PWMU.CO – Siswa Spemdalas membuat kreasi ketupat setelah mereka mengikuti kegiatan Istihlal di halaman sekolah, Rabu (17/4/2024).
Siswa SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik membuat kreasi ketupat di kelas masing-masing dengan pendampingan wali kelas, setelah mengikuti serangkaian seremoni Idul Fitri dan Awarding Pesantren Kilat Darul Arqam (PKDA).
Siswa bersama wali kelasnya membuat kreasi ketupat dengan bahan pita yang telah disediakan oleh sekolah. Usai mendapatkan breafing dari wali kelasnya terlihat siswa kelas VIII Ferrum Arsyad Fitroh Muhammad Purwoko dan Satrio Putra Yunaryo bersigap membantu untuk memotong pita berukuran satu meteran. Mereka berdua kemudian mengajak temanya mengambil warna sesuai kesukaanya.
Beragam bentuk dan warna ketupat dikreasikan oleh siswa Spemdalas. Ada yang berbentuk belah ketupat, limas dan dengan beragam kombinasi warna.
Seperti yang dibuat siswa kelas VIII Ferrum Bilqis Khansa Kireina Modesty Powady. Dia membuat ketupat bentuk limas dengan satu janur. Bilqis menggunakan hanya satu warna orange pilihanya.
Dia terinspirasi dari video tutorial awal yang ia lihat di Youtube. “Itu video awal yang didapat dan sepertinya lebih simpel tapi menarik,” katanya saat diwawancarai PWMU.CO di sela proses pembuatan.
Berbeda dengan Bilqis, rekan sekelasnya Waheeeda El Humayra selama empat puluh menit masih berupaya menyelesaikan ketupatnya. Dari dua warna pita hijau dan orange, gadis yang bercita-cita menjadi dokter ini masih baru menuntaskan 75 persen bentuk ketupatnya.
“Ternyata tidak mudah ya penuh tantangan,” ucapnya.
Menurut Mayra sapaan akrabnya, proses awal menganyam menjadi tantangan tersendiri meskipun sudah perlahan-lahan mengikuti tutorial yang ada. “Di awal menganyam itu, pitanya sering lepas dan meski harus kembali ke langkah awal,” katanya sambil tersenyum tersipu malu.
Kreativitas pembuatan ketupat juga terlihat dari kelas lain seperti di kelas VII Emphaty dengan kombinasi warna hijau putih, IX Baghdad warna ungu-kuning dan IX Fez warna catur hitam putih dan lainnya.
Di tiap kelas ada yang telah berhasil menuntaskan pembuatan kupat dalam durasi yang disediakan panitia 45 menit, ada yang baru 60 persen dan ada yang belum berhasil sama sekali.
Muhammad Nabhan Zulfadli utomo sempat menyerah saat membuat kreasi ketupat ini. Siswa kelas VIII Erbium ini menyampaikan memerlukan kesabaran dan ketelatenan untuk mengayam ketupatnya.
Sementara Muhammad Zalfino Althaf Herdiansyah mersa senang karena telah berhasil menuntaskan pembuatan ketupatnya. Di awal Fino sudah memikirkan ide bentuk dimensinya. Dia memilih bentuk belah ketupat yang dirasakan lebih mudah dan umum ada dibuat oleh masyarakat.
“Ini kedua kalinya membuat ketupat, senang rasanya kali ini akhirnya berhasil membuatnya,” katanya. (*)
Penulis Anis Shofatun. Editor Ichwan Arif.