PWMU.CO – KH Muhlas Hamim, Ketua PDM Gresik Periode 2000-2005 berpulang, Kamis (9/5/2024).
Kabar meninggalnya Yai Muhlas–panggilan akrabnya di lingkungan PDM Gresik–langsung beredar di grup WhatsApp Unsur Pembantu Pimpinan (UPP) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik masa jabatan 2022-2027. Pada pukul 07.50 WIB, Ketua Badan Pengurus Lazismu Gresik Abdul Rozaq SPd MPdI mengirim kabar duka itu.
Selanjutnya, di grup WhatsApp itu pula Wakil Ketua bidang Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) serta Lembaga Pengembangan Cabang Ranting-Pembinaan Masjid (LPCR PM) KH Drs Muhammad In’am MPdI menginfokan, “Setelah jenazah Yai Muhlas dishalatkan bakda dhuhur di Ponorogo, jenazah akan dibawa dan dimakamkan di Dukun, Gresik.”
KH Muhlas Hamim adalah alumni Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo. Salah satu putrinya menikah dengan salah satu putra KH Imam Zarkasyi, pendiri Pondok Modern Gontor. Usai istri Kiai Muhlas, Maimunah, meninggal dunia, Kiai Muhlas sering tinggal di rumah anaknya, di Gontor Ponorogo. Almarhum mengembuskan napas terakhirnya di sana.
Dengan naik mobil ambulans Rumah Sakit Yasyfin Darussalam Gontor, jenazah Kiai Muhlas tiba di rumah duka sekitar pukul 15.30 WIB.
Rumah duka berlokasi di Desa Sembungan Kidul. Tepatnya di sekitar area Pondok Maskumambang Dukun, Gresik. Jenazah dishalatkan lagi di Masjid al-Ikhlas Gopaan, Sembungan Anyar, Dukun dengan imam KH Drs Muhammad In’am MPdI, mantan Ketua PDM Gresik.
Atas nama keluarga, In’am mengucapkan terima kasih kepada para pelayat yang hadir dan ikut menyhalatkan.
Pada pukul 17.15 WIB, tampak hadir di rumah duka Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah bidang Hubungan Antar Agama dan Peradaban Prof Dr Syafiq A. Mughni MA. Prof Syafiq hadir di tengah para pelayat yang memadati rumah duka.
Di mata Ketua Majelis PAUD Dasmen Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Gresik Musyrifah SAg, Muhlas sosok pejuang Muhammadiyah yang tangguh dan berkhidmat pada persyarikatan sampai akhir hayatnya. “Beliau sosok yang lembut saat berbicara dengan orang lain atau saat berdakwah,” tambahnya.
Tak hanya itu, ia juga memandang Muhlas sebagai sosok yang alim dan tawadhu. “Semoga kita semua bisa meneladani kepribadian beliau dalam berorganisasi dan berdakwah. Kita semua sangat kehilangan,” ujarnya. (*)
Penulis Kemas Saiful Rizal Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni