PWMU.CO – Pelatihan konselor bagi guru SD Muhammadiyah 3 Pandaan Pasuruan berlangsung, Kamis (25/4/2024).
Diikuti oleh 22 orang terdiri wali kelas dan guru Mapel SD Muga, sebutan sekolah ini.
Pelatihan ini program dari Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abdimas) Psikologi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida).
Abdimas ini bertema Pendampingan Sekolah Ramah Anak Berbasis Konseling di SD Muhammadiyah 3 Pandaan untuk Capaian SDG’s 4 tentang Kualitas Pendidikan.
Tim Psikologi Umsida terdiri dari Nurfi Laili MPsi Psikolog, Ghozali Rusyid Affandi SPsi MA, dan Fitria Nur Hasanah MPd.
Materi yang disampaikan ada tiga sesi. Pertama disampaikan Ghozali Rusyid Affandi SPsi MA mengenai Dasar Keterampilan Konseling.
Kedua, Permasalahan Siswa Sekolah Dasar oleh Fitria Nur Hasanah MPd.
Ketiga, Strategi, Prosedur Pelaksanaan dan Pencatatan Hasil Konseling oleh Nurfi Laili MPsi Psikolog.
Dalam paparannya Ghozali Rusyid Affandi menyampaikan, kegiatan konselor di sekolah membantu mengetahui kelebihan dan kekurangan individu.
Dia menjelaskan, dalam teori lonceng terbalik jika dikaitkan dengan kondisi siswa, maka sisi bawah kiri dihuni oleh anak-anak yang mempunyai masalah misalnya minat belajar sangat kurang, jumlahnya sedikit.
Sisi kanan bawah dihuni oleh anak-anak yang super cerdas dan jumlahnya juga tidak banyak.
”Paling banyak adalah gundukan di tengah, yaitu golongan anak-anak yang mempunyai permasalahan-permasalahan yang biasa-biasa saja, dan punya kecerdasan rata-rata,” katanya.
Maka tugas wali kelas dan guru Mapel di sekolah, sambung dia, mengamati yang tengah ini yang jumlahnya paling banyak, sedangkan andai kata ada permasalahan di sisi bawah kanan dan kiri maka ranahnya adalah pekerjaan psikolog.
”Tugas wali kelas adalah mengidentifikasi dan melakukan kegiatan konseling dasar, apabila ada kesulitan maka dirujuk pada profesional yaitu psikolog,” ujarnya.
Sesi kedua Fitria Nur Hasanah menjelaskan anak-anak usia sekolah dasar termasuk dalam kategori kognitif operasional konkret. Kebanyakan dari kategori ini memiliki empat permasalahan yaitu Akademik, Sosial, Emosi dan Perilaku.
Kemudian Fitria lebih banyak diskusi permasalahan yang muncul pada siswa-siswi SD Muhammadiyah 3 Pandaan. Kemudian diidentifikasi masuk dalam kategori apa permasalan yang dihadapi.
Curhat dan Konseling
Sesi ketiga Nurfi Laili menjelaskan alur konseling ada tiga tahapan yaitu tahap awal (rapport), tahap inti (kerja) dan tahap akhir (evaluasi).
Nurfi menjelaskan perbedaan antara curhat dan kegiatan konseling. Curhat adalah mendengarkan keluhan-keluhan dari seseorang dan hanya mengalir begitu saja.
”Kalau kegiatan konseling kita mendengarkan permasalahan-permasalahan dari seseorang tetapi kita melakukan tahapan-tahapan atau sesuai alurnya, mulai dari identifikasi, kalifikasi, pencatatan dan seterusnya,” katanya.
Dia memberikan bagaimana caranya melayani konseling yang datang ke kita dan kita bisa menjadi konselor yang baik dengan memberikan bagaimana kegiatan pencatatan yang baik.
Setelah itu praktik konselor oleh peserta. Tiap peserta memilih pasangan. Satu berperan sebagai konselor dan satunya sebagai konseling.
Pelatihan ini ada pretest dan posttest lewat link/barcode yang dikerjakan peserta. Tes ini untuk evaluasi sejauh mana pelatihan dipahami oleh peserta.
Pelatihan konselor ini menyenangkan karena guru-guru mendapatkan pengetahuan masalah konselor. Nur Eviana wali kelas 5 sangat senang mengikuti pelatihan ini.
”Materinya sangat bermanfaat bagi kita sebagai guru,” ujarnya.
Penulis Luqman Wahyudi Editor Sugeng Purwanto