PWMU.CO – Lima kekuatan Muhammadiyah dalam membangun peradaban bangsa disampaikan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr Sholihin Fanani MPSDM.
Sholihin menyampaikannya pada Tabligh Akbar Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Laren di halaman Masjid al-Hidayah Dusun Sapan, Desa Dateng, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan, Senin (29/4/2024).
“Muhammadiyah adalah organisasi yang mengajak kita menjadi orang-orang yang paling paripurna, orang yang baik,” ujarnya.
Ia mengatakan, “Kita yakin dan percaya bahwa Muhammadiyah adalah organisasi yang telah banyak memberikan hal kepada diri kita. Bagaimana kita berorganisasi ini, semua dalam kehidupan kita ini adalah apa yang telah diberikan oleh Muhammadiyah supaya kita menjadi pejuang-pejuang, orang yang punya ruhul jihad.”
Di masyarakat, sambungnya, diajarkan supaya terus membangun peradaban, sebagimana tema pengajian ini. Bagaimana membangun peradaban insani bangsa ini, Sholihin mencatat ada lima hal yang dilakukan Muhammadiyah. Bagaimana Muhammadiyah menjadi kuat yang sampai sekarang Muhammadiyah tetap berkembang tidak hanya di dusun seperti Sapan ini.
Pertama, prinsip keagamaannya. Mengapa Muhammadiyah kuat? Menurutnya karena Muhammadiyah selama ini memurnikan nilai-nilai Tauhid, nilai-nilai ajaran Islam yang dikembangkan pada sumbernya yang asli yaitu al-Quran dan as-sunnahnya. “Mengikuti yang diajarkan Rasulullah SAW,” ujarnya.
Oleh karena itu, sambungnya prinsip-prinsip keagamaan di dalam Muhammadiyah tidak boleh kabur. “Tidak boleh tidak nampak dalam setiap gerak dan perilaku kita,” ungkap Sholihin.
Dia melanjutkan, Muhammadiyah organisasi Islam yang bergerak dalam bidang keagamaan, dakwah amar makruf nahi munkar. “Dan apa yang dilakukan Muhammadiyah untuk disumbangkan kepada bangsa dan negara dengan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya,” imbuhnya.
Ia menegaskan, inilah tujuan yang paling utama dalam Muhammadiyah dan ini menjadi kekuatan tersendiri. Sebab kalau orang tauhidnya kuat, muncul dalam dirinya adalah nilai-nilai pengorbanan dan nilai kepedulian.
Dan ini, lanjutnya, telah ditunjukkan warga Muhammadiyah khususnya di Dusun Sapan. “Dengan Ranting kecil bisa membangun amal usaha yang luar biasa,” apresiasinya.
Oleh karena itu, prinsip-prinsip keagamaan ini menurut Sholihin harus selalu kita perjuangkan di mana pun kita berada.
Kekuatan SDM
Kedua, kekuatan Muhammadiyah ada pada sumber daya manusianya (SDM). Kata Sholihin, orang-orang Muhammadiyah adalah orang yang berilmu pengetahuan.
“Semua ini adalah sumbangan terbesar Muhammadiyah kepada bangsa. Berapa banyak orang Muhammadiyah yang mempunyai kekuatan keikhlasan luar biasa di dalam berorganisasi? Membesarkan bangsa butuh keikhlasan,” ungkap Sholihin.
Ketiga, sistem organisasinya. Sholihin mengungkapkan, Muhammadiyah organisasi dengan sistem yang luar biasa.
“Sistem organisasi dalam Muhammadiyah adalah kolektif kolegial dikerjakan bersama-sama, bagaimana keterbukaan dalam berorganisasi. Muhammadiyah ini tidak milik siapa-siapa, semua aset Muhammadiyah adalah milik Pimpinan Pusat Muhammadiyah,” ujarnya.
Selama kita mengatakan itu Muhammadiyah, lanjutnya, maka kewajiban kita semua adalah milik persyarikatan Muhammadiyah dan wajib dilaporkan dan dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu, ia menegaskan, sistem organisasi ini harus dipertahankan dan ada leadership.
“Leadership itu adalah pimpinan yang sip, jadi pimpinan yang ada di Muhammadiyah itu sip-sip katanya,” ujarnya.
Maka dia melihat orang Muhammadiyah itu yang paling sulit diikuti adalah qonaahnya, tauhidnya dan rendah hati.
Keempat, gerakan dakwahnya, dakwah pencerahan. “Ingat dakwah Muhammadiyah tidak bersifat lisan, tapi dakwah yang lain terutama dakwah bersifat qalam, bilhal yang harus terus ditingkatkan dan disempurnakan,” ujarnya.
Sholihin merasa prihatin, akhir-akhir ini banyak curhatan dari berbagai macam PDM yang mengatakan banyak kader-kader Muhammadiyah yang tidak mau aktif di Muhammadiyah, lebih senang aktif di organisasi yang lain. Dia berharap, mudah-mudahan di Laren tidak banyak pimpinan Muhammadiyah yang tidak melahirkan kader-kader pimpinan di Muhammadiyah.
Sholihin mengatakan, sekarang banyak ibunya yang aktivis Muhammadiyah tapi anaknya di tempat yang lain. “Banyak pimpinan-pimpinan Muhammadiyah yang tidak mendorong anaknya aktif di Muhammadiyah, bahkan ada yang bangga aktif di luar Muhammadiyah,” ujarnya.
Oleh karena itu, Sholihin meminta kepada masing-masing pimpinan nanti untuk melahirkan kader-kader pejuang baru. “Kalau kita sudah berhasil mengkader diri kita, apakah kita berhasil mengkader anak-anak kita? Ini yang perlu kita pikirkan 10-20 tahun yang akan datang apakah Muhammadiyah masih berjaya seperti saat sekarang ini?” tanya dia retorik.
Mungkin di Laren masih banyak. Tapi di tempat-tempat yang lain dia mencatat dan melihat banyak kekurangan kader, terutama kader-kader mubaligh.
Terakhir, kelima, kekuatan Muhammadiyah ada pada kiprah amal usahanya. “Amal usaha Muhammadiyah sudah dirasakan di berbagai macam daerah, bahkan di luar negeri telah berdiri beberapa amal usaha seperti di Malaysia ada Universitas Muhammadiyah Malaysia, di Australia ada dua berdiri universitas Melbourne dan di Sydney,” ungkapnya.
Sholihin mengatakan, inisiatornya dari orang Lamongan dan Laren. “Dari Pimpinan Pusat itu ada Ahmad Sayuti, termasuk saya inisiatornya mendirikan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCM) Sydney,” kenangnya.
Nah, lima Kekuatan inilah yang menurutnya harus bertahan dalam Muhammadiyah dan insyaallah akan menjadi kekuatan yang terus menerus untuk membangun peradaban bangsa. (*)
Penulis Slamet Hariadi Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni