PWMU.CO – Pesan KH Ahmad Dahlan disampaikan oleh Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan KH Mulyono AR, Ahad (28/4/2024).
Hal ini disampaikan dalam acara HalalbIhalal dan Resepsi Milad Ke-60 IMM tahun yang diadakan Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Kabupaten Lamongan di Auditorium Budi Utomo Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla).
Mulyono menyampaikan, Alhamdulillah hari ini PC IMM Lamongan mengadakan halalbihalal dan refleksi Milad Ke-60 IMM dengan tama Harmoni Menangkan Zaman.
“Saya sangat mengapresiasi kegiatan yang diadakan oleh PC IMM Lamongan,” tuturnya.
Mulyono mengatakan, bulan Ramadhan telah kita tinggalkan dengan segala amal ibadah yang kita lakukan terutama amalan ibadah puasa. “Puasa yang sudah kita lakukan mudah-mudahan memberikan manfaat di hari kiamat,” ujarnya.
Lanjutnya, karena Rasulullah SAW mengatakan
الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Puasa dan al-Qur’an keduanya memberikan syafaat kepada pelakunya di hari kiamat.
Oleh karena itu, Mulyono mengajak IMM agar banyak membaca al-Quran karena akan memberikan syafaat kelak dihari kiamat. Sebagai kader IMM hendaknya selalu menjaga tri kompetensi dasar (intelektualitas, religiusitas, dan humanitas).
“Trilogi ini jika kita hubungkan dengan pesan KH Ahmad Dahlan yang disampaikan pada muridnya. Dadio kyai seng kemajuan, lan ojo kesel-kesel nyambut gawe kanggo Muhammadiyah,” ujarnya.
Maksudnya, lanjutkan, jadilah kader IMM yang memiliki pengetahuan yang luas dan umum, dan berjuang di Muhammadiyah jangan pernah lelah.
Jadi, tekannya, tema Islam berkemajuan itu sudah disampaikan Pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan sejak awal sebelum berdirinya Muhammadiyah karena Ahmad Dahlan ingin mencetak ulama berkemajuan.
Dari pesan itu, sambungnya, ada hubungannya dengan tri Kompetensi dasar IMM. “Sebagai kader IMM hendaknya menjadi orang yang alim, berilmu luas, ilmu agamannya luas, dan ilmu umumnya luas. Sebab kalau kita kader IMM sekaligus kader Persyarikatan tidak berilmu, maka akan mudah di ombang ambingkan oleh arus,” tutur alumni Pondok Darussalam Gontor ini.
Lebih lanjut, katanya, sehingga supaya bisa kita bisa seutuhnya Indonesia. Artinya jadi seutuhnya Indonesia tidak menjadi Cina, Amerika, dan lainnya.
“Jadi komitmen untuk mempertahankan apa yang sudah diikrarkan oleh pendiri Negeri Republik Indonesia. Jadi komitmen kita untuk mempertahankan NKRI Ini jangan sampai hanya menjadi slogan saja,” tuturnya.
Oleh karena itu, jika kita menjadi seutuhnya Indonesia maka kita akan hidup harmonis. “Maka, pesan-pesan dari pendiri Muhammadiyah itu harus disikapi dan kita laksanakan,” imbuhnya.
Sebagai kader IMM harus menjadi orang yang berkemajuan (profesional). Artinya kalau kader IMM mempunyai wawasan berkemajuan maka akan mempunyai wawasan kedepan.
Kalau mempunyai wawasan, maka akan banyak refleksi diri. Lantas Mulyono mengutip Qs al-Hasr ayat 18
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
Kader IMM jangan lelah berjuang untuk Muhammadiyah. “Untuk itu mari kita berusaha dan terus berjuang untuk membantu pimpinan Persyarikatan untuk mewujudkan tujuan Muhammadiyah,” imbuhnya. (*)
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan. Editor Ichwan Arif.