PWMU.CO – Mukjizat al-Quran dikupas dalam kegiatan Quran Time SMP Muhamamdiyah 12 GKB (Spemdalas) Gresik Jawa Timur, Sabtu, (27/4/2024).
Bertempat di Masjid Taqwa Spemdalas, siswa kelas VII mendapatkan materi terkait Mukjizat al-Quran yang disampaikan oleh Wakil Kepala Bidang Pembiasaan dan Pembinaan Karakter SMA Muhammadiyah 10 (Smamio) GKB Gresik, Siswanto SPdI.
Mengawali paparannya, Siswanto, menunjukkan beberapa gambar contoh mukjizat. Ada gambar seseorang di dalam tubuh ikan hiu, seseorang yang tidak merasa panas ketika dibakar, berjalan di lautan yang telah terbelah, dan melempar pertanyaan Nabi siapa yang mendapatkan mukjizat dalam contoh tersebut.
Siswanto kemudian melanjutkan pembahasan terkait definisi mukjizat. “Anak-anak sudah tahu mukjizat kan? Sudah dijelaskan dalam pelajaran ya,” tanyanya.
Dia menjelaskan, mukjizat merupakan hal luar biasa yang dilakukan oleh Allah SWT melalui Nabi dan Rasul Allah. Mukjizat ini untuk membuktikan bahwa nabi atau rasul tersebut adalah utusan Allah. Selain itu, mukjizat juga dapat menjadi bukti kebenaran ajaran yang dibawa oleh nabi atau rasul.
Siswanto kemudian menuturkan, mukjizat Rasulullah SAW yang terbesar adalah al-Quran. Kitab suci al-Quran menjadi petunjuk dan penuntun hidup umat Islam. “Al-Quran memiliki tiga aspek yang menjadikannya sebagai mukjizat. Aspek tersebut meliputi bahasa, isi, serta syariat,” jelas pengajar mapel Al Islam ini.
Aspek bahasa yang dimaksud adalah susunan bahasa al-Quran menunjukkan otentititasnya sebagai wahyu Allah yang tidak dapat dinalar. Hal ini menyebabkan al-Quran tidak dapat dengan mudah dipalsukan karena pergantian satu huruf saja sudah dapat dirasakan keganjilannya.
“Hal tersebut ditulis dalam surat al-Isra ayat 88.
قُلْ لَّىِٕنِ اجْتَمَعَتِ الْاِنْسُ وَالْجِنُّ عَلٰٓى اَنْ يَّأْتُوْا بِمِثْلِ هٰذَا الْقُرْاٰنِ لَا يَأْتُوْنَ بِمِثْلِهٖ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيْرًا
Katakanlah, Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa (dengan) Al-Qur’an ini, mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu satu sama lain.”
Untuk aspek isi, lanjutnya, kemukjizatan al-Quran nampak dari bahasan terkait segala urusan sepanjang zaman. Masalah keluarga, hukum, kesehatan, sosial, budaya, bahkan teknologi ada dalam Alquran. Tuntunan dan pedoman dalam Alquran tidak terbantahkan dan tetap relevan sepanjang kehidupan itu sendiri tercipta.
Sedangkan aspek kesempurnaan syariat sangat terkait dengan isi al-Quran yang berisi petunjuk dalam keyakinan (aqidah), norma dan hukum (syariah), dan tingkah laku (akhlak). Hal ini juga ditulis secara tekstual dalam surat al-Baqarah ayat 185.
Siswanto kemudian mengajak siswa untuk tak hanya membaca al-Quran namun juga mengkaji lebih dalam makna al-Quran.
“Anak-anak ayo semangat belajar. Bahasa Arab sebagai bahasanya al-Quran kita pelajari dengan baik. Barang siapa cinta al-Quran, maka akhlak yang ditampilkan adalah al-Quran,” ajaknya. (*)
Penulis Fitri Wulandari. Editor Ichwan Arif.