PWMU.CO – LKSA atau Panti Asuhan Putri Aisyiyah Babat menyelenggarakan Tepak alias Temu Penguatan Kapasitas Anak dan Keluarga di Gedung LKSA atau Panti Asuhan Putri Aisyiyah Babat, di Jalan Cokroaminoto 72 Kota Babat, Lamongan, Jawa Timur, Kamis (4/4/2024).
Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Putri Aisyiyah Babat menghadirkan beberapa lembaga pendidikan mulai SD hingga SMP binaan, baik negeri maupun swasta, yang terdiri dari 8 SD dan 7 SMPimbas.
Ada 85 peserta Anak Asuh Keluarga Aisyiah Cabang Babat dan pembina damping yang hadir untuk mengikuti sarasehan. Acara diawali dengan gema wahyu Ilahi oleh dua santriwati dari SDN Banaran 1 yakni Djengkar Mahesti dan Aprila.
Keduanya hasil binaan Ustadzah Naimul Faizah. Anggota Majelis LKSA Pimpinan Cabang Aisyiah (PCA) Babat, ini dikenal sangat rajin dan ulet dalam membina, melatih, membimbing anak didiknya hingga sukses menjadi juara. Djengkar misalnya pernah mewakili lomba di bidang pembacaan ayat suci al-Quran tingkat kabupaten.
Kepala LKSA Putrie Aisyiyah Babat Ninik Suryani dalam sambutannya mengajak peserta untuk selalu belajar dalam kebaikan, agar menjadi putra-putri yang bermartabat. “Semua anak-anak bisa pinter dan cerdas. Iitu usaha kalian sendiri. Sementara orang tua dan pembina di sekolah hanya mendampingi saja,” tutur Ketua Majelis LKSA PCA Babat itu.
Acara yang dipandu Karina, santriwati lincah dan cekatan itu, selanjutnya mempersilahkan pembicara inti, Niazah SSos yang sudah malang-melintang bidang pembinaan sosial.
Pekerja Sosial (Peksos) LKSA Putri Aisyiyah Babat asal Desa Dadapan, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan, itu menguraikan, banyaknya gangster semisal anak punk atau anak jalanan itu gara-gara mereka tidak mendapat perhatian dan sentuhan kasih sayang dari orang tuanya.
Selanjutnya Niazah yang sudah berpengalaman membina anak-anak berkebutuhan khusus itu memaparkan, jika anak sudah mendapat kasih sayang dan pembinaan maka si anak akan kembali ke fitrahnya yang suci dan mulia.
Forum Tanya Jawab
Selanjutnya dibuka forum tanya jawab. Zidan, peserta dari SDN Babat 7 curhat. Katanya: “Mbak, Mbak…, saya pernah dibully teman-teman, terus bagaimana cara mengatasinya?” Suara gerrr pun terdengar dari hadirin, karena melihat gaya bocah lucu dan lugu itu.
Sambil senyum manis, Niazah memberi solusi. Menurutnya tidak perlu membalas bully-an itu. “Nasihatilah dengan berkata, ‘Stop Bullying!’ Atau laporkan ke guru pembina atau pendamping kalian,” saran Niazah, lulusan Universitas Negeri Jember itu.
Niswatin, salah satu wali siswa dari SDN Babat 7, mengapresiasi acara ini. Dia mengaku sangat terbantu untuk mendidik cucunya
Di bagian akhir acara adalah mengaji atau tadarus al-Quran secara tahsin berkelompok yang dipandu oleh Ustadzah Ikhtimami Azizah. Dia kemudian mengerahkan anak-anak menjadi beberapa kelompok tingkatan kelas selanjutnya menuju pendamping ustadzahnya masing-masing.
Beberapa saat kemudian Idam Kholik mengumandangkan adzan Ashar untuk Babat dan sekitarnya. “Bukan main suara siswa kelas V binaan SDN Banaran 1 itu. Sangat merdu dengan irama meliuk-liuk menambah haru suasana,” kata Riyantun, salah satu pengasuh senior LKSA Putri Aisyiyah Babat.
Setelah itu semua peserta diajak shalat berjamaah. Usai shalat Ashar, peserta dan pembina damping mendapat bingkisan untuk dibawa pulang. (*)
Penulis Riyantun Editor Mohammad Nurfatoni