Khotbah Idul Fitri 1445 H di Halaman Masjid Al Ihsan Tikung Lamongan oleh Alfain Jalaluddin Ramadlan, Wakil Sekretaris LSBO PDM Lamongan dan Pengajar Pondok Pesantren Al-Mizan Lamongan.
PWMU.CO – اَلْـحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لاَنَبِيَّ بَعْدَهُ .
قَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا اتَّقُوْا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَ اللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَ ِللهِ الْحَمْدُ. اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَ الْحَمْدُ لـِلَّهِ كَثِيْرًا وَ سُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَ أَصِيْلاً. لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَ نَصَرَ عَبْدَهُ، وَأَعَزَّ جُنْدَهُ، وَ هَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ. لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَ لَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ. لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَ اللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَ ِللهِ الْحَمْدُ.
Jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah.
Alhamdulillah di pagi yang berbahagia ini, kita dapat melangkahkan kaki kita ke tanah lapang ini dengan suasana hati yang bahagia. Oleh karena itu marilah kita tingkatkan syukur kita kepada Allah yang telah melimpahkan banyak nikmat dan rahmatNya kepada kita, sehingga kita takkan mampu menghitungnya.
Sebagaimana ditegaskan dalam al-Qur’an
وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sesungguhnya Allah maha Pengampun lagi maha Penyayang (an-Nahl : 18)
Salah satu perwujudan syukur itu adalah dengan menggunakan anugrah Allah SWT ini sebagai bekal untuk beramal saleh dan memperbanyak ibadah. Sehingga semakin banyak kenikmatan yang kita terima hendaknya menjadikan kita semakin taat kepada Allah. Cara syukur yang seperti ini insyaallah akan mengantarkan kita menjadi pribadi yang bertakwa.
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ “Sesungguhnya yang paling mulia di sisi allah di antara kamu adalah yang paling baik taqwanya”. (al-Hujurat : 13)
Jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi junjungan kita Muhammad saw yang telah memberikan suri teladan utama untuk selalu kita tiru agar kita bisa menjadi manusia yang selamat dunia akhirat.
Sebagaimana ditegaskan dalam surat al-Ahzab ayat 21 :
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. Semoga kita selalu diberi kekuatan untuk mengikuti dan menjalankan sunnah-sunnahnya.
Allahu Akbar, Allah Akbar Lailaaha illa Allah Allahu Akbar
Jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah
Indahnya hembusan angin dan pancaran cahaya di pagi hari, menandakan adanya kehidupan baru. Umat Islam di seluruh dunia, mereka dan kita semuanya telah menjalankan puasa Ramadhan selama satu bulan di tahun 1445 H. Berpuasa Ramadhan yang mengantarkan manusia menjadi Insan yang bertakwa.
Seperti dalam surat al-Baqarah ayat 183
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
”Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Namun bulan yang mulia ini telah kita lewati bersama. Dahulu, ada sahabat yang kelihatan bersedih ketika Idul Fitri. Suatu ketika, ada seorang sahabat yang bersedih, kemudian ditanya,”Ini adalah hari kebahagiaan dan kegembiraan, mengapa kamu malah bersedih?”
Dia menjawab,”Betul, namun aku hanyalah seorang hamba yang diperintahkan Tuhanku untuk beramal karena-Nya dan aku tidak tahu apakah Dia menerima amalku atau tidak.’”
Begitu juga Khalifah Umar bin Abdul Aziz ketika mau berpisah di bulan Ramadhan menangis dan mengajak sahabat-sahabatnya.
Suatu ketika Umar bin Abdul Aziz berkhotbah pada saat Idul Fitri. Dalam isi khotbahnya, Umar bin Abdul Aziz berpesan, ”Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian telah berpuasa karena Allah selama 30 hari dan kalian melaksanakan shalat tarawih selama 30 malam. Di hari ini, kalian keluar (di lapangan), mengharap kepada Allah swt agar Dia menerima amal kalian.”
Selain itu, Ibnu Rajab Al-Hambali berkata,”Bagaimana bisa seorang mukmin tidak menetes air mata ketika berpisah dengan Ramadhan, sedangkan ia tidak tahu apakah masih ada sisa umurnya untuk berjumpa lagi.”
Jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah.
Oleh karena itu, tradisi yang kita lakukan selama bulan Ramadhan, mari kita lanjutkan. Jangan sampai kebiasaan baik seperti baca al-Quran, berdzikir, beristighfar, puasa, bersedekah hanya dilaksanakan hanya di bulan Ramadhan. Karena amalan-amalan itu sangat banyak pahalanya.
Tradisi pertama, membaca al-Quran.
Allah swt telah menurunkan al-Quran pada bulan Ramadhan seperti dalam potongan firman Allah Swt surat al-Baqarah ayat 185
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil).”
Allah juga sudah berjanji akan memudahkan kita ketika menghafal dan mempelajari al-Quran, seperti dalam al-Qamar ayat 17
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْاٰنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُّدَّكِرٍ
”Sungguh, Kami benar-benar telah memudahkan al-Quran sebagai pelajaran. Maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?”
Al-Quran merupakan pedoman dan petunjuk bagi umat Islam. Sangat rugi sekali jika umat Islam sendiri tidak mau membaca dan mempelajarinya. Membaca al-Quran juga termasuk dalam ibadah paling utama di antara ibadah-ibadah yang lain.
Hal ini sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh an-Nu‘man ibn Basyir. Rasulullah saw bersabda: ”Sebaik-baiknya ibadah umatku adalah membaca al-Quran.” (HR Baihaqi)
Oleh sebab itu banyak keutamaan-keutamaan membaca al-Quran. Salah satu keutamaan dari membaca al-Quran sebagaimana sabda Rasulullah saw adalah memberikan syafaat ketika hari kiamat tiba.
Al-Quran bisa menjadi saksi di depan Allah bahwa ketika hidup di dunia, kita sering membacanya. Tentunya itu bisa menjadi penolong agar itu terbebas dari siksaan yang pedih.
Dengan membaca dan mempelajari al-Quran, insyaallah kita akan mendapatkan petunjuk agar bisa menjalani hidup di jalan yang benar.
Sesuai dengan firman Allah di dalam al-Quran surat al-Isra ayat 9
اِنَّ هٰذَا الْقُرْاٰنَ يَهْدِيْ لِلَّتِيْ هِيَ اَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِيْنَ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمْ اَجْرًا كَبِيْرًاۙ
”Sesungguhnya al-Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.”
Memperoleh pahala berlipat
Selain itu, keutamaan membaca al-Quran adalah memperoleh pahala berlipat, seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah Ibnu Mas’ud,
عن عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ، يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
“Dari Abdullah Ibnu Mas‘ud, Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur’an), maka dia akan memperoleh satu kebaikan. Sedangkan satu kebaikan dilipatkan dengan sepuluh semisalnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim (sebagai) satu huruf. Akan tetapi, alif satu huruf, lâm satu huruf, dan mim satu huruf.” (HR At-Tirmidzi: 2835)
Orangnya dan Orang tuanya Akan disematkan mahkota dan jubah.
Selain itu, orang yang dekat dengan al-Quran akan mendapatkan mahkota dan baju kebesaran. Seperti dijelaskan dalam hadits dari Buraidah RA, Nabi SAW bersabda, “Siapa yang menghafal al-Quran, mengkajinya dan mengamalkannya, maka Allah akan memberikan mahkota bagi kedua orang tuanya dari cahaya yang terangnya seperti matahari, dan kedua orang tuanya akan diberi dua pakaian yang tidak bisa dinilai dengan dunia. Kemudian kedua orang tuanya bertanya, “Mengapa saya sampai diberi pakaian semacam ini?” Lalu disampaikan kepadanya, “Disebabkan anakmu telah mengamalkan al-Quran.” (HR. Hakim)
Jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah.
Tradisi kedua, berdzikir (memperbanyak istighfar)
Ada sebuah kisah yang diriwayatkan oleh Ibnu Syubaih sebagaimana yang dinukil oleh Imam Al-Qurtubi di dalam kitab tafsirnya Al-Jaami’ Li Ahkaamil Quran atau yang dikenal dengan Tafsir Al-Qurtubi :
Ada tiga orang yang lagi ditimpah kesusahan. Ketiga orang itu meminta nasihat kepada Imam Hasan Basri.
Orang pertama datang mengeluhkan dirinya sudah 10 tahun menikah tidak punya anak.
Pria itu sudah ke mana-mana berobat demi mendapatkan anak dari pernikahan dengan istrinya, tapi tak kunjung berhasil. Imam Hasan Al-Basri menjawab,”Perbanyak istighfar, astaghfirullah wa atubu ilaih, jangan berhenti.”
Tamu tadi pun pulang untuk mengamalkan apa yang disarankan Imam Hasan Al-Basri.
Lalu datang orang kedua bertanya kepada sang Imam. “Saya sudah lama sakit, di perut saya ada penyakit, sakit. Kalau sakit itu luar biasa. Sudah berobat nggak pernah sembuh. Sudah ikhtiar. Apa saran Anda.” Kemudian Imam Hasan Basri menjawab,”Perbanyak istighfar.”
Setelah itu, datanglah orang ketiga berkata “Saya sudah lama bekerja keras tapi tidak pernah kaya seperti fulan,” ujar orang itu sambil menunjuk orang kaya di kampung itu.
Lagi-lagi Imam Hasan Al-Basri menyarankan agar orang itu memperbanyak istighfar.
Orang ketiga ini pun pamit pulang.
Melihat hal itu, Rabii’ bin Subaih bertanya: “Tadi orang-orang berdatangan kepadamu mengadukan berbagai permasalahan, dan engkau memerintahkan mereka semua agar beristighfar, mengapa demikian?”
Hasan al-Bashri rahimahullah menjawab,”Aku tidak menjawab dari diriku sendiri, karena Allah subhanahu wa ta’ala telah mengatakan dalam firmanNya:
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا (10) يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا (11) وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا (12)
”Maka Aku katakan kepada mereka, Mohonlah ampunan kepada Rabb-mu, sesungguhnya dia adalah Maha Pengampun, niscaya dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (Nuh: 10-12)
Jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah.
Jadi, kebiasaan-kebiasaan baik ini mari terus kita laksanakan diluar bulan Ramadhan. Karena kita tidak tahu Allah swt mengambil kapan nyawa kita.
Karena kita sebagai umat Islam telah diingatkan oleh Rasulullah SAW agar tiap waktunya menjadi orang yang lebih baik. Rasulullah SAW bersabda,
من كان يومه خيرا من امسه فهو رابح. ومن كان يومه مثل امسه فهو مغبون. ومن كان يومه شرا من امسه فهو ملعون.( رواه الحاكم)
“Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang beruntung, (dan) barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin dialah tergolong orang yang merugi, dan bahkan barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin dialah tergolong orang yang celaka.” (HR Al Hakim)
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menentukan arah tujuan hidup yang lebih baik agar memiliki masa depan yang lebih baik.
Jamaah rahimakumullah.
Di penghujung khotbah ini, mari kita bermunajat kepada Allah dengan khusyuk dan penuh pengharapan. Semoga seluruh amal ibadah kita di bulan Ramadhan dan sesudahnya kian bermakna dan diterima di sisi Allah swt, sehingga di Hari Akhir nanti menjadi jalan meraih surga jannatun na’im dalam naungan ridha dan karunia Allah swt. Amin ya rabb al-alamin.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْم
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ، وَ الُمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ، اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ اْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ، فَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ،
رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْـتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا، رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَا لاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ، وَاعْفُ عَنَّـا وَ اغْفِرْ لَنَا وَ ارْحَمْنَا، أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ ()
رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَ هَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَة،ً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ ()
Ya Allah, tolonglah kaum Muslimin dan Mujahidin di Palestina, Ya Allah, selamatkanlah saudara-saudara kami kaum muslim yang tertindas di Palestina. teguhkanlah iman mereka dan turunkanlah ketenteraman di dalam hati mereka dan satukanlah barisan mereka.
Ya Allah. binasakanlah kaum Yahudi dan pasukan Israel, dan cerai- beraikanlah kesatuan mereka, Ya Allah, menangkanlah kaum mujahidin Palestina ya Allah.
رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَ هَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِـزَّةِ عَمَّا يَصِـفُوْنَ، وَ سَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِـيْنَ، وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْ
Editor Sugeng Purwanto