PWMU.CO – Mulai hari ini Ahad (27/8) pukul 12.00 waktu Mekah, bus-bus yang biasa mengantar dan menjemput jamaah calon haji dari maktab ke Masjid Al Haram tidak beroperasi. “Mulai tanggal 27 Agustus, bus tidak beroperasi dan kembali melayani jamaah 5 September,” bunyi selebaran yang diterbitkan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi.
Keterangan PPIH Arab Saudi itu disampaikan juga oleh Ustdaz Aslich Maulana, pembimbing KBIH Baitul Atiq, saat memberi pengarahan persiapan menjelang keberangkatan jamaahnya ke Mina dan Arafah atau yang populer disingkat Armina itu, Sabtu (26/8).
(Baca: Selain Mengelilingi Kabah, Ternyata Ada “Tawaf” Versi Lain)
Menurutnya, berhenti beroperasinya bus di tanggal tersebut untuk persiapan dan pelaksanaan puncak ibadah haji di Armina. “Biar jamaah juga bisa istirahat dan menyiapkan diri lebih baik,” ungkapnya, Sabtu (26/8). Dalam keterangan PPIH Arab Saudi itu diimbau agar jamaah calon haji melaksanakan shalat 5 waktu di masjid terdekat. Sementara itu para penghuni Hotel 717, sebagian besar jamaah melaksanakan shalat jamaah di mushala hotel yang ada di basement.
Menurut dosen Universitas Muhammadiyah Gresik itu, di Armina, ketahanan fisik dan mental jamaah haji akan diuji. “Jarak tenda kita di Mina dengan tempat Jamarat saja sekitar 5 KM. Dan itu harus dilakukan 3 hari,” jelasnya. Baitul Atiq sendiri akan mengambil Nafar Tsani, artinya melempar jumrah 3 hari yaitu pada tanggal 11, 12, dan 13 hijriyah, selain lempar Jumrah Aqabah tanggal 10 Dzulhijjah usai mabid di Muzdalifah dan wukuf di Arafah tanggal 9 Dzulhijjah.
(Baca juga: Hotel 715 Dibilang 517: Beginilah jika Berhaji di Usia Senja)
Padahal, sebagian besar jamaah Baitul Atiq harus jalan kaki dari Muzdalifah ke Jamarat, karena baru meninggalkan tempat itu usai bermalam sampai Subuh. “Bus di Muzdalifah harus meninggalkan Muzdalifah tengah malam. Padahal kita ingin mengikuti Nabi yang bermalam sampai subuh,” ujarnya. Beratnya ujian fisik bukan hanya di situ, melainkan ditambah harus melakukan tawaf ifadah. Jamaah Baitul Atiq juga akan berangkat lebih awal untuk melakukan Tarwiyahan di Mina pada 8 Dzulhijjah.
Berhentinya bus Shalawat tentu berpengaruh pada jamaah yang ingin selalu shalat di Masjid Al Haram. Salah satunya adalah Achmad Choiri, asal Gresik. Dalam pantauan PWMU.CO—yang kebetulan satu kamar—pegawai PT Semen Gresik itu sejak tiba di Mekah tidak pernah meninggalkan shalat jamaah 5 waktu di Masjid Al Haram.
(Baca:Kedinginan padahal Suhu 41 Derajat Celsius dan Meski Berada di Saudi, Jangan Kearab-araban…)
Tapi untuk shalat Dhuhur hari ini, suami Viona itu terpaksa pecah telor, tidak shalat di Masjid Al Haram. Terpaksa dia mencari masjid terdekat dari hotel. “Alhamdulillah ketemu Masjid Hayyi Syimal Syisyah. Hanya 5 menit dari sini,” ujarnya.
Maktab sektor 7 sendiri berjarak 6,2 KM sehingga tak memungkinkan ditempuh dengan jalan kaki. “Coba nanti sore kita cari taksi agar bisa ke Masjid Al Haram. Semoga tarifnya masih wajar,” kata Joko Supriyono menimpali. Kabarnya, tarif taksi menjelang puncak haji melambung tinggi. (MN)