PWMU.CO – Siswa PAUD Percontohan Aisyiyah Takerharjo Lamongan memeriahkan acara Bisafest “Giat Kreasi Seni Budaya Lamongan” di Grand Mahkota Hotel Lamongan, Sabtu (20/4/2024).
Kepala PAUD Percontohan Aisyiyah Takerharjo Mar’atus Sholihah SAg SPd mengungkapkan, “Kami punya sanggar yang namanya Sanggar Jaya Pertiwi, lembaga kami ini setiap bulan mendapat kunjungan studi banding sehingga kami suguhkan tarian dan celoteh juga kreatifitas dari guru-guru.”
Dia menjelaskan, TK-nya 18 guru, dua di antaranya guru tari. “Untuk tari ada latihan dua kali dalam sebulan. Jadi sewaktu-waktu jika ada even-even tertentu kami sudah siap dan gampang menyesuaikan untuk menghafal gerakan walau tampilan secara mendadak, kata mar’atus melanjutkan pengenalannya,” ujarnya.
Ada dua tampilan kreasi tari yang disajikan siswa PAUD Percontohan Aisyiyah Takerharjo Lamongan pada acara yang diselenggarakan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang bekerja sama dengan DPR RI Komisi X Prof Dr Zainuddin Maliki MSi ini menggandeng Hizbul Wathan Jawa Timur., yaitu Tari Idul Fitri dan Tari Lele.
“Tari Idul Fitri ini sebagai pembuka acara, yang mana momennya sekarang ini masih nuansa Idul Fitri, setiap tahun umat Islam merayakan keistimewaan Hari Raya Idul Fitri ini, setelah berpuasa satu bulan lamanya, hari raya idul Fitri di maknai sebagai bentuk refleksi diri,” jelas Mar’atus Sholihah.
Sedangkan Tari Lele, jelasnya, ingin mengenalkan salah satu ikon Lamongan yaitu ikan lele. “Ikan lele merupakan produk unggulan Lamongan yang sudah terkenal di seluruh Nusantara, dan tari ini juga mengangkat budaya dan kearifan lokal Lamongan yang dikenalkan kepada anak-anak di seluruh penjuru Lamongan,” jelasnya.
Para penari memperagakan gerakan ikan lele jumbo yang sedang menari, sajian ini dinikmati oleh undangan yang hadir, termasuk Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lamongan Siti Rubikah SE MSi dan Alfrida Pelitasari SH dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Maratus menerangkan pada tahun 2010 lembaganya menjadi juara I lomba PAUD non formal berprestasi tingkat privinsi I. Lalu di tingkat nasional meraih juara III sehingga dinobatkan menjadi PAUD percontahan
“Kemudian tahun 2016 ada embel-embelnya lagi yaitu dengan sebutan PAUD Percontohan Kabupaten Lamongan berbasis karakter, karena dulu itu menerapkan 18 karakter. Masih banyak lagi prestasi kami dari siswa sampai guru dari tingkat provinsi maupun kejuaraan nasional,” ujarnya.
Penulis Heniati Editor Mohammad Nurfatoni