PWMU.CO – Kunci sukses dikupas dalam acara Motivasi kelas 6 SD Muhammadiyah 3 Ikrom Wage Taman Sidoarjo, Sabtu (27/4/2024).
Peserta sekitar 200 orang terdiri siswa kelas 6 SD Ikrom bersama ayah atau ibunya.
Menghadirkan pembicara dr Tjatur Prijambodo MKes, Direktur RS Aisyiyah Siti Fatimah Tulangan Sidoarjo.
Tema acara Key factors to success, gift family healty.
Dokter Tjatur Prijambodo menjelaskan, jika ingin sehat dan sukses ya jangan SAKIT. Pernyataannya itu disambut tawa hadirin.
Ternyata SAKIT yang dimaksud oleh Dokter Tjatur adalah singkatan untuk tips kesehatan yang perlu diperhatikan jika ingin memiliki keluarga dan anak-anak yang sehat dan sukses.
Dia menguraikan, S singkatan dari stres. Dia menyarankan, orangtua maupun anak hindari hal-hal yang bisa menyebabkan stres.
”Kebanyakan faktor yang menyebabkan stres pada orangtua adalah masalah ekonomi, pekerjaan, dan keluarga,’’ jelasnya.
Berikutnya A artinya air yang kurang. Maksudnya kurang asupan air yang masuk ke dalam tubuh.
”Idealnya, dalam sehari, tubuh harus menerima 30 cc air per kilogram berat badan (BB). Contoh, anak kelas 6 dengan BB 40 Kg, dalam sehari minimal minum sebanyak 1,2 liter atau sekitar 5 gelas,” tuturnya.
”Orangtua harus banyak mengingatkan anak agar tidak malas minum,” tambahnya.
Menurut dia, kurang cairan maka darah mudah mengental sehingga pasokan oksigen yang dibawa oleh darah tidak bisa cepat mencapai tujuannya sehingga meningkatkan risiko kerusakan pada organ tubuh karena kurang oksigen.
K singkatan kemarahan. Mengindari marah sangat penting dalam menjaga kesehatan tubuh.
Dokter Tjatur lalu bertanya kepada siswa Fito tentang contoh hal-hal yang bisa menyebabkan marah.
Fito menjawab,”Bangun kesiangan.”
Jawaban itu dibenarkan oleh Dokter Tjatur. Sebab bangun siang hormon kortisol, yaitu salah satu hormon yang memicu stres, kadarnya sudah tinggi dalam tubuh sehingga mudah marah.
”Karena itu seseorang yang terbiasa bangun awal dan menjalankan tahajud lanjut shalat Subuh di masjid cenderung sabar karena saat hormon kortisol baru akan ”tumbuh” sudah langsung dipangkas dengan ibadah sehingga tidak sempat tinggi kadarnya dalam tubuh,” jelas dia.
I singkatan dari infeksi. Artinya, jangan sampai terkena infeksi. Karena infeksi seperti sakit bronchitis, meningitis, dan sejenisnya sangat menurunkan kualitas kesehatan manusia.
”Orangtua harus membiasakan anak-anak hidup bersih sehingga daya tahan tubuh atau imunitasnya terjaga,” terangnya.
Dalam tataran medis, menjaga daya tahan tubuh dilakukan dengan cara menjaga kebersihan, mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi serta rajin berolahraga.
‘’Namun dalam tataran teologis, menjaga imunitas dilakukan dengan cara banyak bersedekah, beristighfar, berdzikir dan mengaji’’, imbuhnya.
T artinya toksik. Racun. Dokter Tjatur menuturkan, gaya hidup masyarakat menyukai makanan cepat saji waralaba asing menjadikan toksik menumpuk dalam tubuh.
”Makanan ini di negaranya Amerika sana sudah dihindari karena dianggap sebagai junk food, makanan sampah. Di Indonesia sangat digemari dianggap makanan bergengsi. Makanan toksik tersebut berdampak sangat negatif pada kesehatan tubuh,” jelasnya.
Kandungan makanan itu seperti lemak jenuh, kalori, dan karbohidrat yang tinggi. Semuanya itu bisa menimbulkan berbagai penyakit jantung, diabetes.
Itulah kunci sukses menjalani hidup.
Acara ditutup pembagian nasi kepada orangtua untuk disuapkan kepada putra-putrinya yang sebentar lagi menghadapi ujian kelulusan. Ini simbol kasih sayang dan iringan doa untuk kesuksesan anaknya.
Kemudian ganti anak menyuapi orangtuanya sambil mengucapkan terima kasih, permohonan maaf, dan meminta doa supaya dimudahkan melaksanakan ujian.
Penulis Farah Yuanita, Afidah Amalia Editor Sugeng Purwanto