
عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ عَنْ أَبِيهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِي خَمْسَةُ أَسْمَاءٍ أَنَا مُحَمَّدٌ وَأَحْمَدُ وَأَنَا الْمَاحِي الَّذِي يَمْحُو اللَّهُ بِي الْكُفْرَ وَأَنَا الْحَاشِرُ الَّذِي يُحْشَرُ النَّاسُ عَلَى قَدَمِي وَأَنَا الْعَاقِبُ. رواه البخاري
Dari Muhammad bin Jubair bin Muth’im dari bapaknya radhiallahu’anhu berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, “Aku memiliki lima nama, aku adalah (1). Muhammad, (2). Ahmad, (3). Aku juga al–Mahiy (penghapus), maksudnya Allah menghapuskan kekafiran melalui perantaraanku, (4). Aku juga al–Hasyir (penghimpun), maksudnya manusia akan berhimpun di bawah kakiku dan aku juga (5) al–Aqib, yang artinya tidak ada seorang nabi pun sepeninggalku. (HR Bukhari)
Semua Memiliki Nama
Apalah arti sebuah nama? Itulah ungkapan yang sering kita dengar. Nama memiliki peranan yang sangat penting bagi setiap orang, karena menunjukkan identitas bagi dirinya. Tanpa nama, ia tidak akan dikenal oleh siapapun. Nama dalam Bahasa Arab adalah al–ism bentuk jamaknya adalah al–asma’. Allah menyebutkan bahwa semua yang ada adalah al–asma’ atau memiliki nama.
وَعَلَّمَ ءَادَمَ ٱلۡأَسۡمَآءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمۡ عَلَى ٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ فَقَالَ أَنۢبُِٔونِي بِأَسۡمَآءِ هَٰٓؤُلَآءِ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ ٣١
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!” (al-Baqarah: 31)
Dalam ilmu nahwu unsur kalam itu memiliki tiga unsur yaitu ism, fiil, dan huruf. Isim adalah kata benda, yaitu semua benda-benda yang diciptakan Allah termasuk sifat dan karakteristik masing-masing benda tersebut termasuk al–ism. Jadi semua yang diciptakan Allah adalah al–ism yang berarti semua adalah makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dengan demikian bahwa al–Ism itu bersumber dari satu nama yaitu Allah sebagai Sang Khalik yakni Dzat Yang Maha Pencipta. Alam semesta yang luas nan indah ini begitu sangat teraturnya. Semua tertib berjalan sesuai garis edar yang telah ditentukan. Keteraturan ini tentu tidak mungkin dapat berjalan dengan sendirinya, tetapi pasti ada Dzat Yang Maha Mengatur, Dzat Yang Maha Mengatur ini hukumnya adalah wajibul wujudatau wajib ada, dan itulah Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Semua yang ada ini karena ada yang mengadakan dan mengaturnya. Itulah sifat makhluk, adanya karena ada yang mengadakannya. Berbeda dengan Tuhan, Dia wajib ada karena Dialah sumber dari yang ada ini. Jika Tuhan diadakan maka ia bukan Tuhan, jadi Tuhan adalah mengadakan semua ini dan karena itu Dia wajib ada tanpa ada yang mengadakannya.
Bagaimana kita tahu nama Tuhan? Tentu Tuhan sendiri yang mengenalkan dirinya. Tanpa adanya perkenalan kita pun tidak akan tahu tentang siapa pun. Sama halnya seperti kita yang mungkin baru masuk dalam lingkungan atau komunitas yang baru, sebelumnya kita tidak mengenal siapa pun, kemudian karena ada sesi perkenalan maka jadilah kita mulai mengenal satu-persatu. Allah mengenalkan diri-Nya lewat wahyu yang diturunkan melalui para Nabi dan Rasul.
إِنَّنِيٓ أَنَا ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱعۡبُدۡنِي وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِذِكۡرِيٓ ١٤
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. (Thaha: 14)
Mengenal Allah dengan baik merupakan hal yang mutlak, termasuk bagi Allah ada 99 nama yang terhimpun dalam al–asmaul Husna yaitu nama-nama yang baik. Di balik nama-nama Allah tersebut termasuk di dalamnya adalah sifat-sifat Allah. Dengan mengenal dengan baik akan menjadikan kita dapat semakin mendekat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Betapa tidak, ketika seseorang telah mengenal banyak orang, tentu ada satu atau dua orang yang menjadi sahabat karib atau sahabat dekat, atau istilah sekarang adalah besti. Keakraban itu seringkali disebabkan telah diketahuinya kebaikan orang tersebut. Ada kecocokan antara satu dengan lainnya.
Nama-nama Rasulullah
Sebagaimana dalam hadits di atas Rasulullah memiliki lima nama, sekalipun begitu sebenarnya tidak hanya lima itu saja, dalam riwayat yang lain masih ada nama-nama untuk Rasulullah, sekaligus hal itu sebagai gelar atau julukan yang baik bagi beliau.
Nama pertama yang memang sudah masyhur bagi kita adalah Muhammad. Muhammad mengandung makna orang yang terpuji, hal ini sesuai dengan gelar beliau sejak muda yaitu al amin, yakni orang yang dapat dipercaya, sebuah gelar yang sampai detik ini tidak ada perguruan tinggi yang menyematkan kepada seseorang pun.
Nama ini juga termaktub di dalam al Quran. Bahkan di antara salah satu nama surah dalam al-Quran adalah Muhammad yaitu surah ke 47. Dalam ayat yang lain Allah menyampaikan tentang di antara sifat Rasulullah yang sekaligus sifat ini juga telah tersampaikan pada wahyu terdahulu yaitu pada kitab Taurat dan Injil.
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ ۖ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا ۖ سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ۚ ذَٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ ۚ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَىٰ عَلَىٰ سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ ۗ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. (al-Fath 29)
Nama untuk beliau yang kedua adalah Ahmad. Tidak berbeda dengan Muhammad nama ini juga mengandung pujian yang paling utama, karena berbentuk isim tafdlil yang berarti sangat, secara makna ada yang mengatakan dengan makna maf’ul. Orang yang sangat memuji kepada Allah sebagai makna asalnya.
وَإِذۡ قَالَ عِيسَى ٱبۡنُ مَرۡيَمَ يَٰبَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ إِنِّي رَسُولُ ٱللَّهِ إِلَيۡكُم مُّصَدِّقٗا لِّمَا بَيۡنَ يَدَيَّ مِنَ ٱلتَّوۡرَىٰةِ وَمُبَشِّرَۢا بِرَسُولٖ يَأۡتِي مِنۢ بَعۡدِي ٱسۡمُهُۥٓ أَحۡمَدُۖ فَلَمَّا جَآءَهُم بِٱلۡبَيِّنَٰتِ قَالُواْ هَٰذَا سِحۡرٞ مُّبِينٞ ٦
Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)”. Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: “Ini adalah sihir yang nyata”. (ash Shaff: 6)
Ketiga, aku juga al–Mahiy (penghapus), maksudnya Allah menghapuskan kekafiran melalui perantaraanku. Dengan hadirnya Rasulullah kekafiran terhapus. Semua tentang pemahaman akan kehidupan diganti dengan al-Islam. Islam menjadi konsepsi kehidupan yang menggantikan konsepsi kehidupan lainnya.
Keempat, aku juga al–Hasyir (penghimpun), maksudnya manusia akan berhimpun di bawah kakiku. Di antara para ulama menyebutkan bahwa makna qadamiy itu adalah pada masa atau zaman beliau. Berbagai bangsa dan suku banyak yang kemudian menjadi beragama Islam mengikuti agama yang belau ajarkan.
Kelima, aku juga al–Aqib, yang artinya tidak ada seorang nabi pun sepeninggalku. Beliau menjadi nabi dan utusan yang terakhir, sekaligus menjadi penyempurna dari ajaran nabi-nabi dan rasul terdahulu.
مَّا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَآ أَحَدٖ مِّن رِّجَالِكُمۡ وَلَٰكِن رَّسُولَ ٱللَّهِ وَخَاتَمَ ٱلنَّبِيِّنَۗ وَكَانَ ٱللَّهُ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٗا ٤٠
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (al-Ahzab: 40) (*)
Editor Mohammad Nurfatoni