PWMU.CO – PCNA Sidayu edukasi lingkungan hidup di acara Training Center Darul Arqam SMP Muhammadiyah (SMPM) 9 Golokan, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Sabtu (27/3/2024).
Edukasi dilakukan oleh Departemen Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LHPB) Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) Sidayu. Sebelumnya, edukasi lingkungan hidup berupa program Merdeka Sampah atau Sedekah Sampah telah dilaksanakan LHPB PCNA di SD Muhammadiyah Sidayu.
SMPM 9 Sidayu mengundang Departemen LHPB PCNA Sidayu untuk mengisi materi di Training Center Darul Arqam tentang “Edukasi Pemilahan Sampah”.
Sebagai narasumber adalah Norma Ismayucha, Anggota Departemen LHPB PCNA Sidayu. Dia didampingi sang ketuanya, Aisyah Purnamawati.
Norma mengangkat tema Bahaya Bumi yang Tak Tampak. Dia menjelaskan tentang partikel kecil baik di udara dan air yang disebabkan proses pemanasan dan perubahan wujud plastik.
“Contohnya seperti mikroplastik yang berada di laut kita, sampah plastik sachet yang bertahun-tahun di laut berubah menjadi mikroplastik karena proses pemanasan dari matahari dan gesekan karang,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, mikroplastik itu akhirnya dimakan oleh plankton, lalu plankton akan dimakan oleh ikan kecil. Kemudian ikan kecil dimakan ikan besar, ikan besar dimakan oleh manusia. “Akhirnya sampah yang kita buang akan berakhir kembali kepada kita,” ujarnya.
Materi yang sederhana yang disertai dengan data dan kartun animasi membuat para siswa antusias. Mereka mengaku belum pernah mendapatkan edukasi atas dampak dari sampah yang dibuang semarangan.
Kepala SMPM 9 Golokan Lutfiyah Ahmad SHI MSI mengungkapkan dirinya ingin memfollow up aksi seperti kegiatan Merdeka Sampah alias Sedekah Sampah di SD Muhammadiyah Sidayu yang diadakan oleh PCNA Sidayu.
“Saya berharap materi ini tidak sekadar teori namun dapat dipraktikkan ke depan,” tuturnya.
Hal ini ditanggapi langsung oleh Departemen LHPB PCNA Sidayu. Aisyah Purnamawati menjelaskan, dalam waktu dekat, pihaknya akan membantu siswa-siswi yang memiliki minat tinggi dalam aksi lingkungan untuk dibentuk menjadi satgas lingkungan atau ecoranger.
“Hal ini dilakukan untuk mempermudah koordinasi dan membantu mengontrol warga sekolah untuk senantiasa menjaga lingkungan,” ujarnya.
Penulis Luthfi Dyah Radintari Editor Mohammad Nurfatoni