Pesan Ketua PDA Gresik untuk AUA PRA PPI

Suasana saat kajian Ramadhan di Aula Nyai Walidah TK Aisyiyah 36 PPI (Anik Mas’ud/PWMU.CO)

PWMU.CO – Innik Hikmatin SPd MPdI pemateri pada Pelatihan Penguatan Ideologi Guru/Pegawai Kelompok Bermain (Kober) Tunas Aisyiyah dan TK Aisyiyah 36 PPI, menyampaikan beberapa cerita, pesan, dan kesan selama mengisi materi, Rabu (17/4/2024).

“Pelatihan sekaligus kajian Ramadhan dengan tema Ramadhan, Semangat Kebersamaan dan Bangkitkan Ukhuwah pada Senin, 1 April 2024 kemarin merupakan refleksi Ramadhan ke-22 untuk mendapatkan kemenangan yaitu menjadi hamba yang mutakin,” jelasnya.

Tampak pemandangan yang inklusif, beragam seragam, jenis kelamin dan jabatan duduk sama rata. Satu bapak, dua ibu pramubakti, ibu-ibu Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) PPI, ibu-ibu Majelis PAUD Dasmen PRA PPI, beserta semua guru, kepala Kober, dan TK.

“Alhamdulillah semua kompak ingin belajar bersama-sama, belajar dari orang lain, saling ber-refleksi diri, dengan harapan layanan pendidikan untuk semua anak terakomodasi dengan baik, bisa memberikan akomodasi yang layak untuk semua anak tanpa diskriminasi,” ungkapnya penuh syukur begitu duduk di depan dan melihat para peserta.

Kajian siang itu diawali dengan sapaan satu persatu dengan karakter dan kelebihan masing-masing oleh Ria Eka Lestari SS—MC yang juga Sekretaris Majelis PAUD Dasmen PRA Perumahan Pongangan Indah (PPI).

Bu Innik, sapaannya, sangat senang kegiatan diawali taaruf, saling mengenal. “Hal penting yang dapat menumbuhkan motivasi bersama adanya pengakuan, penghormatan, dan untuk saling menguatkan kelebihan yang dimiliki,” terangnya.

Setelah mengenal sesama, tentunya tumbuh di hati masing-masing peserta untuk memahami siapa saya, kebutuhan saya, yang tidak mungkin hidup sendiri dan pasti membutuhkan orang lain.

“Dengan tafahum, saling memahami kekuatan masing-masing akan tumbuh kebersamaan untuk mencukupi kebutuhan masing-masing,” ujar Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten (PDA) Gresik ini.

Innik Hikmatin SPd MPdI (tengah), saat memberikan kajian Ramadhan di TK Aisyiyah 36 PPI (Anik Mas’ud/PWMU.CO)

Setelah adanya taaruf, tafahum, pasti dalam diri masing-masing akan tumbuh rasa atau perilaku ta’awun, saling menolong sesama, saling bekerja sama.

“Dan yang terakhir adanya penjaminan dari peserta kajian sesuai peran masing-masing atau takaful. Yang menjadi guru tentunya taaruf, tafahum, taawun, dan takaful (4T) itu akan diaplikasikan dalam pembelajaran diferensiasi di kelas melalui strategi bayani, burhani, dan irfani (BBI) dengan kelengkapan empat kompetensi yg dimiliki yaitu kompetensi pribadi, sosial, pedagogik, dan profesional,” terangnya.

“Kepala sekolah pun demikian, 4T dengan pendekatan BBI dalam amanahnya sebagai kepala sekolah yang memiliki 5 kompetensi yakni kepribadian, manajerial, supervisi, kewirausahaan, dan sosial,” tambah dia.

Begitu juga ibu-ibu PRA PPI dengan perannya untuk bisa menghadapi berbagai tantangan hidup dalam kepemimpinannya. “Memberikan pelayanan yang baik kepada para guru dan para kepala sekolah yang beragam,” ucapnya

Dia menjelaskan, penerapan 4T dengan pendekatan BBI yang didasari Surat al-Baqarah Ayat 183 dan Ayat 2-5 yang dijadikan dasar serta bahan refleksi sebagai hamba yang ingin mendapatkan kemenangan di akhir Ramadhan. Yaitu terus berupaya meningkatkan ketaqwaan kepada Allah sebagai hamba yang mutakin.

Menurutnya, semua yang terlihat nyata ada dalam pembelajaran awal kajian, tampak manhaj gerakan Muhammadiyah (ideologi) terintegrasi didalam pembelajaran awal kajian. “Termasuk adanya iman, ilmu, dan amal yang tak terpisahkan.

Kemudian Bu Innik mengkaitkan pembelajaran awal untuk bisa berevaluasi diri terhadap kondisi masing-masing peserta saat ini dengan ketauladanan para tokoh pimpinan wanita satu abad yang lalu yakni kepribadian Nyai Walidah, sampai semangat api Siti Noordjannah Djohantini dalam pidatonya pada saat Rembuk PAUD Nasional di Yogya yang tertuang sebagai berikut:

  1. Jadikan gerakan pendidikan sebagai multkultur, bisa dijadikan komunikasi semua pihak untuk memperluas Dakwah, memperluas gerakan dan memperbanyak teman.
  2. Harus mentargetkan apa-apa yang perlu ditingkatkan dan bekerja sama dengan siapa saja.
  3. Kita punya modal sosial dan sejarah yang kuat, yang bisa meneguhkan hati, meneguhkan organisasi untuk bisa meningkatkan program-program pendidikan.
  4. Mari kita menguatkan api perjuangan yang senyala-nyalanya, dan api jihad kita menjadi lahan kita menggerakkan Aisyiyah. (*)

Penulis Anik Mas’ud Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version