PDM Kabupaten Gresik Sampaikan Spirit Al-Maun di Masjid At-Taqwa Sukorejo

Suasana PDM Gresik H Muhammad Thoha Mahsun menyampaikan tausyiahnya di Masjid At Taqwa Sukorejo Bungah Gresik, Ahad (7/4/2024) (Alkafiah/PWMU.CO)

PWMU.CO – PDM Kabupaten Gresik Muhammad Thoha Mahsun SAg MPdI MHES sampaikan spirit al-Maun di Masjid At-Taqwa Sukorejo Bungah Gresik, Ahad (7/4/2024).

Dalam acara Santunan Yatim dan Dhuafa yang diadakan Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) dan Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) Sukorejo dia menyampaikan tentang pentingnya spirit al-Maun dalam kehidupan bermasyarakat. 

Dalam ceramahnya di hadapan seluruh anggota Muhammadiyah, Aisyiyah serta para undangan, dia menyampaikan KH Ahmad Dahlan  mengajarkan QS al-Maun itu sampai 3 bulan dan diulang-ulang.

“Dan pada saat itu santri beliau yang bernama KH Sujak  menyampaikan bahwa beliau sudah hafal baik tafsir maupun artinya namun kenapa tidak dipindah, kenapa masih juga mempelajari surat Al Ma’un?” katanya.

Maka jawaban KH Ahmad Dahlan saat itu, “Apakah sudah paham isinya, apa sudah hafal dan sudah di praktikkan. Jika sudah maka pulanglah dan ambil apa yang kamu punya di rumah besok kita praktikkan bersama-sama QS al-Maun. Setelah itu keesokan harinya hasil barang yang dibawa santrinya dikumpulkan  dan bagi-bagikan ke para dhuafa yang membutuhkan.

Menurutnya, menafsirkan yatim adalah simbol ketidakberdayaan baik secara ilmu, secara kasih sayang, secara akses kekuasaan itulah yang dinamakan yatim. Jadi siapa saja yang tidak berdaya dalam kehidupannya disebut yatim maka perlu disupport, dikuatkan dan didampingi.

“Seorang anak yatim yang ditinggal orangtuanya dan memiliki harta itu ibarat suatu bangunan yang perlu kita beri pagar, kita tembok agar rumah tersebut aman dan tidak diganggu,” tegasnya.

Maka dari itu, lanjutnya, anak-anak yang tidak punya orangtua, tidak punya keluarga mereka itulah sasaran utama kita untuk menolong, mendampingi, membantu, membesarkan hatinya supaya kuat.

Pesan yang disampaikannya kepada seluruh masyarakat, kita perlu hati-hati meskipun niatnya menolong tapi jaga marwah mereka. Usahakan untuk memberi dengan penuh akhlak.

“Contohnya jika diperlukan foto kalau hanya untuk arsip laporan tidak apa-apa, namun jangan sampai merendahkan marwahnya, kalau menyerahkan bantuan kepada anak-anak jangan foto anaknya, foto yang mewakili saja. Misalnya kalau di sekolah ya kepala sekolahnya,” ujarnya.

Hal ini, tegasnya, perlu untuk menghindari ketidaknyamanan dan bagi penerima semoga menjadi support kecil yang mempunyai nilai kesabaran di dalamnya.

“Mengutip Gus Baha dalam kajiannya menyampaikan bahwasannya muslim yang tidak masuk surga adalah muslim yang bodoh. Maka dari itu sesama muslim haruslah saling tolong-menolong sebagaimana dalam QS al-Maidah ayat 2 , Wa ta’āwanụ ‘alal-birri wat-taqwā wa lā ta’āwanụ ‘alal-iṡmi wal-‘udwāni

Yang artinya, “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan”. (*)

Penulis Alkafiah. Editor Ichwan Arif.

Exit mobile version