PWMU.CO – Rukunnya warga Muhammadiyah dan NU di Dusun Dusun ditegaskan oleh Kepala Desa Dateng Imqori.
Dia menyampaikannya dalam Tabligh Akbar Muhammadiyah Se-Cabang Laren yang digelar di halaman Masjid al-Hidayah Dusun Sapan, Desa Dateng, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Senin (29/4/2024).
Imqori menjelaskan penduduk Dusun Sapan jumlahnya tergolong kecil, hanya terdiri dari 145 kepala keluarga. Komposisinya: 60 persen warga Muhammadiyah dan 40 persen warga Nahdlatul Ulama (NU).
“Untuk jumlah populasi masyarakat yang demikian kecil, tapi di Dusun Sapan ini ada empat masjid. Ke-empat masjid masih berdiri kokoh,” ucapnya.
Dia melanjutkan, Muhammadiyah punya dua masjid yang satu masih aktif digunakan dan yang satu proses pembangunan. Begitu NU juga mempunyai dua masjid, yang satu belum difungsikan karena hal lain dan membangun lagi masjid yang lebih representatif.
“Hal ini menunjukkan bahwa Dusun Sapan kecil tapi cabe rawet,” ucapnya yang langsung disambut tepuk tangan meriah hadirin.
Dia juga mengajak dan menghimbau kepada masyarakat Dusun Sapan dan Desa Dateng untuk terus menjaga kerukunan antar warga.
Dia lalu memberi gambaran kerukunan antara Muhammadiyah dan NU di Dusun Sapan. Pada 20 tahun yang lalu, ada anggota Pemuda Muhammadiyah yang menjadi pengurus Ikatan Pelajar Nahdlatul ulama (IPNU).
Menurut cerita dia, hal itu karena ada amanat dari Pimpinan Cabang IPNU agar ranting-ranting segera membentuk struktur kepengurusan IPNU. Karena waktu itu terbatasnya sumber daya manusia (SDM), maka Imqori mengajak teman-teman Pemuda Muhammadiyah masuk menjadi kepengurusan IPNU.
“Sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin, karena kita dihadapkan dengan keadaan,” ujarnya.
“Alhamdulillah Pemuda Muhammadiyah yang saat itu diposisikan sebagai sekretaris IPNU, saat ini hampir menyelesaikan program doktor di universitas di Mojokerto. “Dan sekarang sebagai dosen di daerah Cilincing Jakarta. Dia bernama Iskandar Adinoto,” imbuhnya.
Imqori melanjutkan, kombinasi dan korelasi antara Muhammadiyah dan NU Dusan Sapan sampai sebegitunya terjalin, sehingga yang hadir dalam Tabligh Akbar ini banyak yang berasal dari warg Nahdliyin.
“Ini merupakan kewajaran yang ada di Dusun Sapan. Acara Muhammadiyah adalah acara NU. Sebaliknya acaranya NU juga acaranya Muhammadiyah,” kata dia yang lagi-lagi mendapat tepuk tangan ribuan hadirin.
Imqori berharap hal yang positif ini mudah-mudahan bisa menular ke ranting-ranting yang lain. “Semata-mata untuk ber-fastabuqul khairat,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut Imqori mengucapkan permohonan maaf kepada Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Sapan atas terselenggaranya pengajian ini karena dia mengaku tidak bisa banyak membantu, melainkan sedikit yang bisa dia berikan.
Penulis Slamet Hariadi Editor Mohammad Nurfatoni