PWMU.CO – Halalbihalal PRA GKB 5 berlangsung di Masjid At-Taqwa Spemdalas, Jumat (26/4/2024). Acara dihadiri 60 orang dari pimpinan dan anggota.
Ketua Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) 5 GKB Gresik Fatmawati SE menghadirkan narasumber Nurfadlilah MPd, Wakil Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Gresik yang membidangi Korbid Majelis Tabligh dan Ketarjihan.
Nurfadlilah menyampaikan kepada yang hadir, alangkah meruginya kita jika sudah berpuasa satu bulan penuh, berlapar-lapar dan dahaga serta beribadah dan beramal shaleh, tetapi Allah SWT tidak menerimanya.
“Hal ini jangan sampai menimpa kita: puasa dan amalan kita sia-sia. Padahal umur kita tidak ada yang bisa menjamin, apakah kita masih bisa bertemu bulan Ramadhan yang akan datang atau tidak?” kata dia.
Kemudian Bu Nur, sapaannya, menyampaikan dialog antara Malaikat Jibril dengan Nabi Muhammad saat turun dari shalat Idul Fitri.
Tiba-tiba Rasulullah mengucapkan amin sampai tiga kali: amin… amin … amin …”
Tentu saja hal itu membuat heran para sahabat, karena sebelumnya Nabi Muhammad SAW tidak sedang berdoa. “Tidak ada angin tidak ada hujan, tetapi tiba-tiba mengamini sampai tiga kali,” kata Nurfadlilah.
Akhirnya seorang sahabat bertanya, “Ada apa wahai Rasulullah, kenapa engkau tiba-tiba mengucapkan amin hingga tiga kali?”
“Tadi selesai dari shalat Id, datang Malaikat Jibril kepadaku, beliau berkata: ‘Wahai Muhammad, saya mau berdoa kepada Allah Swt, maukah engkau mengamini?’. Kemudian Nabi Muhammad menjawab, ‘Tentu wahai Jibril,’”
Nurfadlilah kemudian bertanya kepada yang hadir, kira‐kira diterima apa tidak ya, jika Malaikat yang berdoa kemudian Nabi yang mengamini? Sontak jamaah menjawab, “Diterima Bu …!”
Nurfadlilah menjelaskan, ada tiga golongan yang puasa dan ibadahnya tidak diterima oleh Allah. “Apa saja golongan orang tersebut?” tanyanya retoris.
Doa pertama Malaikat adalah, “Ya Allah aku mohon jangan Engkau terima puasa dan ibadahnya seorang anak yang durhaka kepada ibu bapaknya.”
Kemudian Nabi mengamini.
Doa Malaikat yang kedua: “Ya Allah aku mohon jangan Engkau terima puasa dan ibadahnya seorang istri yg durhaka kepada suaminya.”
Lalu Nabi menjawab, “Amin!”
Doa Malaikat yang ketiga adalah: “Ya Allah aku mohon jangan Engkau terima puasa dan ibadahnya seorang Muslim yang tidak mau memaafkan saudaranya sesama Muslim.”
Doa ini juga langsung diamini oleh Nabi.
Hikmah Kisah Dialog Jibril-Nabi
Dari kisah doa malaikat yang diamini Nabi, kemudian Nurfadlilah berpesan, jangan sampai kita menyakiti hati orang tua, karena begitu besar pengorbanan ibu bapak kita.
Bu Nur lantas mengutip satu hadits Rasulullah, yang artinya: “Ridhanya Allah tergantung ridhanya kedua orang tua, dan murkanya Allah tergantung murkanya kedua orang tua.” (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Hibban)
Dia mengingatkan ibu-ibu yang masih punya orang tua, jika kemarin saat Idul Fitri belum sempat sungkem (minta maaf), agar segera menemui mereka, minta ridhanya, senyampang masih berada di bulan Syawal.
Karena kesejahteraan dan kebahagiaan yang kita nikmati adalah berkat doa kedua orang tua kita.
Dia juga mengingatkan, bagi yang masih ada suami, harus banyak bersyukur dan menaatinya, karena suami adalah segala-galanya, yang melindungi dan menyayangi kita.
“Jangan sampai suami penghasilannya sudah berkurang (pensiun), kemudian kita memperlakukan tidak seperti saat masih jaya, kita harus tetap menghormati, menaati dan melayaninya dengan baik,” ujarnya.
“Asal kita tidak diminta durhaka kepada Allah, ingat ya ibu-ibu, surga kita ada pada suami Panjenengan, kita dipersilahkan masuk surga dari pintu mana saja, manakala kita taat pada suami kita,” imbuhnya sambal mengutip sabda Rasulullah dalam satu hadits yang artinya:
“Jika seorang wanita (istri) selalu menjaga shalat lima waktu, juga puasa sebulan (di bulan Ramadhan), menjaga kehormatannya (dari perbuatan zina) dan taat pada suaminya, maka dikatakan kepada wanita tersebut, ‘Masuklak ke surga melalui pintu manapun yang engkau suka.’” (HR Imam Ahmad dan Ibnu Hibban).
Bu Nur juga mengutip al-Hujurat 10 yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang Mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah, agar kamu mendapat rahmat.”
Dia kemudian berpesan, “Ibu-ibu, kalau punya masalah atau pernah ada gesekan dengan tetangga, keluarga, dan teman seorganisasi, sebaiknya tidak usah gengsi untuk saling minta maaf.”
“Agar puasa dan ibadah kita di bulan Ramadhan diterima oleh Allah dan kita kembali menjadi manusia yang suci bersih tanpa noda, mari kita rekatkan kembali persaudaraan sesama muslim dan kita saling ridha. Semoga kita digolongkan menjadi hamba yang berkarakter mutakin,” kata Nurfadlilah mengakhiri pesannya.
Acara dilanjutkan dengan halalbihalal dan makan bersama. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni