PWMU.CO – Kemajuan PRM Campurejo diungkap dalam halalbihalal Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Panceng Gresik, Ahad (28/4/2024).
Acara berlangsung di halaman SMP Muhammadiyah 13 Campurejo yang dikenal dengan sebutan Hamas School.
Ketua PRM Campurejo Rofiud Darojat ST dalam sambutannya sebagai tuan rumah menceritakan kemajuan Pimpinan Ranting Muhammadiyah yang dipimpinannya.
Rofiud Darojat yang juga Direktur Miqdad Konustama menjelaskan, PRM Campurejo mempunyai tujuh Amal Usaha Muhammadiyah (AUM).
Tujuh amal usaha itu seperti Masjid al-Ikhlash, TPA al-Ikhlash, TPA Muhammadiyah, Madrasah Diniyah Awaliyah (MDTA) al-Madinah, Madrasah Diniyah Wustho (MDTW) Muhammadiyah, MI Muhammadiyah 2 (MI Mutwo), dan SMP Muhammadiyah 13 (Hamas School).
“Masih ada lagi Masjid Ibnu Umar yang berada di lingkungan Hamas School. Rencananya di atas masjid ini dibangun gedung Islamic Center sebagai pengembangan ilmu al-Quran,” katanya.
Dia menjelaskan, Masjid Ibnu Umar itu multi fungsi. Tempat shalat, pembelajaran al-Quran, dan Rumah Tahfidh Hamas School.
Darojat bersyukur dalam waktu satu tahun gedung baru Hamas School lantai tiga bisa dipergunakan.
Gedung ini, lanjut Darojat, adalah gedung SMP Muhammadiyah 13 yang lebih dikenal dengan Hamas School. Lembaga ini berdiri pada tahun 2017 awalnya memakai gedung TPA al-Ikhlash selama tiga tahun, mulai 2017-2020.
“Kemudian tahun 2021 nekat bondo cupet dengan bismillah mulai membangun gedung Hamas School yang tampak di hadapan bapak ibu dan alhamdulillah akhir tahun 2021 pindah tempat di gedung baru ini,” tuturnya.
Tanah gedung baru Hamas School ini wakaf dari beberapa orang, di antaranya dari almarhum Bapak Sholeh dan Ibu Jasmi seluas 5,5 x 148 meter atau seluas 814 meter persegi.
Ada wakaf tanah lagi 5,5 x 19 meter atau seluas 104,5 meter persegi dari Dr Romelah dan Ibu Syamsiyah.
Kemudian tanah 33 x 5,5 meter atau seluas 627 meter merupakan pembebasan tanah dari hasil penjualan tanah wakaf dari keluarga almarhum Bapak Marzudhi dan Sama’ah ukuran 5 x 15 meter sebanyak lima kapling.
Kemudian wakaf dari Zahrotul Jannah 5 x 15 meter satu kapling dan dari Bapak Subhan 5 x 16 meter satu kapling.
“Jadi tanah wakaf yang di tempati gedung Hamas School sekarang sekitar 50 x 50 meter atau seluas 2.500 meter persegi, sebab ada tambahan wakaf 3 x 8 meter atau seluas 24 meter persegi,” jelasnya.
Semua itu, tambah Darojat, hasil jerih payah tokoh dan sesepuh Muhammadiyah Campurejo yang gigih sehingga dalam kurun waktu tiga tahun berkembang.
Para tokoh itu seperti Abu Mansur, Nanang Fahrurozi, Amsikul Ma’arif, Abdulllah Wasi’an, Miftahul Ulum, dan Nuril, mereka mengawal sejak pendirian sampai pembangunan Hamas School yang sudah wujud seperti sekarang ini.
Saat itu belum ada bantuan pemerintah apalagi BOS baik pusat maupun daerah. Mereka urunan setiap bulan untuk operasional sekolah sampai gaji guru. Hal ini berjalan sampai 3,5 tahun.
Darojat menjelaskan, program jangka panjang untuk periode sekarang sebagaimana hasil Raker di Malang akan mendirikan SMK sesuai mandat dari sesepuh Muhammadiyah.
“Maka kami mohon dukungan dan doa restu semua warga Muhammadiyah Panceng untuk mewujudkan berdirinya SMK ini,” tandas Darojat
Penulis Nurkhan Editor Sugeng Purwanto