PWMU.CO – Pada Halalbihalal Umsida (Universitas Muhammadiyah Sidoarjo), Selasa (16/4/2024) Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Umsida Prof Syafiq A Mughni MA PhD, menyampaikan tausiah bertema Syukuri Prestasi, Pantaskan Diri, Raih Ridha Illahi
“Ada dua tema yang menjadi concern pada halalbihalal kali ini. Yang pertama adalah istilah halalbihalal. Istilah ini tidak muncul pada tahun 50-an, di istana negara, atau bukan karena kreasi seorang tokoh atau golongan. Jika dilihat pada Suara Muhammadiyah tahun 1920-an, kita akan menjumpai istilah Alal Bihalal. Jadi Halalbihalal ini jika dilaksanakan dengan benar dan tujuan yang baik, maka akan membawa manfaat,” tuturnya.
Ia menjelaskan semangat dari halalbihalal adalah saling memaafkan. Hal ini penting mengingat karena biasanya meminta maaf itu satu hal yang tidak selalu mudah. Tetapi jika pada momen halalbihalal, maka memaafkan bisa saja menjadi hal yang mudah, tidak ada kendala psikis dan akhirnya bisa saling memaafkan.
Hal ini, menurutnya, merujuk pada salah satu ayat Allah dalam surah Ali Imran ayat 159 yang berbunyi:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ ١:
Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting). Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.
“Ayat tersebut merupakan salah satu semangat yang sangat luhur, resep dari al-Qur’an, dan menjadi kunci dari hubungan baik yang harmonis,” ujar Prof Syafiq.
Selanjutnya, ia membahas tentang rasa syukur. Ia mengatakan, “Kita bersyukur kepada Allah SWT atas karunia dan nikmat, khususnya ketika kita sudah meraih akreditasi unggul, ini adalah rahmat Allah SWT. Marilah kita berkomitmen dan menyatakan sesuatu yangs angat penting seperti yang diucapkan Nabi Sulaiman AS.”
Cerita Nabi Sulaiman
Prof Syafiq menjelaskan tentang pelajaran yang diambil dari kisa Nabi Sulaiman AS. Nabi Sulaiman diberi Allah kerajaan yang besar, kekuasaan yang luas, hingga bisa menaklukkan Ratu Balqis di Yaman.
Ayat tentang kisah Nabi Sulaiman yang menganjurkan umat Muslim untuk bersyukur terdapat pada al-Quran Surat an-Naml 40:
قَالَ الَّذِيْ عِنْدَهٗ عِلْمٌ مِّنَ الْكِتٰبِ اَنَا۠ اٰتِيْكَ بِهٖ قَبْلَ اَنْ يَّرْتَدَّ اِلَيْكَ طَرْفُكَۗ فَلَمَّا رَاٰهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهٗ قَالَ هٰذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّيْۗ لِيَبْلُوَنِيْٓ ءَاَشْكُرُ اَمْ اَكْفُرُۗ وَمَنْ شَكَرَ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ رَبِّيْ غَنِيٌّ كَرِيْم
Artinya: Seorang yang mempunyai ilmu dari kitab suci berkata, “Aku akan mendatangimu dengan membawa (singgasana) itu sebelum matamu berkedip.” Ketika dia (Sulaiman) melihat (singgasana) itu ada di hadapannya, dia pun berkata, “Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau berbuat kufur. Siapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri. Siapa yang berbuat kufur, maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya lagi Mahamulia.”
“Intinya, kita harus bersyukur atas nikmat yang Allah berikan dengan cara memanfaatkannya sebagai peluang yang baik untuk meningkatkan kualitas pengabdian kita kepada Umsida. Dan kalau kita terus meningkatkan ini dengan baik, memiliki dedikasi yang tinggi, dan komitmen yang kuat terhadap Umsida, maka dampaknya akan kembali ke kita semua,” jelas Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur periode 2005-2010 itu. (*)
Penulis Romadhona S. Editor Mohammad Nurfatoni