PWMU.CO – Saat ini sekitar 4 juta Muslim dari berbagai bangsa berkumpul, tumplek blek, jadi satu di Mekah. Pekan depan (8-13 Dzulhijjah) mereka akan menunaikan haji, menuju Mina, Arafah, Muzdalifah, dan kembali ke Mekah. Di antara jutaan Muslim itu terselip Davletchan, jamaah calon haji dari Derbent, Republik Dagestan, Rusia.
Kepada PWMU.CO, Rabu (23/8) Davletchan memperkenalkan diri. Perbincangan berlangsung setelah dia menunaikan tawaf umrah dan menunggu shalat Maghrib.
(Baca: Meski Berada di Saudi, Jangan Kearab-araban…)
Davletchan berperawakan tinggi besar. Berkulit putih dan berbulu tebal. Hidungnya mancung. Pokoknya ganteng, khas pria Eropa.
Dia juga sangat ramah dan murah senyum. Davletchan memulai menyapa dengan sapaan khas Arab, “Kaifa khaluka (apa kabarmu).” Saya pun menyambut antusias, “Alhamdulillah, ana bi khair (kabar saya baik).”
Dengan sapaan itu saya mengira dia bisa berbahasa Arab. Ternyata sedikit yang dia kuasai. Bahasa Inggris pun hanya sepotong-potong. Jadilah perbincangan dibantu dengan bahasa ‘tutul’. Maksudnya dengan menulis (Jawa: nutul) apa yang dimaksud di ruang chat WhatsApp.
(Baca Juga: Ustadz Abdul Azis: Mari “Pindahkan” Baitullah ke Tanah Air)
Davletchan mengatakan bahwa ia pergi haji tahun ini bersama 6 ribu orang, dari hampir 3 juta populasi Muslim Republik Dagestan, Rusia. Ayah 2 anak itu pun sempat bertanya balik berapa Muslim Indonesia yang pergi haji. Ketika saya hawab bahwa jumlahnya 200 ribu, dia berucap, “Masyaallah,” sambil geleng-geleng kepala. Ucapan masyaallah kembali dia sampaikan ketika saya beritahu jumlah umat Islam Indonesia yang mayoritas dan terbesar di dunia.
Perbincangan singkat dengan Davletchan berakhir ketika adzan Magrib di Masjid Alharam berkumandang merdu penuh wibawa. Tak lupa kami saling berfoto selfi dan tukar nomer WhatsApp.
Mudah-mudahan jika ada “panggilan” ke Rusia, saya bisa kontak dan bertemu lagi. Selamat berhaji ya akhi Davletchan. Semoga mabrur dan bisa menjadi bagian dari dakwah di bekas negara Uni Sovyet itu. (Mohammad Nurfatoni)