PWMU.CO – Fenomena angpau lebaran diulas Majelis Tabligh dan Ketarjihan (MTK) Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur melalui reels Instagram, Ahad (7/4/2024).
Bertajuk Bagi-Bagi Angpau Lebaran Wujud Syukur atau Kesombongan? reels ini diposting di Instagram tabligh_pwa_jatim.
Majelis yang digawangi Dr Istikomah MAg dengan 11 anggota ini selalu mengikuti perkembangan dunia teknologi. Melalui akun media sosial baik di Instagram, Facebook, Web ataupun channel Youtube, mejelis ini selalu memposting baik kegiatan kajian digital internal Aisyiyah Jawa Timur, kajian di Radio Republik Indinesia (RRI) Pro 1 Surabaya, postingan dan reels tentang konsep ajaran Islam.
Dalam wawancara khusus dengan Yayuk Tri Herawati, anggota Devisi Tabligh Digital dan Komunitas menjelaskan, dalam hal dakwah digital, MTK PW Aisyiyah Jatim memiliki akun Instagram yaitu tabligh_pwa_jatim.
“Dalam pola kerjanya, Devisi Tabligh Digital bersama Devisi Kajian Ketarjihan berkolaborasi menentukan materi yang akan diposting,” katanya.
Selanjutnya mereka mengonsep bersama-sama pengemasan materi tersbut. Apakah cukup dengan satu slide atau dengan beberapa slide dalam mode reels. Setelah disepakati lalu dirilis di Instagram.
“Adapun reels tentang angpau ini, berisi pertanyaan dan ulasan berkenaan dengan fenomena angpau saat lebaran. Dijelaskan apakah bagi-bagi uang angpau saat lebaran merupakan sebuah wujud syukur ataukah merupakan sebuah kesombongan,” katanya.
Dia mengatakan, sebuah amalan dilakukan bergantung pada niatnya. Maka demikian juga dengan memberikan uang angpau saat lebaran. Semua dikembalikan kepada pribadi masing-masing, bagaimana niat memberi uang angpau saat lebaran.
Kemudian dipaparkan sebuah Hadits Riwayat Bukhari Muslim tentang niat:
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ إِلَى امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
“Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang erempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan” (HR. Bukhari-Muslim)
Pada slide ketiga, dipaparkan sebuah hadits tentang hakikat kesombongan. Bahwa jika kita melakukan amaliyah apapun jika ada setitik kesombongan, maka Allah SWT Maha Megetahui dan memberikan warning bahwa yang seperti itu tidak akan masuk surga.
Hadits yang berkaitan dengan hal tersebut yaitu: Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.”
Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“ (HR. Muslim)
Penulis Sunarsih Editor Nely Izzatul