PWMU.CO – Ortu jadi imam shalat, anaknya mengisi kultum. Hal ini terjadi saat shalat tarawih di Masjid An-Nur Jalan Dewata Genteng Banyuwangi-Surabaya Jatim.
Masjid An-Nur yang merupakan Pusat Dakwah Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Genteng seolah menjadi sarana pengkaderan untuk mempersiapkan generasi masa depan yang handal.
Sesuai jadwal yang sudah beredar, imam shalat isya dan tarawih sekaligus kultum pada Senin (1/4/2024) adalah Ketua PRM Jalen Abdul Muntholib. Namun untuk kultumnya digantikan oleh putranya, Reyhan Iftitan Ramadhanu, siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 1 (SMP Muhi) Genteng.
Awalnya ketika Reyhan naik mimbar, raut muka para jamaah Masjid An-Nur menunjukkan sikap kaget dan heran. Ini karena baru kali ini ada anak kecil yang menyampaikan kultum. Namun setelah mengawali pembukaan kultumnya dengan mimik yang tenang dan bahasa yang lugas, membuat para jamaah y hilang rasa gelisahnya.
Sebenarnya bukan yang pertama kali Reyhan berbicara di depan umum. Baik berpidato maupun kultum sudah beberapa kali dilakukan. Salah satunya di Masjid Al-Falah Pusdamu PRM Jalen. Hal tersebut dilakukan atas motivasi dan dorongan kedua orangtuanya. Tujuannya untuk mengasah mental dan menambah jam terbang setelah beberapa kali menjadi juara berpidato di tingkat kabupaten.
Kisah Bakti Anak kepada Orangtua
Materi kultum yang disampaikan Reyhan mengambil kisah seseorang yang viral di penghuni langit, namun tidak terkenal di dunia. Siapakah Dia ?
Dialah Uwais Al-Qorni, seorang pemuda dari negeri Yaman yang sangat berbakti kepada ibunya yang lumpuh. Sampai-sampai dia tidak memikirkan hajatnya sendiri dan apapun permintaan ibunya akan dipenuhi oleh Uwais Al-Qorni.
Kisah yang sangat memilukan. Ketika ibu Uwais mempunyai hajat ingin berhaji, padahal jarak Yaman ke Mekkah sekitar 100 km, maka dengan perasaan tulus Uwais pun memenuhi hajat ibunya pergi haji dengan cara menggendongnya.
Ketua Takmir Masjid An-Nur Ainur Rofiq MPdI memberikan apresiasi luar biasa atas penampilan para kader Muhammadiyah. “Belajar terus, tingkatkan prestasimu, dan kamu harus siap menjadi kader yang baik untuk menggantikan orangtuamu kelak,” ungkapnya. (*)
Penulis Abdul Muntholib. Editor Sugiran.