PWMU.CO – Kepergian KH Muhlas Hamim kehilangan bagi Muhammadiyah Jawa Timur. Demikian kata Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Dr Syafiq A Mughni.
Kepergiannya pada Kamis (9/5/2024) membawa duka dan kehilangan yang mendalam. Tidak hanya bagi keluarga besar dan warga Kecamatan Dukun dan juga warga persyarikatan Muhammadiyah di Kabupaten Gresik.
Hal ini terlihat dari banyaknya warga Muhammadiyah dari segala unsur lapisan dan pelosok Kabupaten Gresik yang datang takziyah. Banyak yang hadir dari jajaran Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik, Unsur Pembantu Pimpinan (UPP, Majelis/Lembaga), dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) sekabupaten Gresik. Tampak hadir Rektor Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) Nadhirotul Laily SPsi MPsi PhD Psikolog dan jajarannya.
Terlihat pula banyak tokoh-tokoh di luar Muhammadiyah yang hadir. Seperti dari NU, Salafi, dan Maskumambang ikut mengantar almarhum Kiai Muhlas ke peristirahatan terakhir. Mereka ikut mengantar jenazah almarhum dari rumah duka, menshalatkan di masjid hingga menuju ke pemakaman di Desa Sembung Anyar, Dukun, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Ahmad Mustakim, aktivis muda Muhammadiyah Gresik yang sering mendampingi dan mengantar almarhum saat berdakwah di Kota Gresik, mengungkap, “Yai Muhlas meninggal pada usia 91 tahun. Beliau lahir bulan April 1933.”
Jenazah Kiai Muhlas dishalati dua kali. Sebelumnya, bakda Dhuhur, dishalati di Gontor Ponorogo. Kedua, dishalati bakda Maghrib di Masjid al-Ikhlas Dusun Gopaan, Sembunganyar, Dukun, yang hanya berjarak beberapa meter dari rumah asal almarhum.
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Bidang Hubungan Antar Agama dan Peradaban Prof Dr Syafiq A Mughni memberi sambutan usai shalat jenazah bakda Maghrib. Ia menyatakan, “Kepergian almarhum KH Muhlas tidak hanya kehilangan bagi Muhammadiyah di Gresik, tetapi juga bagi Muhammadiyah di Jawa Timur, bahkan Muhammadiyah di Indonesia dan mancanegara.”
Prof Syafiq, bercerita, ia pertama kali mengenal Kiai Muhlas pada tahun 1974. Yakni saat mendengarnya Khutbah Jumat di Dukun. “Perjumpaan selanjutnya banyak terjadi pada acara-acara PWM Jawa Timur,” kenangnya.
Bagi Prof Syafiq, Kiai Muhlas tokoh yang sangat berjasa membangun Muhammadiyah tidak hanya di Kabupaten Gresik tetapi juga di Jawa Timur. Mewakili Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Syafiq menyampaikan duka yang mendalam atas kepergian Kiai Muhlas.
“Semoga kita bisa menjadikan beliau sebagai teladan,” tambahnya.
Terakhir, Prof Syafiq mengajak seluruh jamaah berdoa semoga almarhum Kiai Muhlas diampuni segala dosanya dan mendapat jalan lapang menuju surga.
Mengayomi Anak Buah
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Ir Tamhid Masyhudi yang hadir berpendapat, “Almarhum Kiai Muhlas adalah tokoh yang mengayomi terhadap anak buah dan anak-anak muda. Perhatian dan kasih sayangnya terhadap anak muda sangat besar.”
Di samping itu, lanjut Tamhid, Almarhum mudah menjalin silaturrahmi dengan berbagai kalangan sehingga banyak dikenal orang.
Adapun bagi Ketua PDM Gresik H Thoha Mahsun SAg MPdI MHES, Almarhum adalah guru dan orangtuanya. “Beliau
senantiasa memberi keteduhan dan perhatian kepada para santrinya. Beliau istikamah dalam kebaikan,” ungkapnya.
Tak hanya itu, di mata Thoha, sang kiai adalah ahli hadist yang senantiasa memberikan contoh amal ibadah sesuai dengan perilaku Nabi Muhammad SAW.
Ada hal yang menarik bagi salah satu staf PDM Gresik Mohammad Zamroni SHI SH yang bekerja di Gedung Dakwah Muhammadiyah (GDM) Gresik. “Semasa masih sehat, Yai Muhlas seringkali berkegiatan di kantor Muhammadiyah Gresik. Biasanya selepas mengisi Khutbah Jumat, Yai Muhlas mengajak sekitar 4-5 anak muda di GDM ke suatu tempat yang sering di sebut Yai Muhlas sebagai surga,” kenangnya.
Ternyata, lanjut Zamroni, surga yang dia maksud adalah Depot Firdaus, warung makan yang menyediakan Sop Buntut di daerah Sukomulyo Manyar Gresik. (*)
Penulis Kemas Saiful Rizal Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni