PWMU.CO – Kartini masa kini, Aisyiyah Kota Surabaya juara busana Nusantara terbaik saat mengikuti rapat anggota tahunan (RAT) tahun buku 2023 dan Rencana Kerja (RK) Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPB) tahun buku 2024.
Penyelenggaranya Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kota Surabaya. Lokasinya di Aula SMK Muhammadiyah 1 Surabaya, Ahad (21/4/2024).
Ada yang berbeda pada penampilan para anggota Aisyiyah yang selalu mengenakan seragam nasional di setiap pertemuan. Kali ini mereka mengikuti RAT dengan memakai busana adat Nusantara sehingga mereka tampil cantik serta anggun.
Begitulah salah satu cara Aisyiyah Kota Surabaya untuk memperingati Hari Kartini. Yakni dengan mewajibkan peserta memakai busana Muslimah nasional dan di meja registrasi mereka mendapatkan nomor peserta yang wajib mereka pasang di dada untuk memudahkan penilaian.
“Secara khusus, peserta tidak diminta fashion show. Juri yang sudah diamanahkan menilai oleh Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan PDA Kota Surabaya sudah mengamati satu per satu dari busana yang dikenakan peserta yang hadir,” terang Nur Hayati Ketua Divisi Kewirausahaan PDA Kota Surabaya yang bertugas di meja registrasi.
Wakil Ketua MEK PDA Surabaya Nyimas Findy menggunakan baju adat Nusantara Minangkabau. “Ini baju anak perempuanku saat SMP dulu pas ada acara kartinian di sekolahnya saya belikan baju ini. Sekarang anaknya sudah kuliah. Lama tersimpan di lemari, ketika saya coba pakai ternyata pas. Jadinya saya pakai,” ujarnya.
Hal serupa disampaikan Ketua Majelis Tabligh Cabang Tandes Fadilatus Sholihah yang tampil beda dengan busana Jawa sambil menjaga stan UMKM dengan produk otak-otak Bandeng. Ia menyatakan, “Ini baju terbaik saya tahun ini saat berAisyiyah, tidak menggunakan seragam nasional melainkan memakai baju kebaya.”
Aisyiyah, Kartini Masa Kini
Hadir di tengah-tengah peserta RAT dan RK RAPB Koperasi Bueka as-Sakinah PDA Surabaya, Pimpinan Harian PWA Jawa Timur Periode 2022-2027 Dra Nelly Asnifati. Nelly mengungkapkan kekagumannya pada Aisyiyah yang terus menebar semangat kebaikan seperti yang dicita-citakan Kartini.
“Berawal dari mars Aisyiyah yang di bait syairnya mengajak beramal dan berdharma bakti membangun negara. Aisyiyah tidak hanya memperjuangkan diri sendiri melainkan terus berjuang untuk NKRI dengan terus belajar karena zaman terus berubah maka Aisyiyah harus bisa mengikuti dan menemukan strategi untuk menjawab tantangannya,” katanya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, “Aisyiyah tidak boleh terjebak masa lalu tetapi harus bisa mendinamisasikan anggotanya agar peka terhadap isu yang berkembang dan harus dilakukan secara terus-menerus dan istikamah sehingga hasilnya terlihat.”
Pemenang Busana Terbaik
Ketua Divisi Koperasi Bueka as-Sakinah PDA Kota Surabaya Rr Galuh Tjandraningrum SPi memberikan apresiasi. “Namanya perlombaan ada yang menang, ada yang kalah. Keanggunan dan kecantikan wanita yang terpancar dari busana Nusantara yang dikenakan dalam acara RAT Koperasi Bueka as-Sakinah hari ini mendapatkan penilaian dari dewan juri,” ujarnya.
Pembina koperasi Joane Hendrawati turut mendampingi Ketua PDA Kota Surabaya Alifah Hikmawati. Selain itu juga hadir sang Sekretaris Retno Sri R. SE, Bendahara Siti Aminah, Pengawas I Tri Hartini, dan Pengawas II Erniwati.
Adapun Rohmatul Ummah berkenan mengumumkan pemenang busana terbaik dan menyerahkan hadiah. “Untuk juara I mendapatkan voucher villa Soso Hill Rp 500 ribu, hadiah kedua mendapatkan kipas angin, hadiah ketiga mendapatkan kain sarung batik Didoyo Lamongan. Selanjutnya untuk juara IV dan V mendapatkan voucher Belanja Koperasi Bueka Assakinah dan hadiah hiburan,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengumumkan juara I dimenangkan Kusniawati dari Aisyiyah Sukolilo. Juara II diraih Nanik dari Aisyiyah Genteng. Juara III diraih Solichah dari Aisyiyah Sukomanunggal. Juara IV ialah Zaenab dari Aisyiyah Pabean Cantian. Adapun 12 ibu-ibu lainnya mendapat hadiah hiburan.
“Selamat kepada para pemenang! Semoga jadi penyemangat untuk berkegiatan di Aisyiyah dengan misinya yang mulia sesuai syair Mars Aisyiyah yang selalu dikumandangkan,” ujarnya. (*)
Penulis Tri Eko Sulistiowati Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni