PWMU.CO – Tuntas, 3 Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) magang di SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) Gresik.
Ketiganya ialah Yuniar Anasti Putri, Aulia Azzarah, dan Asma Ayu Radika Sabrina Salzabillah. Mereka telah menjalani program magang sebagai guru Bimbingan Konseling (BK) selama 1 bulan 15 hari. Tepatnya sejak Jumat (16/2/2024) sampai Selasa (2/4/2024).
Menjelang hari terakhir magang di sekolah ramah anak itu, mereka presentasi proses hingga hasil magang di hadapan Kepala SD Mugeb Mochammad Nor Qomari SSi dan keempat wakil kepala sekolah. Hadir pula supervisor magang Sayyidah Nuriyah SPsi dan Yuanita Anggun Candra Yudha SPsi yang membersamai sehari-hari.
Ari, sapaan akrab Kepala SD Mugeb, menyampaikan syukur. “Alhamdulillah sebulan lebih belajar langsung di SD Mugeb. Semoga ilmu sejak awal hingga besok terakhir bisa bermanfaat. Tidak hanya untuk tugas di perguruan tinggi tapi sampai Njenengan semua bisa menjadi sarjana Psikologi,” ujarnya Senin, (1/4/2024).
Ari menyatakan pihak SD Mugeb sangat terbuka atas apapun hasilnya. “Kalau sudah berkerja pasti menerima pahit manisnya pengalaman. Proses di kami nggak 100 persen baik. Dari sini kita bisa instrospeksi diri,” ujarnya.
Ia berharap, dari mereka ada solusi yang bisa membuat SD Mugeb benar-benar menjadi tempat belajar dan bermain anak-anak yang menggembirakan.
Kebagian presentasi pertama, Aza–sapaan akrab Aulia Azzarah–mengawali dengan pemaparan apa saja kegiatan yang telah mereka jalani. “Di sini kita belajar administrasi dan skoring salah satu alat tes psikologi yang kita belum pernah. Waktu itu sama Ustadzah Anggun,” kenangnya.
“Saya juga sempat mendampingi psikotes salah satu siswa sama Ustadzah Sayyidah. Alhamdulillah juga berkesempatan ikut psikotes sama PLPK di TK Aisyiyah,” ungkapnya.
“Kita memperbagus mading di BK dan merombak isinya juga,” terangnya sambil menunjukkan potret majalah dinding (Mading) karya mereka.
Konten edukasi berupa video Reels terkait konstruk Psikologi yang mereka angkat selama magang ini pun ia tunjukkan. Hingga mereka presentasi, ada empat video yang sudah terunggah di Instagram @bk_sdmugeb https://www.instagram.com/reel/C338aRqpW1X/?igsh=MTBtZXZtNXNvMDJkdQ== dan tiga video yang sedang dalam proses pengeditan.
Video edukasi ini bagian dari upaya guru BK SD Mugeb sehari-harinya dalam memberikan edukasi kepada wali siswa. Biasanya, Sayyidah dan Anggun bergantian mengisi kontennya. Selama magang, Aza membuat video edukasi tips meningkatkan kepercayaan diri pada anak, Yuniar membuat video edukasi tips melatih kemandirian pada anak, sedangkan Asma membuat video tentang tips meningkatkan motivasi belajar anak.
Tangani Kasus
Kemudian, Aza memaparkan satu kasus terkait kepercayaan diri yang ia tangani. “Dia punya trauma dari sekolah sebelumnya sehingga masih sulit berkomunikasi sama orang. Sekarang mau terbuka sama wali kelasnya dan saya. Dia juga mau terbuka sama teman sebelahnya saja,” ungkapnya.
Mahasiswa semester VI UMG ini lantas menerangkan, “Dia sempat ke BK untuk mencari saya ketika sepekan saya menjaga ujian di kelas lain. Sebelum pulang, saya pamitan dengannya.”
Aza juga menceritakan dalam perjalanannya perlu mengubah strategi untuk menyesuaikan kondisi siswa yang ia hadapi. Akhirnya ia pakai strategi bercerita melalui gambar untuk mengatasi keterbatasan anak dalam berbicara.
Lain halnya dengan Asma yang fokus pada kasus motivasi belajar anak. Ia menemukan siswa yang perfeksionis sehingga terkesan tidak mau mengerjakan tugas. “Takut jika tidak dapat nilai 100 akan dimarahi ortu. Jadi lembarnya disimpan di loker. Dia kurang punya motivasi dalam mengerjakan,” ungkapnya.
Di tahap selanjutnya, kata Asma setelah memberikan penanganan, anak itu sudah berani mengerjakan tugas sendiri tanpa bantuan guru. “Dia suka menggambar dan itu harus didukung. Dia sudah punya perubahan sedikit namun itu sangat berarti bagi saya,” ujarnya.
Kemudian Yuniar menyampaikan, awalnya ia melakukan observasi dulu. “Ada tabel observasi yang meliputi empat aspek. Dari hasil observasi itu, akhirnya saya masuk ke kelas A,” ujarnya lantas memaparkan detail kasus terkait kemandirian yang ia tangani dengan teknik shaping.
Yuniar bersyukur, ada siswa yang berhasilnya di hari keempat bahkan ketiga. “Dia awalnya menangis ketika mengerjakan tugas yang sulit. Saya mengajari bertanya ke guru dan teman. Untuk mempertahankan perilaku baiknya, saya juga memberikan kartu dengan stiker. Ustad dan Ustadzah bisa pakai teknik ini untuk mengubah dan menimbulkan perilaku baru,” tutupnya.
Sayyidah lantas mengapresiasi ketiga mahasiswa itu yang telah menunjukkan semangat dan keberanian mencoba menyelesaikan berbagai tugas baru.
“Alhamdulillah bertepatan dengan Ramadhan. Rekan-rekan mengikuti pembiasaan ibadah untuk guru seperti ngaji tafsir pagi, tadarus siang, bahkan merasakan bagaimana mendampingi Pesantren Kilat Darul Arqam pagi maupun sore,” tambahnya.
Tanggapan Positif
Tanggapan positif pun berdatangan dari seluruh jajaran wakil kepala sekolah (Waka). Waka bidang Kesiswaan Nugra Heny Apriliah SPdI menyampaikan, “Semua sudah baik. Penjelasannya sudah runtut.”
Waka bidang Pengembangan Pendidikan Rizka Navilah S. SPd mengucapkan terima kasih telah mendampingi anak-anak hebat di SD Mugeb selama sebulan ini. “Keren metode yg digunakan. Yang baru, disampaikan ke BK. Baru satu bulan bisa seperti itu, gimana kalau nanti dilanjutkan,” ujarnya.
Waka bidang Umum Agus Suprayitno SPd pun memberikan saran agar materi presentasi tidak hanya gambar. “Perlu tulisan agar bisa memahami sepenuhnya yang dijelaskan teman-teman. Ada video kalau bisa, proses yang bisa kita lihat secara real,” sarannya.
Adapun Waka bidang Pembiasaan dan Pembinaan Karakter Nur Hamidah SPd berpesan, “Apa-apa pembiasaan baik yang sudah didapat di SD Mugeb dibawa ke luar. Yang kurang baik, disampaikan ke Ustadzah Sayyidah dan Ustadzah Anggun, nanti kami perbaiki yang di dalam.”
Akhirnya Ari menambahkan, “Satu juta langkah tidak akan bisa sampai kalau tidak dimulai dari satu langkah. Jangan takut gagal mencoba. Intinya, ini sudah baik. Memang perlu dibuat sistem atau prosedur sehingga nanti kita sebagai pihak sekolah bisa lebih optimal dari prosedur yang dilakukan.”
“Semua dari hati insyaallah akan sampai di hati anak. Jangan sampai silaturahmi terputus karena tidak berstatus magang. Tetep semangat. Kita tunggu cerita suksesnya!” ujarnya. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni