PWMU.CO – Teatrikal mahasiswa STIT Muhammadiyah Bojonegoro warnai aksi bela Palestina, Selasa (7/5/2024).
Tepat pukul 12.30 WIB, aksi bela Palestina kutuk Israel berlangsung di halaman kampus, Jalan Setyo Budi No 3 Bojonegoro. Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Muhammadiyah Bojonegoro mengikutinya. Bergabung juga dalam aksi ini siswa SMA Muhammadiyah 1 Bojonegoro dan SMP Muhammadiyah2 Bojonegoro.
Wakil Ketua III STIT Muhammadiyah Bojonegoro Ahmad Zainul Arifin dalam orasinya menyampaikan, “Melalui aksi ini, kita suarakan apa yang diamanatkan dalam Pembukaan UUD RI tahun 1945. Bahwa kemerdekaan ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Maka pada kesempatan kali ini kita serukan kebebasan Palestina dari berbagai cengkeraman dan penindasan Zionis Israel!”
Lebih lanjut, dia berharap, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membuka mata untuk melihat apa yang terjadi di Palestina. “Kita minta PBB membuka telinga untuk mendengar jerit tangis pilu anak-anak dan warga sipil tak bersalah meregang nyawa dan yang lain kehilangan keluarganya, yang ini semua diakibatkan oleh arogansi dan kebiadaban Israel,” ujarnya.
Dalam sambutannya, Ketua STIT Muhammadiyah Bojonegoro Dr Ibnu Habibi MPdI menyatakan, “Aksi ini merupakan wujud solidaritas kita sesama anak bangsa yang sama-sama berhak menikmati kebebasan.”
Pernyataannya lantas tergambar juga pada pertunjukan teatrikal yang mahasiswa suguhkan. Kemudian bersambut serempak lantunan lagu Atouna el Toufoule oleh seluruh peserta aksi kali ini.
“Teatrikal itu menggambarkan sekian lama sang aggressor Israel telah mencabik-cabik warga Palestina dengan begitu bengisnya, namun belum cukup untuk membuka mata dan telinga semua kalangan, sehingga muncul upaya-upaya menghentikannya,” ujar Ahmad Zainul Arifin kepada PWMU.CO.
Teatrikal sajian mahasiswa program studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) ini memang cukup menarik perhatian. Tidak hanya peserta aksi tapi juga pengguna jalan. Tak jarang mereka berhenti sekadar ingin tahu alur ceritanya atau sekadar mendokumentasikannya.
Dari kalangan dosen, M. Arif Susanto dan Aulia Singa Zanki turut memberikan orasi. Aulia menyampaikan, “Aksi ini merupakan bentuk kepedulian terhadap sesama, mengingat persoalan Palestina-Israel bukanlah semata-mata persoalan agama, apalagi sekedar batas wilayah, namun persoalan kemanusiaan, oleh karenanya kita mesti bergerak!”
Sementara dari perwakilan mahasiswa ialah Salwa Hunaina Azuma dan Abdul Azis. Aksi ini ditutup dengan doa oleh Ikhwanudin. (*)
Penulis Ahmad Zainul Arifin Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni