PWMU.CO – Siswa Tahfidh Excellent SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik Jawa Timur mengikuti kegiatan Tasmik Juz 29 di Masjid KH Ahmad Dahlan Bunder Gresik, Sabtu (4/5/2024).
Dalam sambutan, Wakil Kepala Spemdalas Yugo Triawanto Msi menyampaikan al-Quran adalah pedoman hidup. Di dalamnya ada ajaran hidup individu, keluarga, bertetangga, bermasyarakat dan juga bagi menjadi warga negara yang baik.
“Untuk itu, kita harus menyakini bahwa al-Quran menjadi pedoman hidup. Selain dihafal, al-Quran juga diamalkan dalam mengisi kehidupan sehari-hari,” katanya.
Dia menuturkan, dengan kegiatan Tasmik Juz 29 yang diikuti 56 siswa Tahfidh Excellent ini bisa lancar sampai acara ini berakhir nanti.
Dalam kesempatan yang sama, Koordinator Acara Halimah SPdI mengatakan kegiatan ini yang akan ditasmik ada 2 siswa, yaitu siswa kelas VII Dzaky Fayyadh Ahzalubaid dan siswa kelas VIII Annisa Fitiya Sekararum.
“Kedua siswa ini akan melakukan hafalan yang akan langsung didamping Al Hafidh Ahmad Nasiruddin SHi dan selanjutnya akan diikuti siswa Tahfidh Excellent lainnya,” katanya.
Selesai kegiatan Tasmik, Al Hafidh Ahmad Nasiruddin memberikan evaluasi dari kegiatan yang berdurasi 1,5 jam ini.
Dalam paparannya, dia menyampaikan kalau hafalan al-Quran belum lancar, maka siswa harus latihan menghafat mininal 3 kali. “Itu trik menghafalnya,” katanya pada peserta tasmik Juz 29.
Dia mengatakan, bagi yang sudha lancar tetap melakukan pengulangan minimal 1 juz 1 hari bisa diselesaikan. Bisa pagi, siang, dan malam. “Kalian semua harus melancarkan pelan-pelan. Kunci menghafal itu adalah sabar dan istikomah,” tekannya.
“Untuk yang hafalannya standar, maka harus melakukan hafalan 3-6 kali sehari. Tetatpi bagi hafalan yang sudha tinggi, bisa lebih dari itu. Maka, kita tidak boleh bosan-bosan membaca al-Quran. Al-Quran tidak boleh dipakai sombong-sombongan, maka kita harus sering membaca sehingga hafal,” ujarnya.
Dia menuturkan, kita semua harus senang dengan al-Quran. Dalam diri kita harus ada istikomah dalam membaca dan menghafal. Membaca persurah dalam menghafal bisa ditasmik. “Jangan dibaca sendiri, tetapi bisa disimak orang lain. “Bisa ke teman, ustadz ustadzah, atau orangtua. Yang terpenting harus ada yang mengetes,” ungkapnya.
Maka, lanjutnya, harus ada ketenangan dalam membaca supaya hafalannya bisa baik. Hafalan yang bagus adalah dengan hati dan lisan. “Keduanya harus berbarengan. Itu kuncinya,” tegasnya. (*)
Penulis/Editor Ichwan Arif.