PWMU.CO – Lima pesan malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw diulas dalam pengajian silaturrahim Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Jiken Tulangan Sidoarjo.
Pengajian bertempat di rumah Didik Agung Cahyono Karangploso Desa Gelang, Ahad (5/5/2024).
Kajian rutin dua pekan dalam sebulan itu diselenggarakan secara bergiliran di rumah warga Muhammadiyah. Kali ini menghadirkan penceramah Saifuddin SPd, guru agama SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo
Saifuddin menjelaskan dalam satu hadits dikisahkan suatu ketika Rasulullah saw menerima lima pesan malaikat Jibril.
Pesan pertama, Wahai Muhammad, hiduplah sesukamu, maka sesungguhnya kamu nanti akan menjadi mayit.
Kemudian dia menerangkan, sesuai sabda Nabi, usia umatku hanya sampai 60 sampai 70 tahun.
Dalam surat al-Hajj ayat 47 menjelaskan perbandingan dunia dengan akhirat. Seribu tahun umur di dunia hanya satu hari di akhirat.
”Jika umur manusia 60-70 tahun bagi malaikat Izrail cuma satu setengah jam. Karena dimensi malaikat dengan manusia itu berbeda,” katanya.
Lantas dia bercerita tujuh pemuda ashabul kahfi yang merasa tidur hanya semalam dalam gua untuk berlindung dari penangkapan penguasa kafir. Ternyata saat bangun mereka tidur selama 309 tahun.
Menurut Saifuddin, kemungkinan besar tujuh pemuda ini dimasukkan ke dalam dimensi akhirat sehingga 309 tahun serasa hanya semalam.
Dia menegaskan, kematian tak bisa dihindari. Setiap jiwa pasti mati. Walaupun berlindung di balik tembok kokoh kalau saatnya ajal menjemput tak bisa menghalangi. Seperti disebut dalam surat an-Nisa ayat 78.
”Walaupun dijaga polisi dan tentara, hidup di dalam tembok kokoh istana tetap saja meninggal. Contoh Ratu Elizabet Ratu Inggris, waktunya mati ya mati,” ungkap Ustadz Udin.
Pesan kedua, senanglah kamu kepada siapa saja yang kamu senangi sesuka-sukamu tapi sesungguhnya nanti kamu akan berpisah dengannya.
”Kita harus menyadari sesuatu yang kita senangi itu pasti akan berpisah atau meninggalkan kita, boleh senang dan benci kepada sesuatu tapi jangan berlebihan cukup sekadarnya saja,” kata Ustadz Udin.
Dia mengutip al-Baqarah ayat 216 Allah swt berfirman: Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.
”Semestinya yang mutlak kita cintai itu adalah Allah dan Rasulullah. Manusia itu hanya sebagai wasilah. Ketika kita dapat rezeki dari manusia pada hakikatnya semuanya dari Allah swt,” ujar Ketua Korp Mubaligh Muda Muhammadiyah (KMMM) Sidoarjo itu.
Pesan ketiga lanjut Udin, beramalah sesukamu, maka sesungguhnya semua itu ada balasannya.
Dia menyitir surat al-Zalzalah ayat 7-8 : Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya. Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya.
Dijelaskan, karakteristik warga Muhammadiyah dalam berdakwah itu tidak boleh menjelekkan orang, tapi memberi pencerahan.
”Sekecil apapun kebaikan pasti ada dampaknya bagi masyarakat begitu juga kejelekan yang dilakukan, semuanya akan kembali kepada dirinya,” katanya.
Pesan keempat, ketahuilah sesungguhnya kemuliaan seorang mukmin adalah siapa saja yang sanggup melaksanakan shalat tahajud.
”Sebagaimana dijelaskan suart al-Isra ayat 79 : pada sebagian malam lakukanlah shalat tahajud sebagai ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji. ”Jika ingin hajat terkabul, maka shalat tahajjud solusinya,” tegasnya.
Kelima, merasa cukup dan hanya berharap kepada Allah swt.
Dia mengatakan, berharap kepada manusia bisa menimbulkan kecewa. Manusia itu sebagai wasilah atau perantara saja semuanya dari Allah swt.
”Cukup Allah kita jadikan sebagai penolong dan pelindung yang dijelaskan pada surat al-Fatihah ayat 5,” kata Ustadz Udin.
Penulis Zulkifli Editor Sugeng Purwanto